Hello
_________
Sudah dua bulan berlalu, dan kini aku sudah akrab dengan keluarga ku. Aku mulai memanggil mereka dengan sebutan papa, dan kakak kakak.
"Selamat pagi tuan putri." Sapa seorang pelayan yang merupakan pelayan pribadi ku, yaitu Evy Lyn Kennath.
"Pagi Evy." Jawab ku sambil tersenyum.
"Anda imut seperti biasa ya, saya akan mempersiapkan anda dengan sa~ngat cantik dan imut." Kata Evy membuat ku terkekeh.
Aku lalu bersiap siap, karena seperti biasa menghadiri sarapan bersama keluarga ku.
Aku lalu keluar dari kamar ku dan menuju ke ruang makan, di lorong aku melihat sebuah istana yang sedang di bangun, dan itu adalah istana ku.
"Kira kira berapa lama lagi istana ku selesai?" Tanya ku kepada Evy.
"Apa anda sudah tidak sabar untuk tinggal di istana anda sendiri, tuan putri?" Tanya balik Evy.
"Bukan begitu, aku ingin mengajak papa, dan keempat kakak ku untuk sarapan, makan siang, atau makan malam di istana ku." Jawab ku membuat Evy tersenyum.
"Sebentar lagi tuan putri, baginda kaisar sudah menerapkan para pekerja yang sangat profesional untuk hasil yang bagus." Kata Evy.
"Ngomong ngomong Evy, apa nama nama istana disini memang sudah di beri nama sejak awal?" Tanya ku dengan heran.
"Untuk istana Gold dan Diamond memang sudah di berikan nama sejak kaisar ke 4, sedangkan istana lainnya di beri nama oleh para pangeran, bahkan nama nama istana para pangeran dulu tidak seperti sekarang." Jawab Evy.
"Jadi apa aku harus memberikan nama untuk istana ku?" Tanya ku dengan heran.
"Itu sudah tentu tuan putri." Jawab Evy membuat ku bingung.
Sesaat aku berpikir sambil terus melangkah menuju ke ruang makan, sesampainya di ruang makan sudah ada keluarga ku yang tersenyum hangat.
"Twins! Sini duduk di samping ku." Kata kak Clive dengan semangat.
"Tidak tidak, darling sudah sering duduk di sebelahmu, bocah." Kata kak Damian.
"Nyadar diri." Kata kak Clive dengan sinis.
"Kali ini Dearest akan duduk dengan ku." Kata kak Louis.
"Anda seharusnya mengalah untuk adik adik anda, sunshine duduk di samping saya loh." Kata kak Aldrich sambil tersenyum.
Walaupun sudah sering terjadi, tapi aku masih tercengang, karena keluarga kekaisaran yang di kenal dengan sifat dingin kecuali kak Al, dan sifat kejam nya malah bertengkar hanya memperebutkan ku.
"Can be silent? let Claire choose who to sit with." Kata papa dengan dingin membuat keempat kakakku terdiam.
"Claire mau duduk dengan siapa?" Tanya papa dengan lembut.
Papa kan dari tadi tidak bertengkar dan hanya diam saja, jadi....
"Claire chose to sit with papa." Kata ku sambil tersenyum dan berlari kecil kearah papa.
Papa menampilkan senyumnya kepada keempat kakak laki-laki ku seakan berkata "akulah pemenangnya."
Aku duduk di kursi yang dulu di tempati oleh mama, yaitu di samping papa. Makanan satu persatu pun datang, kami pun makan dengan tenang, Evy sudah menjelaskan kepada ku kalau keluarga kekaisaran makan kecuali makan cemilan dengan etika yang baik yaitu di larang berbicara, setelah makan kami pun mengobrol sejenak.
"Bagaimana dengan menara sihir, Aldrich?" Tanya papa kepada kak Al.
"Seperti biasa ayah, tapi entah kenapa saya merasa curiga dengan seseorang." Jawab kak Aldrich membuat kami bingung.
"Curiga? Kepada siapa?" Tanya kak Louis.
"Ada seorang perempuan dia adalah anggota menara sihir yang baru di rekrut, tapi dia sangat mencurigakan." Jawab kak Aldrich.
"Mencurigakan bagaimana?" Tanya kak Clive sambil memakan dessert rasa lemon.
"Aku pernah melihat dia masuk ke perpustakaan ku." Jawab kak Aldrich.
"Yang aneh nya bagaimana?" Tanya kak Damian membuat kak Clive dan kak Louis memandang kesal kearahnya.
"Kakak ku yang tampan tapi masih tampan aku, yang aneh itu bagaimana bisa dia masuk ke perpustakaan pribadi milik kak Al, sedangkan yang bisa membuka pintu perpustakaan itu hanya kak Al!" Kata kak Clive dengan kesal.
"Memang siapa nama perempuan itu?" Tanya papa dengan penasaran.
"Kenapa papa menanyakan perempuan? Apa papa ingin menjadikannya selir dan ibu sambung kami?" Tanya kak Damian dengan kesal.
"Kak Damian!" Tegur ku yang di balas dengan senyum manis kak Damian.
Ukh dasar, kalau begini aku juga tidak bisa kesal dengan kak Damian karena tidak sopan berbicara begitu kepada papa.
"Damian Rymer de Veda, pangeran ketiga, aku juga tidak mau menjadikannya selir, di hati ku hanya ada Agatha dan Felina." Kata papa.
Felina? Siapa dia? Apa papa mempunyai istri selain mama?
"Cih jika memang begitu kenapa ayah tidak bisa menyelamatkan ibu? Dan kenapa sampai sekarang ayah belum menemukan bunda?!" Tanya kak Damian dengan kesal.
"Damian jaga sikap mu!" Tegur kak Louis dengan dingin.
"Aku tidak suka mendengar ayah membicarakan perempuan lain sedangkan baru dua bulan semenjak kematian ibu, dan bunda belum di temukan, jika ayah bertemu dengan perempuan yang di maksud kak Al bagaimana jika ayah memang benar ingin menjadi kan nya selir?! Aku tidak suka itu!" Kata kak Damian yang kemudian pergi meninggalkan ruang makan.
"Aduh anak itu." Kata kak Aldrich sambil memijat pelipis nya.
"Maafkan aku karena membahas tentang perempuan itu." Kata kak Aldrich yang merasa bersalah.
"Tidak Al, ini bukan salah mu, ini salah ayah, seharusnya ayah tidak melupakan bahwa Damian paling tidak suka ada perempuan yang mendekati ayah selain ibu dan bunda kalian." Kata papa.
"Biar Claire yang membujuk kak Damian." Kata ku sambil berdiri.
"Lea, aku ikut." Kata kak Clive yang di angguk oleh ku.
"Kalau begitu hati hati." Kata papa yang di angguk oleh kami berdua.
Kami berdua pun pergi keluar ruang makan untuk mencari kak Damian agar kesalahpahaman ini bisa di selesaikan.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Claire's second life
Fantasía𝙃𝘼𝙉𝙔𝘼 𝙎𝙀𝘽𝙐𝘼𝙃 𝙆𝘼𝙍𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙁𝙄𝙆𝙎𝙄 𝘽𝙄𝘼𝙎𝘼, 𝙅𝘼𝘿𝙄 𝙅𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙈𝘼𝙎𝙐𝙆𝙄𝙉 𝙆𝙀 𝘿𝘼𝙇𝘼𝙈 𝙃𝘼𝙏𝙄 Setiap kaki ku melangkah selalu ada bahaya yang datang. Sepi, sunyi, sendiri, itu yang ku rasa setelah ibu tiada. Aku Cla...