Hello
______________
Para iblis menyerang akademi, namun untung nya para Profesor menahan mereka, dan beberapa Profesor juga mengarahkan para murid ke tempat yang aman.
Terlihat dua orang laki laki-laki bertopeng dan berjubah, dengan satu nya adalah seorang perempuan bertopeng dan berjubah. Siapa lagi kalau bukan Fred, Claire, dan Liam, yang tengah berdiri di atap akademi.
"Beraninya dia menyerang akademi orang yang ku cintai." Kata Liam dengan tatapan penuh amarah.
"Nanti saja kau marah nya." Kata Fred.
"Benar, lebih baik kita fokus ke sini." Kata Claire sambil tersenyum.
Beberapa helai rambut berterbangan karena tiupan angin, Liam yang menatap Claire seketika tersenyum, cantik, satu kata yang cocok untuk Claire.
"PERGI DARI SINI!!" Teriak Claire.
Seketika mereka menjadi pusat perhatian.
"BERANINYA KALIAN MENYERANG DAERAH KEKUASAAN KU! PUNYA NYALI JUGA KALIAN!" Teriak Liam.
"Pergilah dengan damai sebelum kalian menyesal." Kata Fred.
"Kalian?!"
"Sepertinya kita harus membuat nama." Gumam Liam yang di angguk oleh mereka berdua.
"Kami adalah The King Of Darkness, The King Of Lightning, dan The Queen Of Darkness and Lightning." Kata Liam.
"Nama apaan itu?" Gumam Claire yang malu dengan julukannya.
"Kan kamu cocok dengan Darkness, dan Lightning, jadi ku tambahkan dua dua nya." Kata Liam.
"Terserah lah." Kata Claire dengan pasrah.
"Mau perang apa mau bermesraan?" Sindir Fred, yang langsung di hadiahkan tatapan tajam dari Claire dan Liam.
"Maafkan Claire yang imut ini wahai sahabat sahabat nya Claire." Batin Claire yang di tatap penuh selidik oleh Clathria.
"Nah, waktunya bermain." Kata Liam sambil menyeringai yang kemudian melompat turun ke bawah, dan mulai menyerang iblis.
"Saatnya memamerkan kekuatan." Kata Fred sambil menyeringai dan melakukan hal yang sama seperti Liam.
Sedangkan Claire, dia tetap stay di atap akademi karena dia bertugas untuk penyerangan jarak jauh.
Dor
Dor
Dor
Tiga peluru di tembakan ke arah iblis, dan seketika iblis itu mati di tempat membuat Claire menyeringai, namun sesaat dia melirik ke arah kiri nya.
Dor
Untung nya Claire dengan cepat menghindar, jika tidak maka peluru itu pasti bersarang di kepala nya.
"Akan ku tunjukkan cara menembak yang benar." Kata Claire dengan menyeringai dan menembak iblis itu.
Dor
"Checkmate." Kata Claire.
Claire kemudian menatap halaman depan akademi, sesaat kemudian dia langsung melompat turun, dan menembak iblis yang ingin menyerang Clathria.
Dor
"Kau tak apa?" Tanya Claire.
"Tidak, terimakasih." Kata Clathria yang di balas dengan hm dari Claire.
Dor
Dor
Dor
Trang
"Ckk." Decak Claire ketika dia menahan pedang dengan senapan nya.
"Menjauh dari ku iblis jelek." Kata Claire yang sekilas mata nya berubah menjadi kuning keemasan dan kemudian menjadi seperti semula.
Bugh
Claire langsung menendang perut iblis itu.
Jeder
Petir menyambar para iblis, membuat mereka terkejut.
"Ho oh, jadi kalian datang membantu toh." Batin Liam.
"Kalian tidak pernah bosan mengganggu umat manusia!!"
"Sudah lama aku tidak mendengar suara ini." Batin Liam.
"I-ini.."
"Ti-Tidak mungkin."
"Dewa Surya!!!"
"Apa hanya Dewa itu yang kalian ingat hah?! Berani sekali kalian menuruti perintah Sekhmet, sementara dia bukanlah tuan kalian!"
"Sudah ku duga, dimana ada Dewa Matahari itu, pasti ada Dewi bulan." Batin Liam dengan tatapan datar.
Seketika para iblis bersujud membuat para manusia bingung, kecuali Liam yang tampak biasa biasa saja.
"Claudios, aku tau kau ada disini."
Seketika akademi berubah menjadi sebuah dimensi tak terbatas, tidak ada siapapun di sana kecuali empat orang yaitu Claire, Liam, Fred, Clathria, dan Alex
"Aku tidak heran jika Claire, dan Fred juga ikut, tapi dua orang ini kenapa juga ikut?!" Batin Liam.
"Karena mereka orang terpilih."
Seketika mereka menatap ke arah suara, yang ternyata seorang wanita cantik berambut hitam kelam dan bermata perak, serta dengan mahkota, dan simbol bulan di dahi nya. Dengan gaun berwarna biru malam bercampur perak, dan dengan mutiara mutiara yang membuat nya mirip seperti langit malam.
"Kebiasaan mu membaca batin orang lain tidak pernah berubah." Kata Liam dengan wajah datar sambil melepas topeng nya.
"Jaga kesopanan mu."
Seorang pria berambut pirang, dengan mata kuning emas, dan simbol matahari di dahi nya.
"Ckk." Decak Liam.
"Tu-Tunggu! I-ini dimana?" Tanya Clathria.
"Jika kau tanya aku, aku juga tidak tau ini dimana Clathy." Jawab Claire sambil melepas topeng nya, dan seketika dia menjadi seperti semula.
"Ai?! Jadi itu kau?" Tanya Clathria yang di balas dengan berdehem dari Claire.
"Tunggu dulu, maksud dari ini semua apa? Dan siapa kalian?" Tanya Alex kepada dua orang itu.
"Biar aku jawab, pertama wanita ini adalah simbol kekaisaran Aclallos, penguasa malam dan pengendali bulan, sang Dewi bulan, Candra." Kata pria itu.
"Dan aku adalah simbol Kekaisaran Valcke, dan pengendali matahari, Dewa matahari, Surya." Kata pria yang tak lain adalah Dewa Matahari.
"Ckk, nada mu seperti nya sedang memamerkan kedudukan." Kata Liam dengan sinis.
"Padahal akan lebih hebat anak ku jika saja kalian tidak membuat kekasih ku tewas saat itu, maka kami akan menikah dan mempunyai anak, dan anak kami akan lebih hebat dari kalian." Kata Liam sambil bersedikap dada dan dengan tatapan sinis.
"Tunggu, hubungan nya dengan Liam apa?" Tanya Clathria yang mulai bingung.
"Dia adalah salah satu Dewa terhebat, penguasa kegelapan dan dunia para iblis, Dewa kegelapan, Claudios." Kata Dewi Candra.
"Ngomong ngomong, kamu masih memiliki dendam rupanya." Kata Dewa Surya.
"Tidak usah bertele-tele, kenapa kau membawa kami ke dimensi tanpa batas?" Tanya Liam dengan dingin atau bisa di panggil Claudios.
"Baiklah, kalian sepertinya tau tentang Sekhmet bukan?" Tanya Dewa Surya.
"Orang yang membebaskan para 'makanan' kami, bagaimana mungkin kami tidak ingat dia, orang yang menyebabkan saudara kembar ku tewas!" Kata Claire dengan penuh amarah.
"Tapi aku masih hidup loh." Kata Fred yang kemudian mengubah penampilan nya seperti dulu.
"CLIVE!!" Pekik
![](https://img.wattpad.com/cover/339537865-288-k508561.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Claire's second life
Fantasy𝙃𝘼𝙉𝙔𝘼 𝙎𝙀𝘽𝙐𝘼𝙃 𝙆𝘼𝙍𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙁𝙄𝙆𝙎𝙄 𝘽𝙄𝘼𝙎𝘼, 𝙅𝘼𝘿𝙄 𝙅𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙈𝘼𝙎𝙐𝙆𝙄𝙉 𝙆𝙀 𝘿𝘼𝙇𝘼𝙈 𝙃𝘼𝙏𝙄 Setiap kaki ku melangkah selalu ada bahaya yang datang. Sepi, sunyi, sendiri, itu yang ku rasa setelah ibu tiada. Aku Cla...