Hello
_______________
Dua tahun kemudian, kini Claire telah berumur 10 tahun, dan dia juga sudah belajar sihir, dan berpedang walaupun awalnya tidak di izinkan namun akhirnya ya Alfred kalah melawan wajah imut putri nya. Damian? Sudah kembali setelah dua bulan pergi dan berhasil memenangkan peperangan.
"Sudah berapa kali saya katakan untuk tidak telat! Kenapa anda selalu telat?!" Tanya seorang pria berambut perak dan bermata kuning emas, dia adalah guru berpedang duo C dan Damian, yaitu Duke Hysen.
"Ma-Maafkan saya guru." Kata Damian.
Damian yang merupakan seorang pangeran pun takut dengan Duke, karena Duke Hysen terkenal dengan ketegasan nya.
"Maafkan kami guru, tadi kami di panggil oleh ayah karena membahas sesuatu." Kata Claire yang mencoba membela Damian.
"Huft, untuk kali ini saja ini terakhir kalinya saya membiarkan ini, tapi jika ini berlangsung kembali saya tidak segan segan menghukum anda, pangeran Damian." Kata Duke Hysen yang kemudian pergi mengambil pedang.
"Yang sabar Damian." Kata seorang laki-laki seumuran Damian berambut perak dan bermata kuning emas, dia adalah putra dari Duke Hysen, Arthur Christian V'Hysen.
"Galak sekali ayah mu." Kata Damian dengan lesu.
"Lain kali kita izin dulu dengan guru, daripada di marahin begini." Kata Claire yang di angguk setuju oleh kedua kakaknya.
"Kalau begitu ayo pemanasan." Kata Clive.
Mereka pun pemanasan lari keliling lapangan latihan, berapa kali? Claire keliling sebanyak 20 kali, sedangkan kedua kakaknya dan Arthur berkeliling sebanyak 40 kali.
"Huft, walaupun sudah satu tahun latihan, tapi masih lelah." Kata Clive.l setelah selesai berkeliling.
"Benar." Kata ketiga orang itu.
"Baik semua, sekarang saya akan mengajarkan teknik baru." Kata Duke Hysen.
Mereka pun mulai berlatih pedang, Claire yang merupakan seorang putri dia sangat lihai berpedang, bahkan terlihat di matanya keseriusan.
2 jam mereka berlatih, kelas mereka pun selesai. Mereka memutuskan untuk minum teh di rumah kaca istana Zircon.
"Huh, cukup melelahkan." Kata Damian sambil meminum minuman nya.
Mereka berempat sama, yaitu sama sama menyukai makanan manis.
"Segar nya." Kata Clive setelah meminum minuman nya.
"Kak Arthur coba makan ini." Kata Claire sambil meletakkan macaroon ke piring kecil milik Arthur.
Claire sudah menganggap Arthur seperti kakak nya, begitupula dengan Arthur yang sudah menganggap Claire seperti adik n, walaupun kenyataan memang adik sepupu. Ayah Arthur, Devan Ernest V'Hysen, adalah kakak kedua dari Felina yang merupakan istri kaisar. Duke Hysen sangat menyayangi para keponakannya terutama Claire, namun dia tetap bersikap tegas kepada mereka saat sedang serius, dan saat sedang belajar.
"Wah, kalian tea time tanpa mengajak paman." Kata seorang pria yang tak lain adalah Duke Hysen.
"Ya tua tidak di ajak." Kata Damian dengan santai yang langsung mendapatkan jitakan kasih sayang dari sang paman.
"Sakit paman." Kata Damian.
"Salah sendiri." Kata Duke Hysen dengan santai sambil duduk di kursi.
"Bawakan satu minuman dan makanan yang tidak terlalu manis." Kata Clive kepada pelayan nya yang di patuhi oleh pelayan itu.
Tak lama minuman dan makanan untuk Duke Hysen pun tiba.
"Paman kenapa ikut ikutan sih?!" Tanya Clive dengan kesal.
"Kan paman juga mau tea time dengan keponakan perempuan yang paman sayang." Jawab Duke Hysen dengan santai.
"Sepertinya ayah ku salah makan." Bisik Arthur.
"Aku setuju Ar." Bisik Damian.
"Apa kalian bilang?! Bilang sekali lagi!" Kata Duke Hysen.
"Paman sudah." Kata Claire.
"Oh ya ngomong ngomong minggu depan acara ulang tahun kak Louis kan?" Tanya Claire.
"Oh, si bocah itu, tidak terasa umur nya sudah hampir memasuki usia dewasa." Kata Duke Hysen.
"Jika bibi mendengar ayah menyebut Louis dengan sebutan bocah, ku pastikan bibi pasti akan marah dengan ayah." Kata Arthur sambil memakan makanan.
"Aku setuju." Kata Damian yang di angguk oleh Clive.
"Dan Claire, benar sebentar lagi Louis ulang tahun." Kata Arthur.
"Kalian sudah menyiapkan hadiah?" Tanya Claire.
"Belum." Jawab mereka semua kecuali Duke Hysen.
"Lebih baik besok kita ke kota aja cari hadiah untuk kak Louis." Kata Clive.
"Nice, ide mu bagus Clive." Kata Damian.
Mereka pun kembali menghabiskan waktu tea time.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Claire's second life
Fantasy𝙃𝘼𝙉𝙔𝘼 𝙎𝙀𝘽𝙐𝘼𝙃 𝙆𝘼𝙍𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙁𝙄𝙆𝙎𝙄 𝘽𝙄𝘼𝙎𝘼, 𝙅𝘼𝘿𝙄 𝙅𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙈𝘼𝙎𝙐𝙆𝙄𝙉 𝙆𝙀 𝘿𝘼𝙇𝘼𝙈 𝙃𝘼𝙏𝙄 Setiap kaki ku melangkah selalu ada bahaya yang datang. Sepi, sunyi, sendiri, itu yang ku rasa setelah ibu tiada. Aku Cla...