PART 45

2.9K 382 16
                                    

"Ra, kamu masih suka sama Jordan" tanya Barra langsung to the point, membuat Nara kebingungan.

"Ra, kalau perasaan kamu sama Jordan belum usai, ngga papa lanjutin aja" ujar Barra sambil tersenyum membuat Nara sadar dengan apa yang ia perbuatan sampai membuat Barra merasa tidak ada nilainya di kehidupan Nara.

Nara mengusap wajahnya dengan kasar, "Barra, aku tau apa yang kamu rasain, tapi tolong maafin aku, aku ngga bermaksud buat bikin kamu cemburu sampai ngerasa kamu ngga di hargain" ujar Nara sangat merasa bersalah, bukannya menjawab, Barra hanya diam, dia tidak tau harus bersikap bagaimana.

"Barra, maaf" ujar Nara menggenggam tangan Barra, dia sangat merasa bersalah karena sudah membuat Barra kecewa.

Barra terdiam,pria itu duduk diatas batu besar samping jalanan kecil.

Narapun duduk di hadapan Barra, kepala Nara sedikit mendongak karena posisi Barra duduk lebih tinggi dari posisinya.

"Barra-...

"Nanti aja" ujar Barra menghentikan Nara yang akan menjelaskan semuanya.

"Jangan nangis disini" ujar Barra ketika melihat Nara yang akan mengeluarkan air matanya.

Barra menghampiri motor tanpa menggandeng Nara, biasanya Barra akan menggandeng Nara jika Nara ada di dekatnya.

Barra langsung naik keatas motor dan diikuti Nara.

"Sini aku yang nyetir" ujar Nara menawarkan diri.

"Ngga usah, nanti kamu capek" ujar Barra masih dengan nada bicara yang rendah.

"Bar, kamu lagi marah, ngga baik bawa motor dalam keadaan kaya gitu"

"Udah, mending diem"

"Bar"

"Nara, aku bisa" ujar Barra meyakinkan.

"Ok"

***

Bara berhenti ditaman kota, waktu sudah semakin sore, namun Barra tidak akan pulang sebelum masalah ini terselesaikan dengan baik baik.

"Selesaikan masalahnya dulu di sini ya cantik" ujar Barra sambil tersenyum, namun tetap terlihat ada kekecewaan dalam dirinya.

Nara menatap Barra sangat dalam, bisa bisanya Barra tetap terlihat baik baik saja, bahkan tetap tersenyum dan berbicara dengan nada rendah kepala Nara.

"Mau ngomong apa tadi?" Tanya Barra mempersilahkan Nara untuk melanjutkan ceritanya.

"Sorry" ujar Nara, Barra menundukkan kepalanya, terasa sangat berat, ia sebisa mungkin untuk tidak menangis di hadapan Nara.

"Barra, percaya deh, aku sayang sama kamu, aku bersikap gitu sama Jordan, karena dia udah anggep aku adeknya, kamu tau kan aku anak pertama, semenjak Jordan anggap aku sebagai adiknya, aku ngerasa aku punya kakak yang bisa ngelindungin aku, yang bisa bikin aku ketawa, bahkan aku pengen ngerasain gimana rasanya manja sama kakak" ujar Nara, "Barra, sifat aku aslinya gini, aku bukan Nara yang dingin seperti yang kamu kenal dulu, alasan aku cuek ke semua orang, karena masalah yang aku hadapi, di umur aku yang masih belasan tahun, aku dituduh ngebunuh pacar aku sendiri, aku sedih karena pacar aku dikabarin meninggal, ditambah aku yang dituduh ngebunuhnya, saat itu aku serba salah dengan apa yang aku lakuin di hadapan orang tua Jordan, semenjak itu aku jadi orang yang pendiam, sampai akhirnya aku nyaman dengan itu, aku menjadi orang yang cuek dengan sekitar, bahkan cuek dengan adik aku sekalipun, aku aslinya manja, bahkan aku dikenal anak yang manja sama daddy, jadi jangan pernah punya fikiran seperti itu karena aku begitu care sama Jordan, emang aku aslinya gitu, iyya mungkin kamu beranggapan kalau aku disaat sama kamu dan Jordan itu berbeda, aku sama Jordan kan udah kenal lama, sedangkan sama kamu baru beberapa bulan ini, jadi aku masih belum tau sepenuhnya sama kamu, aku takut kamu ngga suka dengan apa yang aku lakuin seperti yang aku lakuin ke Jordan" ujarnya panjang lebar.

"Barra, asal kamu tau, kamu yang udah buat aku kembali seperti Nara yang dulu, Nara yang ceria, bukan Nara yang cuek sama sekitar, tapiii karena ada kamu, aku malu manja sama daddy" ujar Nara diselingi tawa untuk menghibur Barra.

Barra setia mendengarkan apa yang Nara ceritakan.

"Barra, jangan ragu sama perasaan aku ke kamu lagi, dan jangan pernah nyuruh aku buat balik sama Jordan, aku denger apa yang kamu sama Jordan bicarain tadi waktu aku ngambil piring,aku denger itu semua karena aku berdiri disamping pintu,aku sedih denger itu, seakan kamu ngga akan ada usaha lagi buat mempertahankan aku, makannya aku diemin kamu dan aku lebih banyak ngobrol sama Jordan" ujar Nara.

"Iya tau cara aku salah karena udah bikin kamu ngerasa kalau aku masih suka sama kamu, makannya aku minta maaf ya" ujar Nara begitu dalam.

Barra mengajak Nara untuk berdiri, laki laki itu memeluk Nara dengan sangat erat.

"Maaf aku terlalu egois" ujar Barra sambil mengusap kepala Nara.

Nara tersenyum "ngga papa, aku suka liat kamu kaya gitu, itu artinya, kamu beneran sayang sama aku" ujar Nara membuat Barra langsung melepaskan pelukannya.

"Rese yaaa, orang lagi kaya gini masih aja nyari kesempatan"

"Biarin"

Barra menatap dalam mata Nara, "Nara, seperti yang kamu bilang tadi, kalau kamu udah seperti Nara yang dulu, Nara yang ramah, tapi jangan terlalu ramah ya" ujar Barra.

"Loh kenapa"

"Pacar aku itu cantik, kalau kamu ramah, yang ada nanti kamu dilirik sana sini, aku ngga mau punya saingan banyak,kamu itu punya aku, jadi jangan sampai orang lain suka sama kamu" ujar Barra.

"Tenang aja, sekalipun ada yang suka sama aku, kamu pemenangnya"

"Lucu" ujar Barra, seperti biasa dia mengacak puncak kepala Nara.

"Rambut aku rusak"

"Maaf"

***

"Masuk gih, bentar lagi mau hujan" ujar Barra.

"Kamu mau langsung pulang?" Tanya Nara.

"Iya, keburu hujan besar, nanti aku ngga bisa pulang"

"Jangan ngebut Barra

"iya, ngga kok"

"Nara, aku akan jadi orang yang kamu inginkan, selain aku pacar kamu, aku bisa kok jadi kakak kamu, temen kamu, sahabat kamu, bahkan apa yang kamu inginkan" ujar Barra.

Nara terkekeh "jangan ngadi ngadi, kamu cuma satu satunya buat aku, yaitu pacar aku" ujar Nara.

"Biar kamu selalu berbagi cerita sama aku, ngga harus nunggu kamu ketemu kakak angkat kamu" ujar Barra.

"Barra, jangan cemburu kalau aku deket  sama Jordan, karena aku udah ngga ada perasaan cinta sama dia, aku sayang ke dia seperti aku sayang ke saudara"

"Iya Nara, nanti aku belajar buat ngga cemburu sama Jordan"

"Makasi" ujar Nara tersenyum manis.

"Aku pulang ya" ujar Barra.

"Bye" Nara melambaikan tangan ke arah Barra.

Setelah kepergian Barra, Nara langsung masuk kedalam rumahnya.
Baru saja pintu tertutup, hujan sudah mengguyur pekarangan rumahnya, itu artinya Barra kehujanan menuju rumahnya.

Nara kembali ke luar untuk melihat hujan "mana besar banget hujannya, Barra neduh ngga ya" ujar Nara khawatir dengan Barra.

"Non, ngapain? Ini hujan loh, ayo masuk"

"Bibi lagi ngapain di situ? "Tanya Nara.

"Ini non, ngebersihin mobil, Bibi liat kotor banget, jadi yaudah Bibi bersihin"

"Ya ampun, baik banget"

"Jadi malu" ujar Bi Sumi.

"Nara masuk ya bi"

"Iya non"

***

Maaf kalau problemnya rumit, ngga ada ide soalnya, jadi yang ada difikiran aku ketik langsung, maaf ya 😁

Bentar lagi selesai tau ceritanya...

Is He Mine? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang