Mina tidak tahu harus berkata apa setelah mendengar jawaban Jeongyeon. Apakah dia harus marah atau membiarkannya begitu saja? Atau mungkin dua-duanya sekaligus?
Dulu ketika dia masih kecil, ayahnya pernah mengajari bahwa setiap hal yang terjadi pasti memiliki segi positif dan negatif di saat yang sama, tinggal bagaimana cara kita menyikapinya.
Lalu kali ini, bagaimana dia harus menyikapinya?
Mina melirik ke arah Jeongyeon yang masih duduk terdiam disebelahnya. Rupanya bukan dia satu-satunya di antara mereka yang kehilangan kata-kata dan tidak tahu harus berbuat apa.
Sebenarnya Mina masih terkejut dengan apa yang baru saja Jeongyeon katakan padanya. Di saat dia memintanya menceritakan apa yang tengah dia sembunyikan darinya, dia tidak membayangkan kalau ITU adalah sesuatu yang seperti ini.
"Jadi..." Mina menelan ludah.
"Kau di hukum karena ketahuan pergi ke klub malam?" Jeongyeon mengangguk, tapi juga menggelengkan kepalanya.
"Tapi aku pergi ke sana bukan karena keinginanku sendiri...."
Jeongyeon mencoba untuk tertawa, tapi ketika melihat mata dingin Mina mengarah padanya, tawanya langsung lenyap.
"Aku hanya mencoba membantu temanku yang sedang dalam masalah..." Mina mengerutkan dahinya.
"Ok, aku mengerti. Tapi apa yang terjadi pada temanmu itu? Aku ingin penjelasanmu..." mata coklat Jeongyeon lagi-lagi menolak menatap mata Mina.
"Yoo Jeongyeon..."
Mina mulai frustasi karena sejak tadi Jeongyeon belum bercerita dengan jelas dan dia perlu tahu kelengkapan ceritanya.
Kalau Jeongyeon diskors dari sekolah karena suatu hal, tandanya kabar buruk ini juga akan sampai ke telinga mertuanya. Dan sebagai istri Jeongyeon, dia pasti akan ikut terkena imbasnya.
Jeongyeon menarik napas dalam-dalam, sesaat dia terlihat ragu-ragu tapi kemudian membuka mulutnya untuk bercerita.
"Sebenarnya kejadian ini terjadi kemarin malam....aku...aku berbohong padamu saat mengatakan pergi membeli sesuatu..."
"Apa?"
Mina tiba-tiba berdiri dari duduknya, menatap Jeongyeon yang masih duduk di sofa dengan tatapan tidak percaya.
Apa dia tidak salah dengar?
Jeongyeon berbohong padanya?
Dia tak menyangka kalau Jeongyeon akan melakukan hal itu, karena dia tak pernah melihat suaminya itu sebagai pria yang suka berbohong.
Meski baru mengenalnya, Mina tahu kalau selama ini Jeongyeon selalu jujur padanya. Keyakinannya itu semakin di perkuat oleh argumen Jihyo dan Nayeon yang selalu mengatakan kalau Jeongyeon itu pria yang jujur dan baik hati.
"Hei, apa kau mendengarku?" Mina mengerjapkan matanya dan tersadar kalau Jeongyeon rupanya sedang mencoba berbicara dengannya.
"Kau tidak apa-apa, kan?" Jeongyeon menatap Mina dengan cemas ketika melihat reaksinya yang seakan-akan syok setelah mendengar ceritanya.
Mina menggeleng dengan sebelah tangan memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa pusing. Dia duduk lagi, namun kali ini bergeser sedikit lebih jauh dari suaminya.
"Aku tidak percaya ini..." gumam Mina lemah.
"Bocah sepertimu ternyata masih bisa menipuku..."
"Maaf, tapi aku punya alasan melakukan hal itu. Tolong dengarkan aku dulu..." Mina hanya mengibaskan tangannya, mempersilahkan Jeongyeon untuk melanjutkan.