Wanita itu seperti bunga yang layu, tersentuh oleh angin sepoi-sepoi yang membuatnya jatuh. ia dibuang seperti sampah dan diabaikan, hingga tersesat dalam kehampaan.
Namun, sang Arjuna datang di tengah kesendirian dan kehampaan itu, ia dipertemukan...
Dokter itu terdiam didepan pintu, apa yang ia lakukan sebenarnya, Juna baru saja menerima berkas dan laporan jika keadaan Jian sudah mulai stabil, lalu untuk apa dirinya ke tempat ini?
Sepertinya Juna sudah terlalu lelah menyiapkan ini itu, ia harus pulang untuk beristirahat. Juna memang sering kehilangan focus jika sudah terlalu Lelah, ia juga sering tidak sadar dengan apa yang ia lakukan jika sudah bekerja terlalu banyak.
Namun langkahnya kembali terhenti saat melihat Jerry diujung koridor Bersama seseorang yang Juna kenal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Woi Bang!"
"Dokter.." panggil Jerry.
"Lo kenal,?" tanya Jerry pada Cahyo sahabatnya.
"Kenal dong, kan neneknya bang Juna orang Cina juga," jelas Cahyo yang hanya diangguki oleh Jerry.
Yah, Jerry terlihat sangat-sangat memaksakan diri untuk bersemangat sekarang. Membuat Cahyo sebagai sahabat lansung menepuk Pundaknya dan menarik Jerry masuk, ia juga penasaran dengan keadaan Jian yang sudah ia anggap seperti kakak sendiri.
Namun saat di dalam kamar inap Jian, Kepala Cahyo juga ikut terkulai, melihat bagaimana tubuh Jian yang semakin kurus dan tidak berdaya, pantas saja Jerry begitu terpukul melihat keadaan sang kakak.
Mereka pun duduk di sofa, Cahyo mulai bertanya-tanya pada Juna tentang penyakit Jian, Juna pun menjelaskan bagaimana keadaan Jian sekarang dengan Bahasa yang mudah dimengerti.
Tak sesekali Cahyo memandang Jerry yang hanya diam menundukan kepalanya.
"Berapa lama lagi ya dok kak Jian sembuh?"
Jerry bertanya dengan suara beratnya, "Kalo kak Jian kenapa-kenapa, aku ga punya kakak lagi dong dok."
Kepala Jerry semakin ditekuk, hati Juna mulai menghangat, tangannya terulur untuk mengelus pundak Jerry, memberi bocah itu semangat dan menenangkan Jerry, mencoba mengalihkan fikiran buruk agar dirinya tidak berlarut-larut dengan keadaan Jian.
"Kakak kamu pasti sembuh kok,"
"Aku butuh kak Jian dok, Aku ga butuh PS6," lanjut Jerry.
Sudah berkali-kali Juna mendengar bocah itu mengatakan jika dirinya lebih membutuhkan sang kakak dari pada PS6 yang ia idam-idamkan, Juna akui Jerry masih polos.
"Bang...." Panggil Cahyo memberi kode.
Juna yang tidak mengerti pun bertanya kenapa.
"Bang Juna Keren lo Jer mainnya, mau tukeran id ga?"