Hello
_________
Keesokan harinya, Claire sudah merasa baikan walaupun dia sering ketakutan. Kini dia berada di rumah kaca.
"Queen."
"Hm? Calvin? Sedang apa kamu disini?" Tanya Claire.
"Ingin melihat kondisi mu." Jawab Calvin sambil duduk di depan Claire.
"Aku baik baik saja kok." Kata Claire sambil tersenyum.
"Dia melakukan apa saja pada mu?" Tanya Calvin.
Claire langsung menceritakan semua saat dia di markas Sekhmet.
"Berarti, bibir ini sudah di rasa oleh dia?" Tanya Calvin yang di angguk oleh Claire.
"Untung nya aku yang mencuri ciuman pertama nya." Batin Calvin.
"Claire, saat semua selesai, ayo kita menikah." Kata Calvin.
"Eh?!"
"Aku serius." Kata Calvin.
"Tapi apakah kamu bisa melewati ke empat kakak ku, keluarga sepupu ku, jangan lupakan ayahanda?" Tanya Claire.
"Benar juga ya, walaupun aku dewa tapi aku masih takut dengan mereka." Kata Calvin membuat Claire terkekeh.
Cup
"Aku akan menunggu mu saat kamu mengutarakan isi hati mu di depan keluarga besar ku." Kata Claire setelah mencium singkat bibir Calvin dan kemudian pergi.
"Kamu seperti nya mulai nakal, queen." Gumam Calvin.
Dia lalu menatap ke arah langit.
"Sebentar lagi kehancuran mu, Sekhmet, kali ini pun aku tidak akan membiarkan mu menang." Gumam Calvin yang kemudian menyusul Claire.
__________
Di dunia atas, dewa Leonard selalu mengawasi putri kecil nya. Dia juga sempat marah melihat Calvin dengan mudah mencium bibir suci milik putri nya.
"Jika bukan karena dia putra dari mereka, sudah ku bunuh." Kata dewa Leonard.
"Tidak perlu posesif seperti itu Leonard, sekarang putri kita sudah besar." Kata dewi bumi Amethyst/Agatha.
"Kau membela nya?" Tanya dewa Leonard yang di balas dengan kekehan dari Dewi Amethyst.
"Kapan perang itu terjadi?" Tanya Dewi Amethyst.
"Kata putra mu, sekitar dua bulan lagi, dan akan ada yang tewas." Jawab Dewa Leonard.
"Benarkah?" Tanya dewi Amethyst.
"Itu benar ibunda." Kata seorang laki-laki berambut biru muda dan bermata biru laut.
"Dillon?!"
Dillon, sang dewa takdir, putra pertama dari dewa Leonard dan dewi Amethyst. Kakak dari Claire/Aileen, tapi dia tidak mengetahui mempunyai kakak.
"Astaga, aku merindukan mu, putra ku." Kata Dewi Amethyst sambil memeluk Dillon.
"Saya juga, selamat datang ibunda." Kata Dillon sambil tersenyum.
"Jadi siapa yang akan tewas?" Tanya Dewi Amethyst.
"____, ____, ____, ____, dan ____." Jawab Dillon membuat Amethyst dan Leonard terkejut.
"Jangan biarkan Claire mengetahui hal ini." Kata dewa Leonard.
______
Di sisi lain, Claire sedang membaca buku di perpustakaan.
"Aku harus mencari cara untuk mengalahkan Sekhmet." Gumam Claire.
"Darling."
Claire menoleh ke arah suara yang ternyata adalah Damian yang sedang tersenyum.
"Kamu kenapa tidak di kamar saja?" Tanya Damian sambil duduk di sebelah Claire.
"Bosan jika di kamar, lagipula saya sudah baikan, jadi tenang saja." Jawab Claire sambil tersenyum.
"Claire, jangan melakukan hal seperti itu." Kata Damian.
"Saya sudah mengatakan, saya akan melakukan apapun demi orang yang saya sayang termasuk mengorbankan nyawa ku sendiri." Kata Claire sambil melanjutkan di dalam hati.
Damian menatap sendu adik kecil nya, kemudian dia mengelus lembut kepala Claire sambil tersenyum.
"Kakak akan selalu berada di samping mu dan melindungi mu." Kata Damian sambil tersenyum.
"Kakak tidak akan membiarkan mu pergi sebelum kakak." Kata Damian.
"Kematian tidak ada yang tau, saya lebih dulu atau orang lain, itu tidak ada yang tau." Kata Claire.
"Tapi sebisa mungkin aku akan melindungi mu." Kata Damian dengan tatapan serius.
"Kalau begitu saya juga akan melindungi anda." Kata Claire sambil tersenyum.
"Sekarang kau sudah dewasa ya, padahal dulu kamu selalu manja, dan memanggil diri mu dengan nama, tapi sekarang kamu sudah bisa bersikap formal dan dewasa, ali jadi khawatir saat kau menikah nanti." Kata Damian sambil tersenyum sendu.
"Di hati saya ada anda semua keluarga saya." Kata Claire sambil menyenderkan dirinya di bahu Damian.
"Claire ingin tidur sebentar ya kak." Kata Claire.
"Tidurlah, kakak akan menjaga diri mu." Kata Damian.
Claire tersenyum, dan kemudian perlahan dia tertidur. Tak lama kemudian Aldrich datang.
"Claire kenapa?" Tanya Aldrich dengan khawatir.
"Hanya tertidur." Jawab Damian.
"Damian, kam.."
"Tolong jangan membahas dia, saya memang mencintai dia tapi dia merupakan seorang pengkhianat bahkan pelaku yang terjadi pada saya dan ayah, bahkan ingin membunuh Darling, saya sangat membenci orang yang berani mengusik keluarga saya." Kata Damian dengan dingin.
"Kau benar." Kata Aldrich.
Viola, dan Keyra, dua perempuan yang berhasil merebut hati Aldrich dan Damian, namun malah memberikan luka di hati mereka. Bahkan hampir membunuh Damian.
"Untuk saat ini, saya hanya ingin fokus kepada Claire." Kata Damian dengan dingin.
"Sekarang kau juga sudah dewasa ya." Kata Aldrich sambil mengelus kepala Damian.
Dua adik yang sangat Aldrich sayangi, Damian dan Claire.
"Aku juga akan melindungi kalian seperti yang ibu dan bunda katakan." Batin Aldrich.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Claire's second life
Фэнтези𝙃𝘼𝙉𝙔𝘼 𝙎𝙀𝘽𝙐𝘼𝙃 𝙆𝘼𝙍𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙁𝙄𝙆𝙎𝙄 𝘽𝙄𝘼𝙎𝘼, 𝙅𝘼𝘿𝙄 𝙅𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙈𝘼𝙎𝙐𝙆𝙄𝙉 𝙆𝙀 𝘿𝘼𝙇𝘼𝙈 𝙃𝘼𝙏𝙄 Setiap kaki ku melangkah selalu ada bahaya yang datang. Sepi, sunyi, sendiri, itu yang ku rasa setelah ibu tiada. Aku Cla...
