Chapter 11

387 103 30
                                    

"Jadi, ini benar-benar terjadi?!" Sana berteriak frustasi.

Siapa sangka pertemuan mendadak yang di adakan Nayeon akan memberikan kejutan yang luar biasa kepada dirinya.

"Sana..." Momo bergumam, mencoba menenangkan sahabatnya yang luar biasa terlihat syok setelah mendengar cerita Nayeon.

Ya meski dirinya juga merasakan hal yang tak jauh berbeda dengan apa yang dirasakan Sana, tapi setidaknya dia masih bisa memahami apa yang sedang terjadi.

Siapa yang menyangka jika pria yang pernah di sebutkan oleh Mina di pertemuan mereka waktu itu benar-benar adiknya Nayeon.

Oh, sungguh malang sekali nasib Yoo Jeongyeon itu. Dosa apa yang telah dia perbuat hingga mendapatkan wanita seperti Mina?

Itulah yang ada di dalam kepala Momo saat ini.

Meski wajahnya terlihat datar dan begitu tenang, tapi di dalam dirinya dia sangat mengkhawatirkan Nayeon serta Jeongyeon.

Ah, tapi sepertinya Momo benar-benar hebat dalam menyembunyikan perasaannya. Tidak seperti Sana yang sudah kalang kabut karena tak rela pemuda incarannya telah di embat oleh sahabatnya sendiri.

"Aku tidak bisa percaya semua ini...." Sana berjalan mondar-mandir sambil memegangi kepalanya.

"Tenang, Sana....." ujar Jihyo yang baru pulih dari ketidakpercayaannya.

"Aku sudah tenang, tapi aku masih tidak dapat mempercayai semua ini!" gerutu Sana.

Jihyo hanya bisa menghela napas, matanya lalu tertuju pada Nayeon yang terlihat tidak kalah frustasinya dari Sana.

Oh ayolah, kakak mana yang tidak terpukul ketika mengetahui adik tercintanya akan menikah dengan salah seorang temannya yang terkenal playgirl dan bukan wanita baik-baik.

"Nay, apa Mina ben..." Jihyo menutup mulutnya ketika mata yang melotot itu mengarah padanya.

Oh sial!

Sepertinya Jihyo benar-benar salah memilih topik.

"Jangan, jangan menyebut nama itu di depanku..."

Hanya dengan mendengar namanya saja sudah membuat Nayeon mendesis marah, bahkan dia tak memberikan Jihyo kesempatan untuk membuka mulutnya.

"Akhhh, rasanya aku sangat ingin membunuhnya..." Nayeon mengepalkan tangannya dan memukul meja yang ada di depannya.

BRAKKK

Sontak suara keras itu membuat ketiga wanita itu tersentak dari tempat mereka masing-masing.

"Nay, tenanglah. Kau harus berhati-hati dengan sikapmu. Itu hanya akan merugikanmu saja..." Momo memohon dan berbicara selembut mungkin, mengingat betapa brutalnya Nayeon ketika dia sedang marah.

"AKU TIDAK PEDULI! JEONGYEON ITU ADIKKU!" Nayeon akhirnya berteriak dan bangkit dari sofa.

"Nah, bukankah reaksimu itu agak terlambat?" Sana yang tadinya sibuk meratap, akhirnya ikut bicara.

"Kenapa kau tidak langsung membunuhnya ketika kau mendatangi kantornya?"

Bukannya mencoba menenangkan Nayeon seperti yang dilakukan Momo dan Jihyo, Sana malah menuangkan bensin ke dalam api yang sedang berkobar.

"Sana!" Jihyo dan Momo memperingati dengan tatapan mengancam.

"Apa?" Sana mengangkat alisnya, bersikap seolah-olah tak bersalah sementara Nayeon menatap mereka dengan ekspresi keras.

"Sana, benar. Seharusnya aku membunuh Mina saat itu juga..." Momo seketika panik ketika melihat Nayeon bergegas untuk mengambil kunci mobilnya.

"Karena itu...aku akan memberi Mina pelajaran!" ucapnya dengan penuh tekad sehingga embuat Momo dan Jihyo panik setengah mati.

Young Man (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang