✧༺Thirty nine༻✧

278 12 0
                                    

Hello

_____________

Di ruang Profesor Emily, Claire duduk dengan santai di kursi sebrang Profesor Emily sambil bersedikap dada.

"Jadi, bukankah anda tau peraturan akademi, lady?" Tanya Profesor Emily.

"Saya tau, tapi bukan berarti saya bisa diam saat dia menampar sahabat sahabat saya, dan menghina orang terdekat saya." Kata Claire dengan dingin.

"Anda ini adalah seorang putri, seharusnya memberi contoh yang baik untuk orang lain." Kata Profesor Emily membuat Claire geram.

"Bukankah di akademi tidak memandang status, berarti status saya disini adalah murid biasa bukan seorang putri." Kata Claire dengan dingin membuat Profesor Emily bungkam.

"Haaa, kalau begitu saya akan kirimkan surat pemanggilan orang tua anda." Kata Profesor Emily.

"Dengan senang hati." Kata Claire dengan dingin yang kemudian pergi.

Di lorong Claire, dia berjalan dengan aura dingin dan wajah datar sampai ketika....

"Claire maksud ku, lady!!"

Claire menoleh ke arah suara yang ternyata adalah Fred dan Liam.

"Ada apa?" Tanya Claire dengan dingin.

"Ku dengar kamu di..."

"Jangan bahas disini, banyak mata dan telinga lebih baik bicara di tempat yang sepi, ikut aku." Kata Liam dengan dingin.

"Baiklah." Kata Claire.

Mereka pun ikut Liam, sampai ketika mereka berada di perpustakaan.

"Perpustakaan?" Tanya Claire.

Liam hanya tersenyum tipis dan kemudian menekan tombol yang tersembunyi, tiba-tiba saja pintu muncul.

"Wah."

"Ayo masuk sebelum ada murid yang melihat ruangan ini." Kata Liam yang kemudian masuk di ikuti oleh yang lain.

Ruangan itu berwarna hitam dan putih, terkesan elegan. Ada beberapa lukisan dan beberapa rak buku, jangan lupakan ada beberapa pintu.

"Pintu tadi seperti portal, bisa dibilang kini kita berada di luar akademi." Kata Liam.

"Keren." Kata Claire.

"Disini juga ada beberapa kamar, jika ingin menginap tidak apa apa." Kata Liam.

"Punya rahasia apa lagi kau?!" Tanya Fred.

"Banyak." Jawab Liam dengan cuek.

"Baiklah, tadi kenapa?" Tanya Liam sambil duduk di sofa.

"Si rubah itu mencari masalah, dan tiba-tiba saja...." Claire menceritakan apa yang terjadi di kelas tadi.

"Dia cukup licik." Kata Fred.

"Benar, aku jadi khawatir dengan Keyra yang satu kamar dengan Alice." Kata Claire.

"Kalau soal itu bisa ku urus." Kata Liam membuat Claire bingung.

"Twins, kau tau nama akademi ini?" Tanya Fred, yang di angguk oleh Claire.

"Claudios, Aileen, Clauleen magic akademi." Kata Fred yang membuat Claire semakin bingung.

"Tunggu dulu, jangan bilang." Ucap Claire dengan terkejut.

"Bisa tidak, tidak usah membongkar rahasia orang lain?" Tanya Liam dengan kesal.

"Anggap saja aku tidak dengar ucapan mu." Kata Fred dengan cuek.

"Jadi akademi ini milih Liam?" Tanya Claire.

"Iya." Jawab Liam dengan singkat.

"Ya wa..." Ucapan Liam terhenti.

"Ada apa?" Tanya Fred.

"Sebentar." Kata Liam yang kemudian menuju sebuah bola kristal yang berada di atas meja.

Bola itu memperlihatkan akademi nya, namun tiba-tiba saja dia mengepalkan tangannya karena melihat para iblis menyerang akademi.

"Kenapa Liam?" Tanya Claire.

"Akademi di serang." Jawab Liam.

"APA?!" Teriak Claire dan Fred dengan kaget.

"Bener bener mereka, mentang mentang aku tidak berada di dunia atas, mereka malah menuruti kemauan dia." Kata Liam dengan sangat marah.

Liam lalu membuat salah satu lemari, ternyata lemari itu tersimpan beberapa senapan, sabit lipat, pedang, dan beberapa busur.

"Ini." Kata Liam sambil melempar senapan, dan pedang ke Claire dan Fred.

"Kok aku senapan?" Protes Claire yang tidak senang.

"Aku juga mau menggunakan pedang." Kata Claire.

"Bahaya." Kata Liam dan Fred secara serentak..

"Menyebalkan." Batin Claire dengan kesal.

"Oh ya, dan ini." Kata Liam sambil melempar kristal ke Fred dan Claire.

"Kristal untuk berganti pakaian?" Tanya Fred yang di angguk oleh Liam.

"Aku baru tau ada kristal begitu." Kata Claire.

"Sudah, lebih baik kita segera pergi." Kata Liam.

Mereka bertiga kemudian lari menuju pintu portal itu, secara tiba-tiba saja kristal yang mereka pegang menghilang menjadi butiran cahaya yang mengelilingi mereka.

Dan seketika pakaian mereka berganti, Claire memakai pakaian gaun selutut berwarna putih abu abu, celana hitam, dan sepatu boots selutut. Rambut panjang Claire tiba-tiba menjadi pendek, dan berubah menjadi hitam kelam, serta mata Claire berubah menjadi merah darah di sertai dengan topeng berwarna hitam dan gold. Sedangkan Fred dan Liam memakai pakaian dengan warna yang sama seperti Claire, bedanya mereka memakai jubah, Fred jubahnya di pakai di sebelah kanan, sedangkan Liam di pakai di kedua bahu nya, jangan lupakan topeng nya.

"Wah, rambut ku berubah pendek." Kata Claire.

"Tentu saja, lagi pula jika kita tidak mengubah penampilan bisa bisa di sidang." Kata Fred.

Duar

"Sepertinya mereka sudah memulai nya." Gumam Liam.

"Aku akan bergabung dengan sahabat ku." Kata Claire.

"Jangan." Ucap Liam membuat Claire menoleh kearah nya.

"Kau pikir apa yang akan di pikirkan oleh sahabat mu ketika melihat mu seperti ini?" Tanya Liam membuat Claire terdiam.

Liam langsung memunculkan lingkaran sihir tepat di depan Claire, dan muncul lah Claire.

"Ini?" Tanya Claire dengan bingung.

"Duplikat, dia akan menggantikan diri mu." Kata Liam.

"Dan tentu nya seorang ketua juga memerlukan wakil nya untuk memimpin kelompok." Kata Fred membuat Claire menatap patah patah kearahnya.

"Ada apa adik manis?" Tanya Fred sambil tersenyum.

"Se-Sejak kapan?" Tanya Claire.

"Hm?"

"Sejak kapan kau mengetahui tentang ku?" Tanya Claire dengan kaget.

"Sejak.....kau bangun dari tidur panjang mu karena di tusuk oleh perampok." Jawab Fred dengan santai.

"Nanti saja di jelaskan nya, jika sekarang di jelaskan bisa bisa sampai akademi hancur baru selesai." Kata Liam yang kemudian menghilang.

"Kak." Panggil Claire dengan takut.

"Jangan khawatir, saat itu hanya aku yang menguping." Kata Fred sambil tersenyum yang kemudian menghilang.

Claire menghela nafas lega, dan sesaat kemudian dia juga ikut menghilang.

TBC

Claire's second life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang