PART 47

2.4K 306 14
                                    

Barra, Nara, Jovanka, Zalen dan Daren, mereka ber lima tengah asik mengobrol sambil makan-makan di angkringan samping jalan.

"Barra, lo yang bayarin kan?"

"Nggak"

"Bar, gue kan belom gajian, ngga punya uang,"

"Gajian apanya anjir, kerja motongin kuku gue lima hari sekali aja minta gajian"

"Kan gue udah ngebabu dirumah lo, demi kenyamanan bersama, hidup dan matiku sepenuhnya mendapatkan tempat, jadi gue rela ngebabu bantuin mba Vivi demi tempat tinggal ku, karena ayahanda dan ibunda sudah lebih dulu ke rahmatullah ninggalin gue" ujar Zalen dengan gaya Alaynya.

"Lo curhat sedih apa ngelawak si?gue bingung nanggepinnya"

"Dua duanya bar, makannya lo yang baek baek sama gue, Daren dan Veral, biar rezeki lo lancar mampus kaya cintanya lo ke Nara" ujar Zalen.

"Gue yang bayarin"ujar Jovanka.

"Kakak kita bersama emang baik banget" ujar Zalen.

"Gue capek liat lo nyerocos mulu mulutnya"

"Sekali doang"

"Hmmm, terserah dah"

"Pacar lo ngga di suruh ke sini?"tanya Nara kepada Jovanka.

"Nggak, gue bukan kaya lo yang harus nempel tiap hari" ujar Jovanka sambil melirik tajam ke arah Barra.

"Bilang aja iriii, susah banget buat jujur"ujar Barra.

"Nggak yaa, ngga ada iri irian"

"Deuh, bohong dosa tau kak,"ujar Barra.

"Siapa juga yang bohong" ujar Jovanka.

"Lo"

"Sumpah ya, sekarang tuh lo nyebelin banget asli"ujar Jovanka sedikit emosi karena Barra yang terus meledeknya.

"Nara, handphone lo ada yang nelfon" ujar Daren ketika melihat handphone Nara menyala.

"Siapa?" tanya Barra.

"Raya" ujar Nara.

"Hallo, kenapa?"

"Kak, Veral kecelakaan, tolong bilangin ke ka Barra"

"Yang bener lo?" ujar Nara panik.

"Ada apa?" Tanya Barra yang ikut panik, begitu pun dengan yang lainnya.

"Sharelock rumah sakitnya" ujar Nara.

Raya mematikan telfonnya.

"Veral, kecelakaan" ujar Nara.

"Hah? Yang bener lo ra?" Tanya Zalen tidak menyangka.

"Beneran len, mending sekarang kita kesana deh, Veral lagi dibawa kerumah sakit sama Raya soalnya"

"Ya udah sekarang."

***

"Veral, bangun, jangan mati dulu, gue kan belum nerima lo" ujar Raya sempat sempatnya memikirkan tentang hubungan mereka.

"Raya" Nara memanggil Raya dari kejauhan, sementara Veral, dia dibawa keruangan untuk ditangani.

Raya berlari menghampiri Nara "Kakak" Raya menangis memeluk Nara.

"Duduk dulu" ujar Nara menggandeng Raya untuk duduk di kursi tunggu.

"kak, Veral nanti ninggalin aku nggak?" Tanya Raya sambil mengeluarkan air matanya.

"Jangan ngarang deh, pasti Veral baik baik aja"

"Gimana kejadiannya Ray?"tanya Daren dengan suara yang bergetar karena panik.

Is He Mine? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang