Pagi menjemput, Nara sudah siap dengan seragam putih abu abunya, ia mencepol rambutnya keatas, polesan bedak dan lipbalm membuat dia tidak terlihat pucat.
Nara duduk di kursi makannya, Kiara menghidangkan anak anaknya dengan roti tawar dan selain kacang yang sudah disediakan diatas meja beserta susu putihnya.
"Zyco pernah dateng ke sekolah"ujar Nara membuka suara, Gabriel dan Kiara yang tengah mengunyah rotipun tersedak mendengarnya.
"berulah apa lagi dia?"tanya Gabriel
" no, dia cuma pengen datengin Nara dad, dia ngga berani dateng kerumah "
"Masih soal kematian Jordan?" Tanya Gabriel, Nara mengangguk meng-iyakan.
"Gimana? Anak buah daddy udah nemuin pelakunya?"
"Pelaku pembunuhan jordan sangat rapih, sampai sekarang belum ketemu siapa pelakunya"
"Kabarin kalau ada info baru" ujar Nara, Nara meneguk minumannya "Nara berangkat"
"Aku gimana?"
"Mandiri" ujar Nara sambil berlalu meninggalkan meja makan
"Kalau aku diculik lagi gimana?"
"Rumah damai ngga ada lo"teriak Nara karena sudah diambang pintu keluar.
"Uang saku dibawa" teriak Nara lagi
Raya yang diingatkan Nara tentang uang sakupun langsung mengambilnya dari atas meja.
"Dad, mom, Raya berangkat" ujar Raya, ia berlari mengejar Nara yang sudah siap memakai helmnya.
"Kakakkk, tunggu" ujar Raya,Raya reflek menutup pintu dengan keras.
"Jangan tinggalin" Raya buru buru naik keatas motor Nara
"Ck, cerewet"
"Maap kaaak" ujar Raya
***
"Stop" seseorang menghalangi Barra yang tengah mengendarai motor dengan kecepatan 60km, sontak Barra mengerem mendadak.
Barra melepas helmnya, ia turun dari motor menghampiri laki laki yang kini berdiri tidak jauh dari posisinya.
"Mau lo apa?"
"Tanggung jawab sama kematian Steffy"
"Berapa kali gue ngomong sama lo, Steffy meninggal bukan karena gue yang bunuh" ujar Barra
"Kalau bukan lo, siapa lagi hah?"
"Katanya hebat, gitu aja ngga bisa nyari pelaku yang sebenarnya, dasar stupid, bisanya nuduh orang yang sama sekali ngga lakuin itu" ujar Barra tersulut emosi
Pria tersebut tersenyum miring, ia menertawakan kebodohan Barra, menurutnya Barra tidak ada apa apanya dibanding dia, Pria itu mendorong Barra menggunakan jari telunjuknya "pembunuh kalau ngaku penjaranya penuh kali ya" ujar Pria itu, setelahnya ia tertawa diikuti anak buahnya.
Pria itu menunggu Barra lengah, setelah dipastikan Barra tengah menatap objek lain, Pria itu melayangkan pukulan di bagian perut Barra.
"Kakak, bukannya itu Ka Barra?" Ujar Raya saat melihat Barra yang tengah berdiri disamping jalan dengan laki laki berperawakan tinggi.
"Kak, Ka Barra dipukul" ujar Raya memberi tahu Nara saat Barra tersungkur karena pukulan lawannya, Nara menambahkan kecepatan untuk menghampiri Barra. Dia menghentikan motornya dibelakang posisi Barra sekarang.
Nara melayangkan kakinya mendorong dada bidang laki laki dihadapannya.
"Keroyokan lo" ujar Nara "Zyco pengecut" lanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Is He Mine?
Teen FictionEND!! 17 Juli 2023 Kesalah fahaman tentang kematian yang membuat Barra bermusuhan dengan sahabat kecilnya. Barra Rafeyfa Alvarendra yang merupakan anak kedua dari tuan Rendra dan nyonya Gareta, Barra merupakan laki laki yang sangat cuek, berbeda de...