✨ Part 44

4 0 0
                                    

Happy Reading




Pagi menyapa, Jian masih enggan membuka matanya. Rasanya benar-benar lelah karna aktivitas semalam. Juna melakukannya seperti tiada hari esok, Jian tidak percaya suaminya akan sebuas itu.

"Morning Baby."

Juna menyapa, ia menahan kepalanya dengan tangan yang menumpu disamping telinga.

Jian yang malu lansung menutup wajahnya dengan selimut, sungguh, dirinya benar-benar malu. Oh Tuhan bagaimana rasanya bisa seperti ini.

"Kok sembunyi? Masih ngantuknya?"

Juna berusaha menarik selimut Jian, namun wanita itu menahannya kuat.

"Jangan Jun... A aku malu."

Tentu saja malu, Jian tidak menggunakan sehelai benang pun ditubuhnya, Jika Juna menarik selimut itu bisa saja dirinya melihat yang iya-iya.

"Aku udah liat pun, gausah malu," jawab Juna santai.

"Iii Junaaaaa, kamu keluar dulu gih, aku mau mandi," rengek Jian.

"Aku angkat ke kamar mandi ya." Juna memberi tawaran.

"Aku bisa sendiri, pokoknya kamu keluar!" rengek Jian lagi, namun Juna masih tidak menjawabnya.

Memang, Juna sengaja tidak menjawabnya karna dirinya memang tidak ingin pergi meninggalkan Jian.

"Juuuun cepet! Aku udah gerah," pinta Jian lagi.

"Iya iyaaa. "

Juna menjawabnya ia, tapi laki-laki itu masih memandang kearah Jian, bahkan setelah Jian menarik selimutnya laki-laki itu masih belum keluar dari kamar.

Hinga Jian dibuat merengek berkali-kali, barulah laki-laki itu keluar.

Setelah yakin Juna menutup pintu kamar dengan rapat, barulah Jian menarik Bathrobe yang tadi Juna berikan. Secepat mungkin dirinya berlalu ke kamar mandi sebelum Juna kembali masuk kedalam kamar itu.

"Akhh..."

Baru lima langkah Jian mengayunkan kakinya, wanita itu lansung memekik kesakitan, ia menutup mulutnya kaget.

Apa yang terjadi? Ia merasakan sakit yang semalam ia rasakan, bahkan rasanya berkali lipat dari yang semalam.

"Awwh."

Wanita itu kembali merintih saat dirinya memaksakan untuk bergerak.

"Kan, tadi udah ku bilang, dibantuin ga mau."

Tepat seperti dugaan Jian, Juna masih berdiri didepan pintu dan kini mengangkat wanita itu kedalam kamar mandi. Bahkan Juna mengajukan diri untuk membantu Jian mandi, namun ditolak mentah-mentah oleh Jian.

Hingga kini Juna dibuat khawatir didepan pintu kamar mandi, sudah lebih dari setengah jam wanita itu disana, namun tidak ada tanda-tanda Jian akan membukakakan pintu.

"Yang, kamu gapapa kan didalam? Jangan buat aku khawatir," panggil Juna.


Cklek..


Jian memandang Juna datar, ia ingin menangis saja. Namun rasanya agak malu juga, mengingat semalam dirinya menikmati permainan Juna.

Yang bisa ia lakukan sekarang hanya pasrah-pasrah saja, Ia masih sulit bergerak, Jian benar-benar dibuat malu, semua orang pasti dengan sangat mudah membaca aktivitas mereka semalam.

ARJUNA  [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang