PART 38

2.5K 350 22
                                    

Barra pulang ke rumah orang tuanya, ia akan mengobrol dengan Calvin mengenai masalah ini.
Bukan masalah, lebih tepatnya tentang perasaan dia kepada Nara.

"Mah, pah" Barra menghampiri kedua orang tuanya yang tengah bengobrol berdua dikursi depan "papah tumben ngga ke kantor"ujar Barra

"Ngga Bar, hari ini papah capek banget, jadi sengaja ngga kekantor"

Barra duduk disamping Gareta "Oh iya pah, tadi pagi anak dari karyawan papah yang dipenjara mukul Barra, nih liat" Barra menunjukkan lebam dibagian rahang dan juga sudut bibir.

"Kok bisa? Kan itu salah orang tua dia, kenapa malah balesnya ke kamu"

"Ngga tau, kita harus hati hati pah, dia punya rencana soalnya"

"Rencana apa?"

"Ntah"

"Kamu harus hati hati pah" ujar Gareta.

"Papah bakalan lebih hati hati, tenang aja"

"Kalu gitu Barra keatas dulu ya"

"Kalau mau makan udah mamah siapin  Bar"

"Barra udah makan kok mah"

"Syukurlah"

***

Barra membersihkan badannya sebelum menemui Calvin.

Dan kini, Barra sudah terlihat lebih segar dari sebelumnya, Barra memanggil Calvin melalui handphone agar menemui dirinya di balkon kamarnya.

Lima menit kemudian, Calvin datang dengan dua gelas berisikan air berwarna hijau, Barra tebak itu adalah jus Alpukat kesukaan dirinya dan Calvin.

"Nih bang, gue baik" ujar Calvin memberikan gelas tersebut.

Barra meminum jus pemberian Calvin dengan sekali minum, setelah habis, ia menaruh gelas bersisa es batu itu diatas meja sampingnya.

"Buset, cepet amat bang"

"Haus gue"

"Kasian" ujar Calvin "jadi apa? Tumben lo manggil gue kesini"

"Vin, gue ngga mau urusan sama lo ataupun nyari masalah, gue bicara seperti ini dengan kepala dingin gue, walaupun ada sedikit rasa emosi, tapi gue sebisa mungkin buat ngga ngelupain semuanya"

"Kenapa? Kok ngomong gitu?jadi takut" ujar Calvin sambil bercanda untuk menutupi kegugupannya.

"Sebenernya lo rela belum gue jadian sama Nara? " tanya Barra, Calvin yang dari tadi tersenyum seketika senyum itu langsung memudar.

"Rela ngga rela, Nara tetep bakalan pilih lo bang, jujur, sebenernya belum rela si, apalagi orang yang gue suka pacarannya sama abang gue sendiri, but, kalau itu yang bikin Nara bahagia, terutama yang buat lo bahagia, gue relain Nara dari sekarang" ujar Calvin dengan lapang dada.

"Lo ngga keberatan kan? Kalau keberatan ngomong vin"

"Ngga bang, tenang aja, gue otw nyari cewek kalau gitu, biar gue bisa lupain perasaan gue sama Nara"

"Jangan jadiin cewek itu pelampiasan atas apa yang lo rasain vin"

"Iya bang"

"Thanks, kalau gitu lo boleh pergi"

"Aelah, cuma itu doang? Ngga ada keniatan buat traktir gue gitu? Atau apa kek"

"Nggak"

"Udah lama loh ngga nraktir gue"

"Gue males keluar, lo mau apa si?"

"Kalau lo males keluar, gue minta uang aja deh"

"Berapa?"

Is He Mine? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang