Hello
________Keesokan pagi nya, Claire bersiap siap dan kemudian dia pergi ke ruang makan.
"Selamat pagi ayah, kakak kakak." Sapa Claire sambil tersenyum.
Mereka semua terpana melihat Claire.
"Ada apa? Kenapa melihat saya begitu?" Tanya Claire sambil duduk di sebelah Damian.
"Ayah hanya takjub melihat kamu sudah tumbuh dewasa, rasanya baru kemarin ayah menggendong mu." Kata Alfred sambil tersenyum.
"Kami jadi tidak rela jika kamu menikah." Kata Aldrich sambil tersenyum sendu.
"Haha, astaga ayah, kak Al, saya bahkan belum ada pasangan." Kata Claire sambil menggelengkan kepala.
"Tapi calon kan." Kata Clive sambil tersenyum.
Seketika wajah Claire langsung memerah, dia tau siapa yang di maksud oleh Clive, siapa lagi kalau bukan Calvin.
"Siapa?" Tanya Louis.
"Dari keluarga mana?" Tanya Damian.
"Dimana kenal?" Tanya Aldrich.
"Apa dia baik?" Tanya Alfred.
"Kak Clive." Kata Claire dengan kesal.
"Dia adalah Calvin, dari keluarga Vuitton." Jawab Clive sambil tersenyum.
"Clive, nanti siang kamu ajak tuan muda Vuitton untuk menemui ayah." Kata Alfred yang di jawab dengan anggukkan dari Clive.
"Aku harus mengetes dia, walaupun dia adalah putra dari Duke Vuitton aku tidak akan memberikan putri ku kepada sembarangan orang." Batin Alfred.
Claire hanya menyimak obrolan, ya walaupun dia tau akan begini.
______Seperti yang di katakan oleh Alfred, Clive mengajak Calvin untuk menemui Alfred, dan sekarang ayah dan para putra nya sudah ada di ruang kerja nya.
"Jadi, apa benar kau mencintai putri ku?" Tanya Alfred dengan dingin.
"Iya, mau dulu atau pun sekarang saya mencintai tuan putri." Jawab Calvin dengan serius dan dingin.
"Kau tau dia menjadi incaran musuh??" Tanya Aldrich dengan dingin.
"Saya tau, sebab itu saya ingin melindungi nya dengan nyawa saya, saya tidak ingin kehilangan nya." Jawab Calvin dengan serius.
"Kau mencintai dia sebagai Claire atau sebagai Aileen?" Tanya Damian membuat Calvin ragu menjawab.
Tapi sesaat kemudian dia tersenyum.
"Mau dia menjadi siapapun saya tetap mencintai nya, karena kami sudah di takdirkan." Jawab Calvin tanpa ragu.
Clive yang semula diam, langsung berdiri menghampiri Calvin.
"Ku percayakan twins ku pada mu, jangan biarkan dia mengeluarkan air mata. Jika kau sampai membuat nya kecewa, aku orang pertama yang akan membunuhmu." Kata Clive dengan dingin sambil memegang bahu kiri Calvin.
Awalnya Clive ragu mempercayai Calvin, tapi setelah melihat tatapan Calvin kepada Claire membuat dia menghilangkan keraguan nya.
"Clive?! Kau mengizinkan nya?" Tanya Damian yang tak terima.
"Iya, saya sudah melihat sebesar apa cinta mereka." Jawab Clive sambil tersenyum.
"Baiklah aku juga merestui nya, tapi jika kamu berani membuat putri kecil ku menangis, dan tidak ingin mencintai nya lagi. Jangan muncul di hadapan nya." Kata Alfred dengan dingin.
"Ayah dan Clive setuju, jadi saya juga." Kata Aldrich.
"Aku juga." Kata Louis.
"Mau bagaimana lagi." Kata Damian.
"Saya akan berusaha melindungi tuan putri." Kata Calvin dengan tegas.
"Tapi Calvin, bukankah keluarga Claire bukan hanya kami, jangan lupakan dewa itu." Kata Clive sambil tersenyum.
Calvin yang awalnya tersenyum langsung datar, dia melupakan Dewa Leonard yang pasti akan susah meminta restu kepada nya, apalagi dewa takdir.
"Aku melupakan mereka." Kata Calvin.
"Semangat calon adik ipar." Kata Clive.
________Sedangkan di sisi lain, Claire tengah mondar-mandir di kamar nya, para sahabat nya yang menemani Claire menatap jengkel kearah nya.
"Kau mengundang kami untuk melihat mu seperti ini?" Tanya Aurora.
"Maaf, aku hanya khawatir." Kata Claire.
"Khawatir kepada Calvin." Goda Clathria membuat wajah Claire memerah.
"Tuan putri anda di panggil oleh baginda ke ruangan."
"Baik, aku akan segera kesana." Kata Claire.
Mereka pun langsung ke ruangan Claire, awalnya Clathria dan Aurora menolak karena tidak disuruh, tapi Claire meminta untuk di temani.
"Permisi." Kata mereka.
"Duduklah." Kata Alfred.
Mereka hanya menurut dan langsung duduk.
"Ayah rasa untuk saat ini lebih baik mengadakan pertunangan terlebih dahulu, tapi lebih baik di sembunyikan karena keadaan sedang buruk." Kata Alfred.
"Eh? Pertunangan? Siapa?" Tanya Claire.
"Kamu dan laki laki ini." Jawab Clive sambil menatap sinis ke Calvin.
"Apa?!"
"Selamat kakak ku sayang." Kata Aurora.
"Pertunangan? Tidak kah ini terlalu cepat?" Tanya Claire.
"Apa kamu tidak mau, Queen?" Tanya Calvin dengan wajah yang sedih.
"Apa mata ku bermasalah?" Gumam Clive, Clathria dan Aurora.
"Bu-bukan begitu." Jawab Claire dengan wajah memerah.
"Baiklah kalau begitu, pertunangan akan resmi di laksanakan bulan depan." Kata Alfred.
"Kalau begitu saya permisi baginda, dan para pangeran, saya izin untuk mengajak tuan putri berkeliling." Kata Calvin yang langsung menghilang bersama Claire sebelum mendengar jawaban dari keluarga Claire.
Kini mereka berdua muncul di sebuah pulau kecil, hanya ada pohon sakura dan ayunan disana.
"Wah, indahnya." Kata Claire sambil tersenyum.
Calvin menyelipkan rambut Claire ke belakang telinga Claire, membuat wajah sang empu memerah.
"Cantik." Kata Calvin sambil mencium beberapa helai rambut Claire.
"Maaf karena dulu aku tidak bisa melindungi mu, di kehidupan saat kamu menjadi dewi ataupun di kehidupan dulu." Kata Calvin.
Degh
Claire tentu tau apa yang dia maksud, kehidupan dulu. Kehidupan sebelum dia kembali ke masa lalu.
"Kau??"
"Aku tau, aku tau semua. Karena aku yang membuat mu kembali ke masa lalu." Kata Calvin.
Claire tercengang, dia juga sudah menduga kalau dia kembali ke masa lalu karena ulah seseorang, tapi dia tidak menyangka kalau Calvin lah orang nya.
"Maafkan aku." Kata Calvin.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Claire's second life
Fantasía𝙃𝘼𝙉𝙔𝘼 𝙎𝙀𝘽𝙐𝘼𝙃 𝙆𝘼𝙍𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙁𝙄𝙆𝙎𝙄 𝘽𝙄𝘼𝙎𝘼, 𝙅𝘼𝘿𝙄 𝙅𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙈𝘼𝙎𝙐𝙆𝙄𝙉 𝙆𝙀 𝘿𝘼𝙇𝘼𝙈 𝙃𝘼𝙏𝙄 Setiap kaki ku melangkah selalu ada bahaya yang datang. Sepi, sunyi, sendiri, itu yang ku rasa setelah ibu tiada. Aku Cla...