PART 21

2.6K 333 33
                                    

Barra sudah ditangani dokter beberapa menit yang lalu.

"Lo mondar mandir terus dari tadi, mending duduk,mata gue capek liatnya" ujar Veral melihat Nara yang tidak bisa diam ditempat sambil menggigit gigit ujung jari telunjuknya.

"Ngga ada yang nyuruh lo buat liatin gue" ujar Nara jutek

"Lo khawatir ya?" Tanya Jovanka, terlihat sangat jelas raut kekhawatiran dalam diri Nara.

"Nara, lo kaya ayam jago nyari makan, ngga bisa diem, pusing gue liatnya" celetuk Zelan.

"Berisik lo pada" ujar Nara sedikit emosi.

"Lo suka ya sama Barra?" Tanya Veral terang terangan di depan Jovanka dan Zalen.

Nara melepaskan gigitan jari dari mulutnya, ia berdiri didepan Veral yang menatapnya sedikit mendongak karena posisi dia yang duduk di kursi "pantes ya nanya gitu disaat kaya gini?" Tanya Nara sangat dingin namun berhasil membuat mereka yang melihatnya bergidik ngeri.

"Bisa bisanya lo nanya kaya gitu disaat kondisi Barra lagi kesakitan, ga usah nanya itu lagi bisa nggak?"

"Apa salahnya? Gue kan cuma nanya"

"Tapi lo ngga tau situasi ral"

"Tinggal jawab aja iya apa nggak"

"Itu urusan gue, dan ngga ada urusannya sama sekali dengan lo"

"Heh diem" ujar Jovanka memotong perdebatan Veral dan Nara, "ini rumah sakit, jangan bertengkar pake emosi, berisik tau nggak, mending sana pergi kalau mau lanjutin"

"Tau nih, apa apaan banget si, kaya anak kecil" ujar Zalen menimpali.

"Gue ngga nyuruh kalian ngomong" tegur Nara menunjukan mereka satu persatu.

"Kalau gue ngga ngomong gitu, mungkin sampe sekarang lo masih cekcok adu mulut pake suara yang keras sama dia"

"Terserah gue, gue ngga mau diatur"

"Egois"ujar Jovanka

"Terus.. Terus.. Rumah sakit buat teriak teriak, kasian pasien lain keganggu" ujar seseorang berkursi roda yang baru muncul dari pintu bersama dengan dokter laki laki dibelakangnya.

Nara kaget melihat Barra dengan kondisi yang baik baik saja, hanya kakinya yang diperban "Barra, lo ngga papa? " tanya Nara antusias menyambut Barra.

"Ya, I'm fine"

"Kaki lo?" Tanya Nara.

"Seperti yang lo lihat"

"Rawat apa boleh pulang?"

"Gue minta pulang"

"Nggak,harus dirawat"pinta Nara

"Bosen"

"Kalau dirumah, kapan lo sembuh? Perut lo aja masi gitu usah sok sokan ngadepin Zyco"

" gue bukan cowok lemah"

"Gue ngga pernah bilang itu"

"Secara tidak lang_

"Secara tidak langsung gue menganggap diri lo lemah? Iya? "

"Pinter"

"Penafsiran lo bodoh" ujar Nara tertawa kecut.

"Ribet ya lo pada, heran gue, dah lah, mau pulang" ujar Zalen yang pusing melihat adu mulut yang tiada hentinya, dimulai dari Nara Veral, Jovanka Nara dan kini Barra Nara.

"Yaudah tinggal pulang, ngga ada yang larang" ujar Jovanka.

"Pulang yu ral, siap siap nonton kesayangan "ujar Zalen.

Is He Mine? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang