Wanita itu seperti bunga yang layu, tersentuh oleh angin sepoi-sepoi yang membuatnya jatuh. ia dibuang seperti sampah dan diabaikan, hingga tersesat dalam kehampaan.
Namun, sang Arjuna datang di tengah kesendirian dan kehampaan itu, ia dipertemukan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jeff?..."
Bibir Jian berucap, Seperti waktu berhenti saat laki-laki itu memanggil Jian.
"Boleh aku minta waktu kamu bentar?" tanya Jeffrey.
Jian tidak lansung menjawab, ia terlihat berfikir sebelum menganggukan kepala.
"Aku pengen ngomong sesuatu sama kamu," imbuh Jeffrey.
Dengan ragu Jian duduk di kursi yang berseberangan dengan Jeffrey, semoga Anna tidak datang memergoki mereka.
"Agak cepet ya Jeff ngomongnya, ga enak, Juna ga ada soalnya," pinta Jian.
Jeffrey pun mengedarkan pandangannya ke sekitar café, Jian terlihat sangat tidak nyaman. Ia terlihat seperti ingin merampok, atau menculik Jian, namun dirinya sudah cukup bersabar untuk menunda pertemuan ini.
"Aku mau minta maaf Ji," tutur Jeffrey sejurus kemudian.
"Minta maaf buat?" tanya Jian.
"Semuanya," sesal Jeffrey, matanya mulau terpaku kearah Jian, melayangkan tatapan sendu. Sudah lama Jian tidak melihatnya, kini Jeffrey memandangnya dengan cara itu lagi.
"Gapapa Jeff, aku tau gimana perasaan Anna, kalian udah punya anak pasti dia takut kehilangan kamu," tenang Jian.
"Maksud kamu Ji?" tanya Jeffrey tidak mengerti.
"Kamu ngomongin Anna kan?" tanya Jian balik.
"Bukan, aku ngomongin masalah kita yang dulu," Jeffrey meluruskan.
"Udah lama Jeff, aku udah lupain itu, aku harap kamu juga bisa lupain semua dan ga ngungkit masalah itu lagi."
Jian mencoba untuk tidak melakukan kontak mata dengan Jeffrey, ia tidak ingin salah satu dari mereka membuka pintu masa lalu yang sudah Jian gembok dengan sempurna.
"Aku merasa bersalah Ji."
Jeffrey menundukan kepalanya, sepertinya pria itu benar-benar menyesal sekarang.
"Udah berlalu Jeff, sekarang kamu bisa focus sama keluarga kamu, katanya Dilan sakit," tenang Jian.
"Kamu tau dari mana?"
Jeffrey lansung merubah duduknya saat Jian berbicara tentang anaknya.
"Anna yang bilang, dia kerumah," jawab Jian.
"Kerumah kamu?" tanya Jeffrey kaget.
"Iya Jeff."
Perasaan Jeffrey mulai tidak enak, mungkinkah yang ia fikirkan selama ini benar adanya, bahkan tadi Jian mengira permintaan maaf Jeffrey mewakili istrinya.