Hello
_________________
Sudah 1 minggu berlaku, dan Claire belum juga sadar, semua seketika berubah Aurora yang dulu ceria dan bertingkah seperti anak kecil, berubah menjadi dingin dan cuek, Viola yang terkenal ramah juga berubah menjadi dingin, begitupula yang lain. Sedangkan Clive, Damian, yang ceria menjadi pemarah, dingin, kejam, dan cuek. Aldrich apalagi, dia menjadi lebih dingin.
Dan kini terlihat Clive yang sedang duduk di kursi samping kasur sang adik kembar nya, sambil menggenggam tangan sang adik.
"Hei twins, kapan kau sadar? Kau tidak ingin melihat ku? Apa mimpi mu lebih indah sampai sampai memilih untuk tidak bangun? Cepat bangun twins, semua orang menunggu mu." Lirih Clive dengan mata berkaca kaca.
Ceklek
"Ternyata anda, saya kira orang lain." Kata Viola yang baru saja datang bersama ketiga sahabatnya.
"Hei Ai, sudah satu minggu kau menutup mata, kamu tidak merindukan sahabat mu ini?" Tanya Keyra dengan kesal.
"Kamu tau Ai? Si Vallen selalu ngerengek minta kemari, dan kadang dia bertingkah seperti anak kecil." Kata Viola di ikuti dengan kekehan nya.
"Cepat bangun girl, kami merindukan mu." Kata Clathria.
"Ai benci Lety ya sampai sampai tidak mau bangun?" Tanya Aurora dengan mata berkaca kaca.
"Kamu beruntung twins memiliki sahabat seperti mereka." Batin Clive.
Alam bawah sadar Claire.
Terlihat seorang perempuan sedang tertawa dengan seorang wanita, siapa lagi kalau bukan Claire, dan wanita itu adalah Agatha Rosella De Veda.
"Oh ya sayang, kamu tidak mau kembali? Kasihan keluarga dan sahabat mu." Kata Agatha dengan lembut.
"Tidak mau, Claire ingin bersama ibu, kalau bisa Claire ingin ikut ibu." Kata Claire.
"Sayang nya ibu, ibu juga ingin sekali bisa bersama mu, tapi perjalanan mu masih panjang, jika kamu berhenti sekarang maka akan ada seseorang yang akan sangat sedih kehilangan mu." Kata Agatha dengan lembut.
"Apa orang itu keluarga ku dan sahabat ku?" Tanya Claire dengan penasaran.
"Bukan, dia adalah orang yang rela berkorban untuk mu." Jawab Agatha sambil tersenyum.
"Siapa ibu?" Tanya Claire.
"Suatu saat kamu akan tau, sekarang kamu harus kembali." Kata Agatha sambil tersenyum manis.
"Tapi ibu..."
"Dengarkan kata ibu mu, Claire."
Claire mendengar suara yang tidak asing, dia melihat sekeliling tapi tidak ada orang.
"Aku ada di sekitar mu, tapi kamu tidak bisa melihat ku. Kembalilah Claire, aku menunggu mu."
"Dia adalah orang yang ibu maksud." Kata Agatha.
"Ibu."
Sebuah cahaya muncul tepat di belakang Claire, membuat Claire paham apa yang terjadi dia langsung memeluk ibu nya.
"Tidak, Claire tidak mau kehilangan ibu." Lirih Claire sambil menangis.
"Maaf sayang, tapi kamu harus pergi, maafkan ibu karena tidak bisa melihat mu tumbuh besar seperti ini, maafkan ibu karena tidak bisa melihat mu melakukan pesta debut mu, maafkan ibu." Kata Agatha sambil menangis tapi tersenyum, dan mengelus kepala Claire dengan penuh kasih sayang.
"Ibu, menyayangi mu, malaikat kecil ibu." Kata Agatha sambil mencium kening Claire.
Claire kemudian menghilang di hadapan Agatha, dan tak lama muncul seorang wanita dengan gaun berwarna biru gelap, dan mahkota yang ada hiasan bulan.
"Maafkan aku Agatha, jika aku dan ____ tidak melakukan itu, mung..."
"Kenapa kalian ceroboh? Kalian membuat putri kecil ku mengalami banyak penderitaan." Kata Agatha dengan dingin.
"Maafkan aku Agatha." Kata wanita itu.
"Maaf tidak akan mengembalikan semuanya, di kehidupan sebelum nya dia tiada tanpa mengetahui siapa diri nya, jika di kehidupan sekarang dia tiada tanpa mengetahui siapa jati dirinya, jangan harap aku kembali ke sana dan menempati tahta ku." Kata Agatha dengan dingin yang kemudian menghilang di balik cahaya meninggalkan wanita itu.
"Maafkan aku...........
Amethyst." Ucap wanita itu yang kemudian menghilang.
Di dunia nyata
"Eung."
"Twins/Ai?!"
"Ukh, a-ir." Ucap Claire dengan lemah.
Dengan spontan Viola langsung mengambil gelas yang berisi air, dan memberikan nya kepada Claire, dan Claire meminumnya.
"Are you okay twins?" Tanya Clive dengan nada khawatir.
"Saya baik baik saja." Jawab Claire sambil tersenyum.
"Huaaa, Ai, akhirnya kau sadar!!" Kata Aurora sambil memeluk Claire dan menangis.
"Bodoh! Ai baru saja sadar, jangan seperti itu!" Kata Keyra sambil menarik Aurora.
"Sudah Vallen, tidak apa apa, sudah berapa lama aku tidak sadar?" Tanya Claire.
"Satu minggu." Jawab Clive.
"Hm, satu minggu ya." Gumam Claire.
"Kalau begitu beristirahatlah, nanti aku akan memberi tau kepada ayah." Kata Clive.
"Kalian berbincang lah, kakak pamit dulu ya, twins." Kata Clive sambil mengelus kepala Claire yang kemudian pergi.
"Apa yang terjadi selama aku tidak sadarkan diri?" Tanya Claire.
"Tidak ada, paling cuman pangeran Aldrich berhasil menangkap dalang dari perencanaan perampokan itu." Jawab Keyra.
"Siapa?" Tanya Claire sambil mengerut dahi.
"Earl Andreas atas permintaan rubah itu." Jawab Aurora dengan malas.
"Tunggu, berarti mereka sudah di tangkap?" Tanya Claire.
"Yups, rencananya akan di hukum mati." Jawab Keyra.
"Aku ingin bertemu ayah." Kata Claire yang turun dari kasur.
"Tunggu tunggu, apa yang ingin kau lakukan Ai?" Tanya Clathria.
"Aku akan meminta ayah untuk tidak menghukum nya dulu, dia adalah 'makanan' ku, aku tidak ingin 'makanan' ku di sentuh orang lain." Kata Claire yang kemudian pergi.
Claire kini sudah paham apa maksud dari makanan, dia bahkan sudah mengklaim Clarissa sebagai makanannya.
TBC
Thankyou yang udah dukung aku ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Claire's second life
Fantasía𝙃𝘼𝙉𝙔𝘼 𝙎𝙀𝘽𝙐𝘼𝙃 𝙆𝘼𝙍𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙁𝙄𝙆𝙎𝙄 𝘽𝙄𝘼𝙎𝘼, 𝙅𝘼𝘿𝙄 𝙅𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙈𝘼𝙎𝙐𝙆𝙄𝙉 𝙆𝙀 𝘿𝘼𝙇𝘼𝙈 𝙃𝘼𝙏𝙄 Setiap kaki ku melangkah selalu ada bahaya yang datang. Sepi, sunyi, sendiri, itu yang ku rasa setelah ibu tiada. Aku Cla...