PART 1

8.1K 575 36
                                    

Salah satu motor yang terparkir rapih tak sengaja tersenggol motor Barra, seseorang yang melihatnya langsung menghampiri dengan tatapan datar dengan kedua tangannya yang terlipat kedepan

"Khem"

Barra menoleh saat mendengar deheman dari seseorang dibelakangnya, dan ternyata itu adalah Nara, sigadis tomboy yang memiliki wajah bayi

"Motor lo? " tanya Barra tanpa ekspresi

"Baca"Nara menunjuk tulisan kecil di bagian depan

" sorry, ga sengaja "ujar Barra, tanpa menjawab, Nara langsung berlalu meninggalkan Barra yang menatap kepergiannya dengan senyum simpul

"Always beautiful"

***

Barra berjalan lurus melewati gerombolan anak muda berseragam sama sepertinya, ia menggendong tasnya disebelah tangan,ekspresi datar yang selalu ia tunjukkan sama sekali tidak membuat teman temannya itu takut ataupun merasa sungkan untuk mengajaknya mengobrol, justru mereka selalu meledek Barra dan memancingnya agar berbicara.

"Barra, sejak kapan lu sombong gitu? " ujar Veral melihat Barra yang berjalan lurus tanpa menoleh kearah mereka duduk

"Dari dulu woi" bisik Daren ketelinga Veral.

Barra menghentikan langkahnya untuk sekedar menoleh dan mengangkat sebelah alisnya untuk menanyakan 'ada apa' tanpa mengeluarkan suara dari mulut.

"Duduk sini, main slonong aja lu" ujar Veral menepuk tempat kosong disampingnya,tanpa mengucapkan apapun Barra langsung meninggalkan teman temannya yang menatap heran

"Aneh tu bocah, bisu apa gimana si? Diajak ngobrol selalu aja diem."ujar Seno

"sariawan mungkin."ujar Veral

Veral Zivan Satria, Laki laki yang memiliki tubuh ramping dengan hobby memakan permen.

"Cabut," Daren menepuk pundak Veral "bentar lagi bel masuk" ujar Daren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cabut," Daren menepuk pundak Veral "bentar lagi bel masuk" ujar Daren

"Mana ada, masih lima belas menit lagi woi" ujar Zalen setelah melihat jam tangannya

"Jam tangan gue kurang lima menit lagi Zaleen" ujar Daren sambil mengetuk ngetuk kaca jam tangannya

"Emang iya ya? " tanya Zalen bingung "kok beda" ujar Zalen menatap intens jam tangannya

"Sini liat" Veral menarik tangan Zalen untuk mengeceknya

Veral menghempas tangan Zalen "Anjir"

"Apaan?"

"Lo ga liat? Jam lo mati Zalen, mana banyak embunnya lagi." Ujar Veral, mereka yang mendengar kenyataan tersebutpun tertawa tiada hentinya melihat kekonyolan Zalen

"Ih kok gitu si? Padahal baru beli kemaren" ujar Zalen melihat lihat jamnya dengan jarak dekat

"Beli dimana?"

Is He Mine? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang