Happy Reading....
✨
Juna hanya memandang wanita itu dengan banyak pertanyaan dalam otaknya. Apa yang sudah terjadi? Mengapa Juna melewatkannya begitu banyak.
"Jadi kalian bareng-bareng mau hancurin Jian?"
Juna terlihat mengusap wajahnya dan membalikan tubuhnya saat menyadari sesuatu. Jika ibunya kemarin datang menemui Jessie berarti ia datang bersama Anna.
Juna keluar dari ruangannya, ini memang sudah jam pulang namun karna kedatangan Jessie ia harus berdebat terlebih dahulu dengan wanita itu.
Sementara dirumah mereka, Jian masih belum pulih sepenuhnya.
"Non udah ga papa?"
Jian masih memegang kepalanya yang pusing, debaran itu masih ada, bahkan asam lambungnya juga ikutan naik.
"Bi..." Ucapan Jian terpotong saat dirinya kembali terkulai.
"Non..."
"Aku cuma kelelahan aja... Maaf ya bi..." lirih Jian.
"Kita telfon...."
Jian menggelengkan kepalanya menandakan tidak. Juna pasti akan sangat cemas dengan keadaannya, bisa-bisa dirinya tidak focus pada pasiennya.
"Tolong bi," pinta Jian.
Ia sudah lelah berbaring di tempat tidur dan ingin duduk di sofa, agar tubuhnya tidak merasa kaku.
"Jian!"
Belum setengah Jam Jian meletakan kepalanya di sandaran sofa, ia dikejutkan oleh kedatangan Juna.
Brakk...
Jantungnya kembali berdetak lebih hebat lagi. Ini pertama kalinya Juna memanggil namanya dengan suara selantang itu.
Juna terlihat penuh marah, ia menghampiri Jian dengan langkah cepat dan lansung menarik kedua lengan Jian. Hingga Jian yang awalnya duduk bersandar lansung berdiri.
"Jun..."
Jian merintih sakit saat Juna meremas lengannya kuat. Kepalanya juga masih terasa pusing tidak tau kenapa.
"Kenapa kamu ga bilang?"
Nafas Juna tercekat, matanya juga memerah menahan amarah, Jian tidak tau apa salahnya hingga Juna berapi-api seperti ini.
"Bilang apa Jun?" tanya Jian, menahan rasa sakit yang diberikan oleh tangan kekar Juna.
"Kenapa kamu ga bilang kalo mama datang sama Anna terus nyuruh kamu minum kopi!"
Jian terlihat kesulitan menelan ludahnya, inilah yang ia takutkan. Juna pasti marah besar.
"Jawab aku!"
"Mm maaf, aku takut kamu marah..."
"Gimana aku ga marah hah? Mereka udah bahayaain kamu!"
"Maaf Jun..." lirih Jian.
Juna melepaskan tangannya dari lengan Jian dan pergi.
"Jun... kamu mau kemana?"
"Aku mau cari Anna, aku juga mau bilang ke mama buat jangan dekat-dekat lagi sama dia, Aku mau bilang kalo Anna ingin celakain kamu."
![](https://img.wattpad.com/cover/341581367-288-k798514.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA [AU]
RomansaWanita itu seperti bunga yang layu, tersentuh oleh angin sepoi-sepoi yang membuatnya jatuh. ia dibuang seperti sampah dan diabaikan, hingga tersesat dalam kehampaan. Namun, sang Arjuna datang di tengah kesendirian dan kehampaan itu, ia dipertemukan...