PART 3

3.4K 464 31
                                    

Setelah Nara dan Bara berhasil membuat Zyco beserta anak buahnya babak belur, kini Nara berhasil merebut Raya dari tangan para penjahat dihadapannya yang terkulai lemas.

Nara menggandeng Raya sampai kemotornya, Raya duduk dijok belakang, tangannya masih gemetar karena kejadian tadi, untung saja kakaknya tidak telat datang untuk menolongnya.

"Kakak, leher kakak luka"ujar Raya saat melihat rambut yang menempel dicairan berwarna merah yang sudah mulai kering, Barra yang mendengarnya langsung menoleh dengan tatapan datar, Barra yang sudah menaiki motornya kini kembali turun menghampiri Nara untuk mengecek luka yang Raya bilang.

"Stupid, Lo narik rambut gue yang kena luka" ujar Nara menatap tajam Barra, Barra tidak peduli dengan ucapan Nara, ia mengambil handponenya, terdengar nada berdering yang masuk dari telinga ketiganya, ntah Barra akan menghubungi siapa.

"Markas Zyco sekarang berdua,motor satu" ujar Barra, setelah selesai ia langsung mematikan sambungannya.

Raya turun dari motor Nara "Kak, obatin dulu luka kakak ya, nanti kalau kenapa napa dijalan gimana?" Ujar Raya khawatir melihat luka Nara yang cukup parah, mungkin Nara tidak sengaja terkena pintu saat Zyco dan anak buahnya menyerang dirinya.

"Ga usah Alay" ujar Nara, bukan Nara jika berbicara tanpa mimik datar, Nara tidak suka jika dirinya terlihat lemah oleh orang sekitar, ia akan tetap melakukan apapun selagi dirinya masih baik-baik saja.

"Tapi luka kakak parah" ujar Raya

"Lo mau pulang atau gue tinggal? " ujar Nara, Nara menginjak gigi motornya, ia akan melepas kopling ditangannya pelan pelan untuk meninggalkan tempat itu.

Barra menghalangi Nara dengan berdiri di hadapan motor milik gadis itu sebelum Nara benar benar menjalankan motornya "Keras kepala" ujar Barra.

"Minggir"

Brum.. Brum..
Terdengar deru motor dari arah samping, ternyata itu Veral dengan Daren dibelakangnya,Barra lah yang memanggil kedua Pria lincah itu untuk kesini.

"Kenapa bar?" Tanya Veral saat sudah turun dari motor.

"Lo bawa motor Nara bonceng Raya"ujar Barra membuat Nara bingung

"maksud lo apa?"ujar Raya

Barra mengambil kunci dari motor Nara agar motor tersebut mati, Barra menarik tangan Nara untuk turun dari motor berukuran besar itu "sama gue"

"Nggak" ujar Nara menepis tangan Barra, seperti biasa, pastinya tanpa ekspresi lainnya selain ekspresi datar.

Barra memaksa Nara untuk turun dari motor merah itu, Narapun terpaksa mengikuti kemauan Barra, dari pada ia jatuh dari motor karena kekeuh berusaha melawan tarikan Barra yang semakin ia menolak semakin Barra mencengkram kuat.

"Nih kuncinya" ujar Barra memberikan kunci motor milik Nara kepada Veral

Veral membonceng Raya menggunakan motor Nara, sementara Daren hanya sendiri membawa motor milik Veral.

"Kalian anterin Raya sampai kerumah, gue ada urusan bentar" ujar Barra kepada Veral dan Daren

Barra menancapkan gasnya, ia melaju cepat meninggalkan hutan belantara tersebut sebelum sang penghuni markas bangkit dari pingsannya.

"Bukan jalan rumah gue" ujar Nara

"Pegangan" ujar Barra, Nara tak menjawab sama sekali, justru ia menyilangkan kedua tangannya dibawah dada.

"Nara"

"Lo banyak bacot" ujar Nara marah, Barrapun tak ingin ambil pusing, ia sengaja menarik gasnya secara tiba tiba sehingga Nara reflek memeluk pinggang pria dihadapannya.

Is He Mine? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang