✧༺Forty eight༻✧

168 14 0
                                    

Hello
___________

Satu minggu kemudian, mereka bertiga menjalani aktivitas seperti biasa, yaitu ke akademi. Walaupun sedikit hampa karena tidak ada Viola dan Keyra, tapi mereka mencoba memaafkan kedua sahabat mereka, dan berusaha melupakan pengkhianatan mereka.

"Huaa, lapar!!" Kata Aurora.

"Astaga Rora, kau tadi pagi sudah makan lima piring, masih lapar?" Tanya Clathria.

"Iya nih." Jawab Aurora.

"Kamu rakus juga ternyata ya." Kata Claire sambil terkekeh pelan.

"Namanya juga lapar Claire." Kata Aurora sambil cemberut.

"Ya udah ayo, aku traktir." Kata Clathria.

"Ayo." Kata Aurora dengan semangat.

Mereka pun menuju ke kantin, namun di lorong akademi mereka mendengar para murid bergosip.

"Ku dengar kalau Alice adalah putri kedua Valcke."
"Apa itu benar?"
"Iya, selama ini rambut Alice itu palsu, dan rambut pirang adalah rambut asli nya."
"Apa jangan jangan Claire adalah putri palsu?"
"Tidak mungkin, Claire kan memiliki pelindung."
"Atau Alice anak haram?"
"Bisa jadi."
"Sepertinya kita harus lebih menghormati Alice."
"Kau benar.

Ketiga sahabat itu diam diam menyeringai, dan saling menatap satu sama lain.

"Sepertinya dia mulai menjalankan rencana." Bisik Aurora.

"Benar, untung nya semalam ayah ku sudah memberi tau kepada seluruh keluarga nya tentang rencana Alice dan rencana kita, dan terakhir Calvin juga memberikan sihir pelindung kepada keluarga kita untuk tidak terkena sihir hipnotis si Alice." Kata Claire.

"Mari kita bermain, girl." Kata Clathria sambil menyeringai dan di ikuti oleh kedua sahabat nya.

Sesampainya di kantin mereka memesan makanan, dan duduk di kursi yang kosong.

"Hello girl." Sapa Alex yang tiba-tiba entah dari mana muncul bersama Liam, Fred, Axel, dan Costur.

"Anda membuat kami kaget!" Kata Clathria dengan kesal.

"Maaf." Kata Alex.

"Claire." Panggil Fred seperti ada yang ingin di tanyakan.

"Aku tau, dia sudah mulai bermain." Kata Claire yang tau apa yang akan di tanyakan oleh Fred.

Tak lama kemudian orang yang mereka maksud pun datang.

"Hm, anu, boleh gabung?" Tanya Alice.

Alice kini memiliki rambut pirang yang merupakan ciri khas keluarga Valcke, dan sesuai yang mereka rencana kan, mereka berpura-pura terkejut.

"Pirang?" Kaget Alex, lebih tepatnya berpura-pura kaget.

"Ke-Kenapa?" Tanya Alice.

"Kau?!"

"I-Itu, aku sebenarnya adalah..."

"Pertama duduk dulu." Kata Claire yang kemudian Alice pun patuh.

"Sebenarnya aku adalah saudara kalian beda ibu, ayah maksud ku baginda kaisar adalah ayah kandung ku." Ujar Alice.

Brak

Meja di gebrak oleh Claire.

"Jaga ucapan mu, ayah ku tidak pernah menyentuh wanita lain selain ibu ku dan bunda ku!" Kata Claire.

"Tapi aku bukti nya." Kata Alice.

"BEDEBAH SIALAN KAU ALICE, JANGAN MEMBOHONGI KAMI!!" Bentak Claire.

"Claire! Apa ini sikap seorang putri??" Bentak Alex membuat Claire terkejut.

"Kalian terlalu mendalami peran." Batin Clathria.

"K-Kakak membentak ku?! Demi rubah seperti dia?!" Tanya Claire dengan mata berkaca kaca.

"Claire! Warna rambut pirang adalah ciri khas kekaisaran, rambut pirang tidak bisa di tipu dengan menggunakan sihir, ini bukti bahwa dia adalah saudara mu." Kata Axel dengan emosi.

Oh, Claire ingin sekali memukul kakak sepupunya jika ini bukan drama yang mereka buat.

"K-Kakak mempercayai dia?" Tanya Claire dengan mata berkaca kaca.

"Ini buktinya." Kata Costur dengan dingin.

"INI SEMUA SALAH MU, SIALAN!!" Bentak Claire kepada Alice.

Plak.

Semua orang yang ada dikantin terkejut, melihat Alex yang menampar Claire.

"Jangan membentak adik ku, Claire, jaga sikap mu sebagai tuan putri." Kata Alex dengan dingin.

Sekarang Clathria, Aurora, Fred, Liam, Costur, dan Axel ingin menampar balik Alex, oh ingatkan mereka kalau ini hanya drama.

"Kau, aku membenci mu." Kata Claire yang kemudian pergi sambil menangis dan di ikuti oleh dua sahabatnya.

"Ma-Maaf, karena aku." Kata Alice sambil menunduk.

"Tidak apa-apa Alice, ini bukan salahmu." Kata Alex sambil mengelus kepala Alice.

"Ingatkan aku untuk mandi dengan bunga tujuh rupa, aku ketempelan setan." Batin Alex di dalam hati.

"Alice, maafkan Claire ya, dia hanya iri dan takut kasih sayang kami terbagi." Kata Axel sambil tersenyum.

"Sabar Axel, sabar, demi rencananya adik sepupu mu." Batin Axel.

"Tidak kah mereka terlalu mendalami peran?" Batin Fred.

"Kalau begitu Alice, kami ingin ke perpustakaan dulu ya, kamu jaga diri." Kata Costur yang di angguk oleh Alice.
______

Kini ketiga sahabat itu sedang ada di rooftop, dan tak berselang lama datang lah para sepupunya Claire.

"Kenapa kalian kemari?" Tanya Claire dengan dingin.

"Sudahlah twins, tidak perlu mendrama lagi." Kata Clive yang merubah rambutnya menjadi pirang.

Sesaat kemudian hening, dan tiba-tiba mereka tertawa.

"Lucu sekali tadi." Kata Aurora.

"Dia seperti nya sudah terbang mengkhayal." Kata Alex.

"Tetap pada rencana jangan lengah." Kata Claire.

"Siap."

TBC

Claire's second life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang