✧༺NineTeen༻✧

724 44 0
                                    

Hello

_________________

Laki laki itu keluar dari aula, rambut hitam kemerahan berubah menjadi hitam kelam dan mata yang tadi hitam ke biruan menjadi merah darah.

"Huft, aku harus menunggu selama baby belum mengetahui jati diri nya." Gumam laki laki itu.

Seekor burung merpati berwarna abu-abu hinggap di bahu nya, seperti membisikkan sesuatu.

"Oh begitu rupanya, biarkan Dewa dan Dewi itu mencari ku, aku tidak akan kembali ke sana tanpa baby." Ucap laki-laki itu sambil berjalan di lorong istana.

Terlihat lima perempuan yang sedang berjalan sambil bercengkrama, laki-laki itu langsung mengubah warna rambutnya.

"Hah? Kak Calvin!" Pekik salah satu perempuan yang tak lain adalah Aurora.

"Aurora, jaga sopan santun mu, disini ada tuan putri." Kata laki-laki itu yang bernama Calvin Leonard Vuitton, anak pertama dari dua saudara. Dia adalah kakak dari Aurora.

"Tidak apa apa tuan, saya juga seperti itu jika bertemu dengan salah satu kakak saya apalagi jika bertemu kakak sepupu." Kata Claire sambil tersenyum.

Cantik, itulah yang di pikirkan oleh Calvin dalam memuji Claire.

"Kalau begitu permisi." Kata Claire sambil tersenyum yang kemudian pergi di ikuti yang lain.

"Sampai jumpa kak Calvin." Kata Aurora yang kemudian menyusul yang lain.
_______________
Istana sapphire
Rumah kaca

"Ini pertama kali nya saya ke istana sapphire." Kata Clathria.

"Dari jauh saja sudah sangat indah, ini dari dekat, sangat wow, indah." Kata Keyra.

"Benar." Kata Aurora dan Viola.

"Terimakasih atas memuji istana saya." Kata Claire sambil tersenyum.

"Tuan putri, tolong jangan formal, anda lebih terhormat di bandingkan dengan kami." Kata Viola.

"Benar tuan putri, anda bisa memanggil kami dengan nama, karena kita teman." Ucap Aurora dengan suara kecil di akhir perkataan nya.

"Kita bukan teman." Kata Claire membuat keempat perempuan itu menampilkan raut sedih.

"Tapi sahabat, panggil aku dengan nama." Kata Claire membuat dia di tatap oleh keempat perempuan itu.

"Tapi.."

"Ini perintah." Kata Claire sambil tersenyum dan penuh penekanan.

"Jujur, ini pertama kali nya bagi ku mendapatkan sahabat, ya karena aku tidak bisa seenaknya keluar istana kalaupun ada yang ingin berkenalan mereka langsung kabur melihat kakak kakak ku." Kata Claire sambil terkekeh pelan.

"Kita senasib." Kata Viola.

"Say eh maksudnya, aku juga memiliki dua kakak, mereka sangat posesif dan overprotective, membuat ku tertekan belum lagi sikap ibu dan ayah ku, ukh tidak bisa terbayang." Kata Viola dengan geram.

"Aku tidak memiliki saudara karena aku anak tunggal, tapi aku juga merasakan sifat posesif dan overprotective dari keluarga ku." Kata Keyra sambil tersenyum.

"Aku juga, memiliki kakak laki-laki dan menjadi anak perempuan satu satunya sangat menyebalkan." Kata Clathria sambil menghela nafas.

"Kak Calvin dia memang dingin, tapi jika aku terluka sedikit saja suara seperti mau perang, begitu pula dengan ibu dan ayah." Kata Aurora.

"Kita memiliki nasib yang sama ya, menjadi anak perempuan satu satunya." Kata Claire sambil terkekeh.

"Tapi aku senang sifat mereka, itu berarti mereka menyayangi ku." Kata Aurora yang di angguk setuju oleh yang lain.

"Oh ya, jadi ini sekarang kita sahabat?" Tanya Keyra takut perkataan Claire adalah kebohongan.

"Hm? Tentu, kita sahabat." Kata Claire sambil tersenyum.

"Jadi the queen of roses, tambah anggota." Kata Clathria sambil tersenyum.

"Hah?"

"The Queen of Roses, itu nama kelompok kami, kami sama sama menyukai bunga mawar kecuali Lety." Kata Keyra.

"Oke, sekarang kita kasih nama panggilan khusus untuk Claire, hm tapi apa?" Tanya Viola dengan bingung.

"Claire Eleanor de Veda hm, gimana kalau Airy?" Tanya Aurora.

"Bagus." Kata Viola.

"Sekarang kita panggil Claire dengan panggilan Airy, kamu bisa memanggil ku Clathy, Viola di panggil ya yang kamu panggil tadi yaitu Rara, Aurora di panggil Lety, Keyra di panggil Vallen." Kata Clathria sambil tersenyum.

"Clathy? Mirip kucing." Kata Claire.

"Iya kan? Aku sudah pernah bilang, kalau nama panggilan Clathria mirip kucing." Kata Keyra membuat dia di tatap tajam oleh Clathria.

"Maafkan Vallen, Clathy." Kata Keyra yang menciut karena melihat tatapan tajam dari Clathria.

"Airy, aku akan katakan sesuatu, kamu tidak boleh membuat Clathy marah." Kata Viola.

"Kenapa?" Tanya Claire dengan heran.

"Karena dia...." Ucap Viola sambil menggantung perkataannya.

"Yang paling galak." Sambung Keyra, Aurora, dan Viola yang kemudian tertawa begitu pula dengan Claire.

"Jangan mengajarkan Airy yang tidak benar, dan satu hal lagi aku tidak galak." Kata Clathria yang tak terima di bilang galak.

"Tapi pemarah." Kata Claire sambil terkekeh pelan.

"Airy, kau malah ikut ikutan!" Kata Clathria dengan kesal.

Setelah puas tertawa, mereka langsung menatap Clathria yang masih stay ngambek.

"Oke, jadi kamu sudah mengenal rubah itu?" Tanya Clathria kepada Claire.

"Yups, aku pernah bertemu dengan nya dua tahun yang lalu." Jawab Claire.

Claire lalu menceritakan kejadian saat dia pertama kali bertemu Clarissa, hal itu membuat para sahabatnya marah.

"Argh, aku ingin mencabik wajah sok cantik nya itu!" Kata Keyra dengan kesal.

"Aku juga ingin menjadikan nya kelinci percobaan racun baru ku!" Kata Aurora yang ikutan kesal.

"Hah?"

"Suatu saat kamu akan tau, Airy. " Kata Viola dengan misterius.

Dia hanya menganggukkan kepala toh dia juga tidak bisa mengorek rahasia mereka.

Dan mereka pun kembali berbincang di bawah malam yang penuh bintang dan bulan yang bersinar terang.

TBC

Claire's second life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang