"Hufftt..."
Untuk kesekian kalinya, Jeongyeon kembali menghela napas setelah menelan makanannya.
Selama makan siang dia hanya diam sambil sibuk menyantap hidangannya, tanpa memperhatikan Dahyun yang setia menanyainya sejak tadi.
Temannya itu terus bertanya tentang siapa wanita yang mengantarnya tadi pagi dan mendesaknya agar mengenalkan dirinya dengan wanita itu.
"Sudah dari tadi kan ku bilang kalau dia bukan pacarku!" kesal Jeongyeon sambil meletakkan sumpitnya ke atas meja, sepertinya kesabaran dan ketenangannya benar-benar sudah habis.
"Ckckck, kalau nuna itu memang pacarmu juga tidak apa-apa. Jangan malu padaku. Aku bukan orang yang suka menghakimi hubungan beda usia. Tak masalah jika dia lebih tua atau pun lebih muda darimu, aku pasti akan selalu mendukungmu hahaha..."
Jeongyeon diam, entah mengapa ada rasa lega dan juga senang ketika Dahyun mengatakan hal itu.
Setidaknya Dahyun tidak akan marah jika suatu saat nanti dia mengetahui tentang pernikahannya dengan Mina.
Ya, semoga saja.
"Berhenti bicara omong kosong dan makan makananmu!" ucap Jeongyeon datar.
Dahyun yang sadar jika Jeongyeon tak terlalu suka di desak seperti itu pun mulai diam dan tak berani membahas hal itu lagi.
Dia sangat paham jika sahabatnya itu mulai marah, dia memang seorang pria tapi dia jauh lebih sensitif dibandingkan kebanyakan wanita.
"Iya, iya maaf. Libur besok aku main ke rumahmu, ya? Kita main game bersama, sekalian nanti aku ajak Chaeyoung dan Tzuyu juga. Sudah lama kita tidak berkumpul bersama..."
"Iy....t-tidak bisa. Aku sibuk..."
Hampir saja Jeongyeon mengatakan YA pada ajakan Dahyun, beruntung dia masih berada dalam kendali akal sehatnya.
Bisa gawat jika Dahyun dan Tzuyu datang ke rumahnya. Dia kan tidak tinggal di rumah keluarganya lagi, belum lagi nanti mulut ember Nayeon yang bisa saja keceplosan dan memberitahu kedua temannya tentang pernikahannya.
"Yah! Berhenti berbohong padaku. Aku tahu kau tidak punya kegiatan apapun selain tidur di kamarmu. Jangan kebanyakan menghabiskan waktu sendirian, itu hanya membuatmu terlihat menyedihkan. Sebaiknya kita menghabiskan waktu di luar saja, kita bisa berkeliling kota seharian dan nanti kalian bertiga bisa menginap di rumahku..." Jeongyeon diam sejenak, menimbang-nimbang ide Dahyun yang terdengar tidak buruk itu.
"Hmmm...aku belum bisa berjanji, tapi aku akan memikirkannya..." rahang Dahyun jatuh mendengar jawaban Jeongyeon yang tidak pasti.
"Tsk...kau ini! Tinggal bilang YA saja apa susahnya sih?" Dahyun nampak kesal sementara Jeongyeon menatap jauh ke depan, tidak memperdulikannya.
.
.
.
.
.
Setelah bel berbunyi, Jeongyeon segera beranjak dari kursinya dan berencana pergi ke rumah orang tuanya.Dia sibuk dengan list lagu di ponselnya saat Dahyun berjalan di sampingnya, kembali mengintrogasi tentang siapa wanita yang dia lihat bersamanya tadi pagi.
"Kau serius wanita itu bukan pacarmu?"
Jeongyeon pura-pura tak mendengarnya dan terus berjalan secepat yang dia bisa sampai dia mendengar suara itu.
"Jeongyeon!"
"Mau ke mana?" tanya Sana saat menghampiri Jeongyeon dan Dahyun.
"Apa yang nuna lakukan di sini?" Jeongyeon berkata sedikit ketus karena kehadiran Sana benar-benar berhasil menarik perhatian siswa-siswi di sana.
