PART 22

3.2K 370 58
                                    

"Lo belum pulang kerumah?" Tanya Nara kepada Jovanka, Jovanka menggeleng lemah.

"Ngapain? Ngga ada siapa siapa"

"Nyokap bokap"

"Nyokap gue sakit, bokat gue lebih sakit" ujar Jovanka, tatapan matanya kosong kedepan namun dia menunjukkan deretas giginya.

"Mending lo pulang dulu deh, kasian nyokap lo ngga ada yang ngerawat" ujar Nara menasehati, sebenarnya ia tau jika Gareta sudah sembuh dari sakitnya, namun mengingat pembicaraan Barra kemarin yang berniat untuk memberikan kejutan kepada Jovanka dengan kesembuhan Gareta membuat Nara ingin berusaha agar Jovanka bisa diajak pulang atau bahkan menginginkan untuk pulang.

"Adik gue ada" ujar Jovanka.

"Calvin kaya gitu lo yakin dia bisa ngurusin nyokap lo?"

"Yakin si,cuma 5%" ujar Jovanka membuat Nara merotasikan bola matanya.

"Kak" panggil Barra yang baru saja keluar dari kamarnya dengan menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan.

"Kenapa?"

"Anter gue pulang"

"Nggak, gue lagi males pulang"

"Gue ada hadiah buat lo, kan lo ulang tahun" ujar Barra.

"Kenapa ngga dibawa kesini aja?"

"Ngga bisa, kadonya berharga banget"

"Kalung?" Ujar Jovanka menebak.

"Bukan"

"Terus?"

"Ya anterin gue makannya, nanti gue kasih"

"Awas aja ya kalau bohong"

"Iya kakk, jadi gimana? Mau?"

"Yudah ayok"

"Nara, lo ikut ya" ujar Barra, Nara hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kemana?" Tanya Zalen yang sempat mendengar obrolan mereka bertiga.

"Pulang, kalian bertiga juga ikut ya"

"Tumben diajak"ujar Jovanka.

"Sekali kali" ujar Barra.

"Bentar, gue panggil Deran sama Veral" ujar Zalen

"Jangan pake lama"

"Iya"

***

Barra, Jovanka, Nara, Veral, Zalen dan juga Daren sudah berada didepan rumah orang tua Barra.

Mereka akan memberikan kejutan dihari ulang tahun Jovanka,kejutan yang tidak akan bisa dibeli dengan uang sebesar apapun.

Sebelumnya, Barra juga sudah menghubungi Calvin lewat chat Whatsapp jika dia dan yang lainnya akan segera tiba, Calvin, Rendra dan Garetapun menyiapkan semuanya dengan matang.

"Ada apa nih rame rame?" Tanya Calvin berpura pura tidak tau apa apa.

"Nih, kakak lo, ngrepotin orang aja, mana bawa pasukan lagi" ujar Jovanka.

"Adek lo juga ya" ujar Calvin.

Calvin menutup pintu depannya karena ternyata didalam belum disiapkan meja untuk meletakkan kue ulang tahun Jovanka.

"Terpaksa" ujar Jovanka.

Alis Calvin melengkung saat melihat perban di kaki Barra, "Bang, kaki lo kenapa?pake tongkat segala jalannya"

"Biasa"

"Deuh, ngga bisa diem si jadi orang"

"Lagian lo laki tapi cemen, ngga bisa diandelin buat bantu abangnya" ujar Barra

Is He Mine? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang