PART 2

3.8K 438 10
                                    

Karena Barra yang tiba tiba mengajak Nara untuk memperbaiki motornya, alhasil mereka berdua membolos sampai jam sekolah selesai, kini mereka berdiri didepan gerbang dengan motor yang diparkirkan disebelah mereka.

Tidak ada pembicaraan sama sekali, masing masing hanya menyilangkan tangannya dan menatap gerbang tinggi yang sudah terkunci rapat.

"Tas gue" ujar Nara, dia memang tidak suka berbaur dengan teman kelasnya, maka dari itu, jika dia tengah keluar atau kegiatan yg mendadak sampai jam pulang sekolah dan gerbang dikunci, tasnya masih berada didalam sekolah, untungnya penjaga sekolah tidak membiarkan tas yg tertinggal terkunci didalam kelas, penjaga itu mengeluarkan tasnya dan meletakkan dikursi depan kelas.

Nara menatap tasnya yang tergeletak mengenaskan, bahkan beberapa bukunya jatuh dilantai.

Nara meneliti sisi gerbang satu persatu, ia akan menaiki gerbang yang menjulang tinggi itu untuk mengambil tasnya yang tertinggal didalam.

"Turun" ujar Barra saat melihat Nara yang mulai menjalankan aksinya, Nara tidak memperdulikan teriakan dari Barra,justru dia semakin tinggi dan sudah hampir diujung gerbang

"Lo cari mati? Lo cewek"

"Gue bukan cewek pada umumnya yang sok sokan manja,alay"ujar Nara, Nara loncat kebawah, dan yap_dia berhasil.

Barra mengikuti aksi Nara seperti tadi, menaiki gerbang dengan sangat cepat, ntah tujuannya apa, yang jelas Calvin bilang jika tas miliknya sudah dibawa pulang.

Nara merapihkan bukunya yang terjatuh dilantai dan langsung menggendong tasnya, ia tak memperdulikan Barra yang berdiri disampingnya, ia kembali menaiki gerbang dan langsung menjalankan motornya melesat pergi.

"Nara" teriak Barra memanggil Nara, namun Nara tidak mendengarnya karena deru motor yang masuk pendengarannya.

Barra membolak balikkan dompet Nara yang Digenggamnya, dompet berwarna hitam dengan paduan warna navy.

Dengan lancang Barra membuka dompet milik Nara dan melihat lihat isinya, terdapat Lima lembaran uang berwarna pink dan enam lembaran berwarna biru, sisanya hanya uang dua ribuan dan lima ribuan, didalamnya juga terdapat satu foto Laki laki yang Barra tidak tau itu siapa, yang jelas, dibelakang foto itu ada tulisan 'Tantum memorias simul sunt', Barra bingung untuk mengartikannya, ia merogoh saku celana untuk mengambil handphone dan menerjemahkan lewat google translate.

"Hanya ada kenangan bersama" gumam Barra saat membaca artinya lewat handphone, kalimat itu diterjemahkan dari bahasa Latin.

Barra memasukkan kembali foto tersebut kedalam dompet Nara, ia mengenakan helmnya lalu langsung menaiki motor dan melesat pergi meninggalkan kawasan sekolah.

***

Suara motor memenuhi garasi rumah Nara, ia berjalan memasuki rumah lewat pintu samping, terdapat Gabriel dan Kiara diruang TV tengah mengobrol berdua.

"Dad, mom" ujar Nara, tak lupa ia mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

"Adek kamu mana?" Tanya Gabriel

"Loh? Bukannya udah pulang dari tadi?"

"Belum Nara, daddy kira Raya sama kamu" ujar Gabriel. Mata Nara menatap tajam saat ia mengingat sesuatu

Tanpa berpamitan, Nara langsung pergi dan kembali menggunakan motornya, Barra yang baru sampai didepan rumah Nara pun kaget saat melihat Nara yang mengendarai motor dengan buru buru.

Barra memutar balik dan mengikuti Nara, Nara melewati jalanan sepi, Barra mengenal jalan itu.

Barra mengeratkan setirnya, ia menyamakan posisinya dengan Nara "Nara bahaya" teriak Barra yang tidak digubris oleh Nara, Nara melirik Barra acuh

Is He Mine? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang