PART 54

3.2K 382 14
                                    

Nara tersadar dari pingsannya, "Nara" panggil Barra.

"Barra, kamu ngapain disini? Kamu tiduran aja di sana" ujar Nara.

"Ra, kamu makan ya, muka kamu pucat banget, nanti aku kesana deh, asal kamu makan dulu" ujar Barra.

"Iya"

"Mau aku suapin?" tanya Barra.

"Biar aku makan sendiri aja" ujar Nara.

"Beneran?"

"Iya Barra"

"Habis ini minum obat ya" ujar Barra memohon kepada Nara.

"Iya iya" ujar Nara membuat Barra tersenyum senang "kamu jangan sakit, nanti ngga bisa jagain aku" ujar Barra sambil memainkan rambut Nara.

"Iya Barra" ujar Nara.

Kini Nara menuruti kemauan Barra untuk segera makan.

"Tuh kan, kalau Barra yang bujuk baru mau, gue yang bujuk mati matian ngga di turutin sedikitpun" ujar Jovanka.

"Begitulah kak kalau pasangan bucin bergerak" ujar Zalen.

"Gue sama pacar gue ngga gitu amat"

"Pacar lo jadiin lo pelampiasan doang kali, makannya ngga peduli sama lo" celetuk Barra.

"Heh, enak aja kalau ngomong" ujar Jovanka.

"Ya kan siapa tau"

"Baru sadar tapi udah bikin orang darah tinggi" ujar Jovanka kesabarannya setipis benang jahit dibagi menjadi tiga.

"Jangan berisik deh" ujar Nara menegur keduanya.

"Tuh dengerin" ujar Barra.

"Nyenyenye"

Barra tertawa melihat Jovanka seperti anak kecil yang kehilangan teman.

"Minum gue mana?" tanya Nara.

"Ini bukan?" Daren mengangkat tumbler berwarna hitam.

"Iya"

"Nih" Daren memberikannya kepada Nara.

"Thanks"

"Udah makannya?" tanya Barra.

"Udah"

"Nih obat lo" ujar Jovanka memberikan obat yang sempat ia beli di apotek.

"Makasi, baik banget"

"Nyenyenye"

"Sensi banget kak" ujar Daren.

"Emang, ngeselin nih pasangan berdua ini, pengen gue musnahin dari bumi"

"Nanti lo kesepian kak" ujar Barra

"Diem, orang sakit ngga di ajak"

"Cih, ngga salah lo ngomong gitu?yang ada orang tua yang ngga di ajak" ujar Barra.

"Wahh songong"

"Ssstt udah udah, Barra, kamu tiduran lagi ya"

"Di temenin ya"

"Iya" ujar Nara sangat lembut.

"Deuh, mual gue liatnya"

"Tinggal muntah, jangan di tahan, ngga baik buat kesehatan" ujar Barra meledek Jovanka dengan cengiran kudanya.

"Gue suruh pacar gue kesini baru tau rasa lo"

"Silahkan, gue ngga takut" ujar Barra.

"Bener ya"

Is He Mine? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang