Barra sudah selesai untuk ditangani, dan dokter mengatakan jika kepala Barra bocor akibat benturan jalan sehingga kepala Barra harus dijahit untuk menutupi lukanya, untung saja tidak membuat Barra lupa ingatan seperti yang Veral alami. Hanya saja Barra mengalami koma untuk saat ini.
Kini di rumah sakit ada Keluarga Barra, keluarga Nara dan juga Daren, Zalen. Veral tetap di rumah karena kondisinya yang belum sehat.
Nara sempat pingsan akibat terlalu lama membiarkan tubuhnya basah, ditambah dirinya yang terus terusan menangis membuat kepalanya terasa sangat sakit.
"Ra, makan ya, gue udah beliin lo makanan" ujar Jovanka membujuk Nara, dari siang Nara belum makan sama sekali sampai sekarang jam sudah menunjukkan pukul 20:00, di tambah dia sempet mencari Barra yang pergi dari rumah.
"Gue belum laper" ujar Nara.
"Ra, badan lo lagi kurang sehat, lo makan terus nanti minum obat" ujar Jovanka.
"Nanti aja kalau Barra udah bangun"
"Ra, nanti lo pingsan lagi ra" ujar Jovanka.
"Kak, makan dulu lah kak, kakak itu ngga biasa kena air hujan, makanannya langsung drop gini, makan dulu ya" ujar Raya membantu untuk membujuk Nara.
"Gue nanti makan ko, tapi nanti kalau Barra bangun" ujar Nara, mata Nara tak hentinya menatap Barra dari kejauhan.
Nara duduk di sofa kamar di mana Barra di rawat, Barra sudah dipindahkan dari satu jam yang lalu.
"Tante, Nara ngga mau makan" ujar Jovanka kepada Kiara.
"Turuti aja mau dia ya Vanka, kalau dia maunya pas Barra bangun ngga papa" ujar Kiara.
"Iya tante"
"Nara, makan dulu dong nak, kalau kamu sakit nanti Barra tambah sedih loh" ujar Gareta.
Nara tersenyum "Nara belum laper tante" ujar Nara.
"Ya udah, nanti makan ya"
"Iya tante" ujar Nara.
"Mah, pah, mending mamah sama papah pulang aja, kasian pasti capek, biar disini kita aja yang jagain" ujar Jovanka.
"Nunggu Barra bangun dulu baru nanti mamah papah pulang" ujar Gareta.
"Tante sama om juga mending pulang aja, biar disini kita yang jagain" ujar Jovanka.
"Iya Vanka, kalau gitu om sama tante pulang dulu ya" ujar Kiara.
"Hati hati tan"
"Titip Nara ya" ujar Gabriel.
"Siap om"
"Mom, Raya ikut pulang"
"Iya"
Kiara, Gabriel dan Raya keluar dari ruangan Barra, kini hanya tersisa Gareta, Rendra, Calvin, Nara dan juga Jovanka. Daren dan Zalen, mereka di suruh Gareta untuk mengambil pakaian Barra yang belum dibawa kesini.
"Nara.. Nara" dengan mata terpejam, Barra memanggil nama Nara, Nara yang sedang memandang ke arah Barra dengan tatapan kosong langsung tersadar dan berlari menghampiri Barra.
"Barra, ini aku Nara" ujar Nara, Nara menggenggam tangan Barra sangat erat.
"Alhamdulillah Barra bangun" ujar Rendra.
"Bang, lo ngga lupa ingatan kan" ujar Calvin.
"Kaya ngga ada pertanyaan lain aja" ujar Jovanka.
"Di otak gue cuma ada itu, bawel banget" celetuk Calvin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Is He Mine?
Teen FictionEND!! 17 Juli 2023 Kesalah fahaman tentang kematian yang membuat Barra bermusuhan dengan sahabat kecilnya. Barra Rafeyfa Alvarendra yang merupakan anak kedua dari tuan Rendra dan nyonya Gareta, Barra merupakan laki laki yang sangat cuek, berbeda de...