PART 29

2.5K 358 50
                                    

Kebahagiaan terpancar dari wajah Gareta, ntah kenapa, hati dia sangat hangat saat Barra mengatakan jika dia sudah berpacaran dengan Nara.

"Tante seneng kamu bisa sama Barra, tante harap, kamu bisa jadi bagian keluarga ini nantinya Nara" ujar Gareta penuh dengan harapannya.

Nara menjadi tidak tega jika nanti ia menyelesaikan hubungannya dengan Barra.

Sejujurnya, Nara menyukai sosok pria itu, pria dengan ketampanannya, dengan sifat dinginnya namun peduli terhadap sesama, hanya saja, kadang sifat Barra membuat dirinya marah, sering kali Barra membuat dirinya berkeniatan untuk menjauhi sosok dirinya.

"Do'ain yang terbaik aja ya tante" hanya itu yang bisa Nara ucapkan untuk membalas perkataan Gareta.

Gareta mengelus puncak kepala Nara "kamu itu cantik, pasti banyak yang suka ya" ujar Gareta.

"Ngga ko tante"

"Ngga mungkin orang secantik kamu ngga ada yang suka" ujar Gareta, Nara hanya membalasnya dengan senyuman.

"Tante, Nara pulang dulu ya, udah sore" ujar Nara berpamitan kepada Gareta.

"Iya Nara, salam ya buat ibu kamu"

"Iya tante, kalau gitu Nara pamit, Assalamu'alaikum" ujar Nara.

***

"Barra mana?" Tanya Nara kepada Calvin.

"Tuh" Calvin menunjukkan Barra dengan dagunya.

Nara menoleh sedikit, terlihat Barra yang tengah terlentang diatas Sofa.Nara mendekati Barra.

"Barra, anter gue" ujar Nara menggoyangkan tubuh Barra supaya terbangun.

"Bar" panggil Nara lagi saat Barra tak kunjung bangun.

"Baru tidur dia, ngga mungkin langsung nyenyak gitu" ujar Calvin tanpa melihat Nara.

Nara tersenyum licik "kalau gitu, lo aja yang ngater gue pulang" ujar Nara kepada Calvin.

"Lo gue anter" ujar Barra langsung duduk.

"Pura pura tidur" ujar Nara jeleh.

***

"Mana kunci motor gue?" Tanya Nara saat sudah sampai didepan rumahnya.

"Ketinggalan" ujar Barra dengan enteng.

Nara memukul pelan lengan Barra "sengaja banget"

"Lo si buru buru"

"Ck, ngeselin" ujar Nara, Nara langsung menghentakkan kakinya meninggalkan Barra.

"Besok gue jemput" ujar Barra sedikit keras agar Nara mendengarnya.

***

"Assalamu'alaikum" ujar Nara masuk kerumahnya.

"Kok tumben motor kamu ngga dibawa" ujar Kiara menanyakan kebingungannya tadi pagi.

Saat Kiara menyapu halaman, ia tidak sengaja melihat motor Nara yang masih terparkir didalam garasi, Nara tidak pernah meninggalkan motornya hanya untuk sekolah, kecuali motor dia tengah bermasalah.

"Nggak" ujar Nara singkat.

"Cemberut gitu, kenapa?" Tanya Gabriel.

Nara duduk ditengah tengah antara Gabriel dan Kiara "Ngga papa" ujar Nara lagi.

"Kuncinya disita mom" ujar Raya ikut menimpali.

"Disita? Sama siapa?" Tanya Gabriel.

"Ka Barra, katanya si biar kakak bisa berangkat sama dia"

Is He Mine? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang