Chapter 2

819 113 54
                                        

Sebuah mobil BMW hitam terlihat sedang mencoba parkir di depan salah satu rumah pada pagi buta.

Setelah selesai memarkirkan mobilnya, perhatian Mina beralih pada sebuah kalung yang ia temukan di atas tempat tidur ketika bangun tadi.

Ia mengambil kalung itu lagi dan melihat inisial YJ yang tertulis di sana. Dia yakin bahwa kalung itu adalah milik pria yang tidur dengannya tadi malam.

"YJ?" gumam Mina.

Memori Mina tiba-tiba kembali berputar pada kejadian tadi malam. Mengingat kembali wajah tampan pria yang menjadi korban kesenangannya.

Tanpa mempedulikan apapun, Mina melempar kalung itu ke kursi belakang. Seakan tak peduli jika kalung itu akan rusak atau pun hilang.

Ia pun bergegas turun dari mobilnya, masuk rumah untuk mengistirahatkan mata dan tubuhnya yang sudah semalaman suntuk bekerja dengan pria asing itu.

Di tempat lain, seorang pemuda tengah sibuk memakai baju seragamnya di pagi buta. Meski dia sangat lelah dan mengantuk, dia harus tetap pergi ke sekolahnya hari ini.

Kantung mata yang besar dengan lingkaran hitam di sekelilingnya merupakan penampakan yang tidak biasa Jeongyeon punya sebelumnya. Namun hal tersebut masih tak mampu melunturkan ketampanannya.

Dia mengambil hoodienya, sengaja memakainya untuk menutupi lehernya yang di penuhi oleh tanda kemerahan.

"Habislah aku...." gerutunya sebelum keluar dari kamarnya.

Jeongyeon menuruni anak tangga di rumahnya satu per satu dengan langkahnya yang pelan dan hati-hati. Efek kegiatannya tadi malam, ternyata masih sangat mempengaruhi tubuhnya.

Kakinya bahkan terasa masih lemas dan adiknya yang berada di balik celana dalamnya, terasa sakit karena ulah sang wanita yang begitu beringas padanya.

"Arghhh...sial!"

Jeongyeon menghentikan langkahnya sebelum kembali melangkahkan kakinya menuruni tangga rumahnya.

"Oh tuhan...mimpi apa aku sampai aku di perkosa oleh binatang buas betina tadi malam..." batin Jeongyeon mengasihi dirinya yang sudah tidak suci lagi.

"Apakah itu kau, Jeong?"

Langkah Jeongyeon terhenti kala sang kakak tiba-tiba muncul dari kamarnya. Jeongyeon menutup matanya dan perlahan berbalik untuk melihat Nayeon.

"N-ne, nuna..."

Jeongyeon terus mengucapkan doa dalam hatinya dan mulai menduga-duga apa yang terjadi selanjutnya.

"Idiot! Dari mana saja kau hah? Tak tahukah kau betapa panik dan khawatirnya aku tadi malam?!!!" bentakan keras disertai pukulan di kepala pun langsung di terima oleh Jeongyeon.

"Awww...sakit nuna..." keluh Jeongyeon sambil mengusap kepalanya yang ngilu karena perbuatan kakaknya.

"Untung saja eomma dan appa sudah tidur tadi malam. Jika tidak, aku bisa di bunuh oleh mereka..." kali ini omelan di sertai jeweran di telinga kirinya yang berhasil di dapatkan oleh Jeongyeon.

"Argghh...n-nuna maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf. Ku mohon lepaskan telingaku....." ringis Jeongyeon.

Nayeon mendengus kesal sebelum melepaskan telinga Jeongyeon setelah puas menyiksanya hingga wajah adiknya berubah menjadi kemerahan.

"Nuna kejam sekali padaku...bagaimana jika telingaku putus hah?!" gumam Jeongyeon pelan sambil mengusap-usap telinganya yang terasa panas.

"Kau pantas mendapatkannya! Dan ke mana saja kau tadi malam hah? Kenapa kau menghilang begitu saja? Aku sudah menghubungimu beribu-ribu kali, tapi kau tak pernah mengangkatnya!!!"

Young Man (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang