Hello
Ketemu lagi, ada yang kaget author gak?! Haha, canda, oke enjoy to my story
____________"Ngomong ngomong kak Alex, ini kak Raffael dan kak Raffel ingin bicara dengan Kakak." Kata Claire sambil memberikan kristal komunikasi kepada Alex.
"Alexander Hryson de Aclallos, what did you do to my little sister?" Kata Raffael dengan nada dingin dan penuh penekanan.
Darimana Raffael tau? Karena Raffael beserta keluarganya selalu mengawasi Claire.
"You will receive punishment from us, my little brother." Kata Raffel dengan nada rendah.
Alex seketika merinding mendengar suara dari kedua kakak sepupunya, do'akan Alex agar selamat dari penghukuman yang akan di berikan oleh Duo R.
"Sudahlah kak, lagipula ini bagian dari rencananya." Kata Claire.
"Tapi Claire, pipi kamu memerah loh." Kata aunty Ariana.
"Ini bisa di sembuhkan aunty." Kata Claire.
"Baiklah little girl nya uncle, tiba waspada dia mengincar mu sayang, uncle akan langsung menjemput mu jika dia sudah kelewatan batas." Kata uncle Zergan dengan overprotective.
"Jika tidak parah maka tidak akan menarik." Batin Claire dengan kesal.
"Jangan berbuat nekat baby girl, wajah mu seperti ingin berbuat nekat." Kata Raffel.
"Iya, Claire tidak akan berbuat nekat." Kata Claire dengan kesal.
"Ya sudah, kalian berhati-hati lah." Kata uncle Zergan.
"Siap uncle/tuan." Kata mereka semua.
Setelah komunikasi singkat, Claire memandang ke arah langit.
"Terlalu banyak masalah yang kita lalui." Kata Claire tiba tiba.
"Kau benar." Kata Clathria sambil ikut menatap langit.
"Apa suatu saat nanti aku bisa terbang seperti burung yang terbang bebas tanpa beban?" Gumam Claire.
Angin bersembunyi menerbangkan rambut mereka, Clive menatap ke arah Claire dan kemudian tersenyum.
"Suatu saat nanti, kita akan bisa terbang dengan bebas, tertawa tanpa ada beban, bersama sama." Kata Clive Clive.
"Iya." Kata Claire sambil tersenyum.
"Aileen, apa kamu mempunyai mimpi yang ingin kamu gapai?"
"Hm, punya, aku bermimpi ingin terbang seperti burung dengan bebas tanpa beban."
"Masih sama." Batin Calvin sambil tersenyum tipis.
"Ngomong ngomong Calvin, aku ingin menanyakan sesuatu kepada orang tua mu." Kata Claire sambil menatap Calvin.
"Hm? Ya udah ayo." Kata Calvin.
"Kemana?" Tanya Claire.
"Kata mu mau bertemu orang tua ku, berarti ke kediaman Vuitton." Jawab Calvin.
"Aku baru tau jika dewa bisa seperti ini." Gumam Costur.
"Maksud ku bertemu ibunda dan ayahanda, dewa Claudius kekasihnya Aileen!" Kata Claire dengan kesal.
"Oo, ya udah." Kata Calvin.
Tiba-tiba mereka berada di sebuah dimensi tanpa batas, Axel Costur, dan Aurora yang pertama kali ke sana langsung terkejut.
"Apa yang ingin kamu tanyakan, Claire?" Tanya dewa Surya.
"Anda pernah cerita tentang saya di kehidupan dulu kan? Saya ingin bertanya, dimana orang tua saya di kehidupan dulu? Maksudnya, jika ibu saya tau bahwa beliau adalah dewi Amethyst, tapi kalau ayah saya, dimana?" Tanya Claire.
"Dewa Leonard? Dia ada di kastil nya, tapi dia tidak tau kalau kamu adalah putri nya." Jawab dewi Candra.
"Kamu ingin bertemu dengan nya?" Tanya Calvin yang di jawab dengan anggukkan kepala.
Dan tak berselang lama, mereka pun muncul di sebuah kastil di atas awan.
"Aku tidak tau mau berkomentar apa." Kata Aurora.
"Aurora." Panggil Dewi Candra sambil tersenyum penuh arti.
"I-iya."
"Kita perlu bicara, S.E.K.A.R.A.N.G." Kata dewi Candra.
"I-ibunda?!"
"Kak Costur, kak Alex dan Clathria temani Aurora, biar aku bersama Clive, Claudius dan kak Axel." Kata Claire dengan di patuhi oleh mereka.
Keempat irawan itu pun masuk ke kastil, Claire merasakan perasaan yang seperti merindukan seseorang, sampai ketika seorang pria tengah membelakangi mereka sambil memandangi sebuah lukisan keluarga.
"Ayahanda." Panggil Claire secara reflek.
Pria yang tak lain adalah Dewa Leonard menoleh ke arah nya, dan berapa terkejut nya dia saat melihat aura mirip putri nya ada di tubuh Claire.
"A-Aileen?"
"Maaf sebelumnya, izinkan saya memperkenalkan diri saya, saya Claire Eleanor de Valcke, putri pertama kekaisaran Valcke." Kata Claire sambil agak membungkuk.
"Dan saya adalah reinkarnasi dari dewi Aileen." Lanjut nya.
"Itu benar." Kata Calvin sambil membuka rambut nya menjadi hitam dan mata merah ruby.
"Claudius?!"
"Kejutan? Apa kau merindukan ku, calon mertua ku?" Tanya Calvin.
Seketika teman teman nya Calvin menatap aneh Claudius.
"KELUAR KAU DARI KASTIL KU, CLAUDIUS!!!" Teriak Dewa Leonard membuat Calvin langsung bersembunyi di belakang Claire.
"Huft, jadi kamu reinkarnasi dari putri ku, apa bukti mu?" Tanya dewa Leonard.
"Saya tidak mempunyai bukti, tapi saya pernah di culik dan di panggil Aileen oleh dewa Skehmet, dan saya juga memiliki elemen cahaya, padahal awalnya saya tidak memiliki nya." Jawab Claire.
Dewa Leonard mendekati Claire, dan kemudian memeluk Claire. Claire yang di peluk merasakan kerinduan yang sangat amat, membuat nya tanpa sadar membalas pelukan.
"Maafkan ayah." Lirih dewa Leonard.
"Ini bukan salah anda." Kata Claire.
"Saya kesini untuk memastikan saja tentang anda." Kata Claire.
"Jadi kamu tidak tinggal disini?" Tanya Dewa Leonard.
"Belum waktunya kami kembali ayahanda, lagipula Claire masih harus merebut kembali kristal kekuatan nya yang berada di tangan Skehmet." Kata Calvin.
"Maksud mu?"
"Kristal kekuatan Claire saat dia menjadi dewi terpencar, dan entah bagaimana caranya Skehmet terlepas dari segel dan kemudian mengumpulkan kristal kekuatan Claire, saat ini saya hanya memiliki satu buah kepingan ini, dan yang lainnya ada di tangan Claire." Kata Calvin.
"Maksud mu, tanpa kristal itu Claire tidak bisa menjadi dewi?" Tanya Axel.
"Benar, bagi kami para dewa dewi, kristal ini adalah kekuatan sekaligus jiwa kami sebagai dewa dewi, jika kristal ini hancur maka kami tidak bisa menjadi dewa dewi, dan mati." Kata Calvin.
"Kalau begitu ayo kita kembali, takutnya bel akademi bunyi." Kata Calvin.
1 detik
2 detik
"ASTAGA, AKU ADA KELAS NYA MR MICHAEL, BISA GAWAT JIKA AKU TELAT." Teriak Claire dengan panik.
"Kami pamit dulu." Kata Claire yang kemudian pergi di ikuti oleh yang lain.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Claire's second life
Fantasi𝙃𝘼𝙉𝙔𝘼 𝙎𝙀𝘽𝙐𝘼𝙃 𝙆𝘼𝙍𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙁𝙄𝙆𝙎𝙄 𝘽𝙄𝘼𝙎𝘼, 𝙅𝘼𝘿𝙄 𝙅𝘼𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙈𝘼𝙎𝙐𝙆𝙄𝙉 𝙆𝙀 𝘿𝘼𝙇𝘼𝙈 𝙃𝘼𝙏𝙄 Setiap kaki ku melangkah selalu ada bahaya yang datang. Sepi, sunyi, sendiri, itu yang ku rasa setelah ibu tiada. Aku Cla...