Chapter 44

522 97 47
                                        

Jeongyeon hanya menatap kosong presentasi OSIS yang sedang terjadi di depannya. Dia secara fisik ada di sana, tapi secara mental berada di tempat lain.

"Baik, Lia. Terima kasih untuk hari ini. Jadi, mengenai class meeting yang akan datang, mari kita bentuk komite baru untuk mengawasi acara tersebut. Han dan Ryujin, tolong mulai membentuk anggota panitia dan kirimkan laporannya padaku besok..." ucap Chaeyoung sebelum berdiri dari tempat duduknya.

Yang lainnya pun ikut berdiri dan mulai membereskan barang-barang mereka, berbeda dengan Jeongyeon yang lebih memilih untuk langsung meninggalkan ruang rapat dan pergi ke kelasnya.

"Aku duluan..."

"Jeongyeon!"

Chaeyoung terus memanggil namanya sementara yang di panggil tidak repot-repot untuk berbalik dan hanya mengangkat tangannya.

Tentu saja hal itu membuat Chaeyoung semakin bingung dan bertanya-tanya akan apa yang terjadi pada sahabatnya itu.

Sejak kembali dari rumahnya, Jeongyeon tiba-tiba menjadi sangat aneh dan terlihat berbeda dari biasanya.

Bahkan ketika rapat OSIS di mulai, Jeongyeon menjadi lebih sering melamun dan sepertinya sedang memikirkan banyak hal di dalam kepalanya.

"Huffttt..."

Jeongyeon duduk di kursinya dan menarik napas dalam-dalam. Tidak tahu kenapa, dia tiba-tiba kesulitan untuk bernapas.

"Haahhh..." dia lalu menutup matanya dan kembali menarik napas dalam-dalam.

"Tsk!"

Masih merasa tak tenang, Jeongyeon akhirnya berdiri lagi dan mondar-mandir ke kiri dan ke kanan di depan kelasnya.

Beruntung tidak ada siapa pun di sana saat ini karena sekolah telah usai sejak sejam yang lalu. Jika tidak, mungkin teman-temannya sudah memandanginya dengan tatapan aneh sekarang.

"Ah..."

Jeongyeon kemudian mengambil ponselnya dan menelpon Mina. Dia menyeka keringatnya sambil menunggu istrinya itu menjawab panggilannya.

"Ya, bocah ingusan?" Jeongyeon mendengar suara Mina melalui telepon.

Meski saat ini banyak sekali pikiran buruk tentang Mina berseliweran di dalam kepalanya, namun senyum kecil masih saja terbentuk di bibirnya ketika mendengar panggilan kesayangan dari isterinya itu.

"Aku merindukan seseorang...." Jeongyeon perlahan berjalan ke arah jendela kelasnya.

"Aku rasa aku tidak bisa fokus belajar hari ini..."

Meski Jeongyeon sangat ingin menanyakan tentang keberadaan benda mencurigakan yang di temukannya di dalam lemari Mina, tapi dia memilih untuk menahan diri dan menunggu waktu yang tepat untuk menanyakannya.

Dia berpikir ada baiknya untuk memastikannya sendiri lebih dulu sebelum bertanya pada Mina.

Tentu hal itu juga di lakukan di waktu yang tepat, dimana mereka sedang bertatap muka dan berada di tempat yang hanya ada mereka berdua di dalamnya.

"Eeewww....mau pulang sekarang?" ujar Mina pura-pura jijik padahal hatinya merasa sebaliknya.

"Ya, aku bisa saja pulang sekarang tapi...sayangnya tidak ada siapa pun di rumah saat ini. Istriku pasti sedang di kantor dan sibuk dengan pekerjaannya..."

"Tidak, tidak juga. Sebenarnya dia sudah menyelesaikan semua pekerjaannya hari ini dan sedang dalam perjalanan pulang ke rumah...sepertinya dia juga bebas hari ini..."

Jeongyeon mencengkeram jendela kaca kelasnya. Jika saja dia tak menemukan benda laknat itu, mungkin dia sudah tersenyum lebar dan terbang ke langit ke tujuh saat ini.

Young Man (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang