Gerbang terbuka lebar menyambut siswa siswi berdatangan untuk mencari ilmu, Nara memarkirkan motornya diparkiran sekolah, ia berangkat bersama adiknya yang masih menduduki kelas sepuluh.
"Kakak"
"Hmm"
"Aku lupa"
"Jangan bilang uang jajan lagi" ujar Nara
"Iya kak ya ampun, namanya juga lupa"ujar Raya membuat Nara merotasikan bola matanya
Nara sipaling malas untuk berdebat, lebih baik ia langsung memberikan dari pada terus terusan ia mengeluarkan suara dari mulutnya, Nara memberikan uang 50 ribu kepada Raya "pergi sana" ujar Nara mengusir Raya.
Raya mencium pipi Nara "thankyou kakak sayang"
Nara mengusap pipi bekas ciuman Raya "najis"
Raya mengacir meninggalkan Nara yang masih menatapnya dengan tatapan tajam.
***
Raya berjalan dengan lenggak lenggok sambil membuka lebar uang ditangannya.
Bruk..
"Ya Allah, lutut gueeee ternodaiiii"" ujar Raya sangat heboh, dia memegang lututnya yang mencium lantai
"Uang gue mana woi uang gue"Raya mencari uang yang terlepas dari tangannya.
"Heh bangun"
"Oh ini dia" ujar Raya mengambil uang dari dekat sepatu orang yang menabrak dirinya.
"Bolot ya lo?"
"Hih,apasi" Raya menoleh keatas untuk melihat siapa yang menabrak dirinya.
"Ohhh lo, pantesan gue jatuh kaya keserempet puting beliung"
"Otak lo puting beliung.. Nggada puting beliung yang nyrempet orang, lo kena puting beliung yang ada lo terbang Raya"
"Hah beneran?jadi pengen coba" ujar Raya sambil menghayal dirinya terbang layaknya seorang peri kecil.
"Kurang waras ya otak lo,astagfirullah"ujar Veral " Mau sampe kapan duduk dilantai?"lanjutnya
"Bantuin" ujar Raya mengulurkan tangannya
"Ogah" Veral melangkah menjauhi Raya yang teriak memanggil namanya
"Ih Veral, gada tanggung jawabnya ya lo? "ujar Raya mengerucutkan bibirnya.
"Ngepel?" Tanya Nara melewati Raya begitu saja, Nara sempat melihat perdebatan Veral dengan adiknya dari kejauhan.
"Kakak, adenya jatuh bukannya dibantuin malah dilewatin"
"Mandiri" sarkas Nara
Raya terpaksa bangun sendiri dan membersihkan debu debu yang menempel di kakinya
"Masih pagi udah buluk" ujar Raya menghentakkan kakinya disepanjang jalan.
***
"Ayang Nara, Mau ke kelas?" Tanya Calvin saat melihat Nara berjalan sendiri dengan handphone ditangannya
"Masih pagi, jangan banyak Tanya" ujar Nara
"Cuek banget, kan aku cuma nanyain pacar aku" ujar Calvin menyeimbangi langkahnya dengan Nara, Nara menghentikan langkahnya saat Calvin mengucapkan kata 'Pacar'.
"Gue ga pernah jadian sama lo, kalau ngomong gitu lagi, lo tinggal nama,detik itu juga" ujar Nara memperingati Calvin.
"Ngga takut" ujar Calvin
"Barra" ujar Nara teriak memanggil nama Barra yang berjalan di tengah lapangan
"Bawa adik lo jauh jauh dari gue, risih" ujar Nara , Barra langsung memberikan Calvin tatapan yang sangat tajam, membuat Calvin yang melihatnya langsung ketakutan "ampun bang" ujar Calvin langsung berlari meninggalkan Barra dan Nara
KAMU SEDANG MEMBACA
Is He Mine?
Teen FictionEND!! 17 Juli 2023 Kesalah fahaman tentang kematian yang membuat Barra bermusuhan dengan sahabat kecilnya. Barra Rafeyfa Alvarendra yang merupakan anak kedua dari tuan Rendra dan nyonya Gareta, Barra merupakan laki laki yang sangat cuek, berbeda de...