✨ Part 43

6 0 0
                                    

Happy Reading







Jerry kembali bergabung bersama Haikal dan Cahyo yang masih menikmati sisa hotpot mereka.

"Kenapa balik lagi?"

"Lagi pms kayaknya," jelas Jerry.

Ia kembali mengambil sumpitnya dan menikmati makanannya, tentu saja fikirannya tidak beralih dari Hana yang tampak sangat tidak baik-baik saja.

Wanita itu benar-benar kacau, bahkan membuat Jerry tidak bisa tidur malam ini. Matanya memandang layar ponsel dengan kontak Hana disana.

Tangannya ingin sekali menekan icon berwarna hijau itu dan menanyakan keadaan Hana.


Gemuruh tak hanya dalam dada Jerry, petir menyambar di langit ibu kota, semakin membuatnya mengkhawatirkan Hana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gemuruh tak hanya dalam dada Jerry, petir menyambar di langit ibu kota, semakin membuatnya mengkhawatirkan Hana.

Skenarionya pasti akan sama, dulu saat sang kakak ditinggal kekasihnya ia menangis sesegukan disudut kamar dengan lampu yang mati. Atau scenario lain membiarkan tubuhnya dibasahi oleh hujan hingga menggigil kedinginan.

Jerry bangkit dari tidurnya dan berlalu mengambil hoodie miliknya, ia menyibak kain pintu, dari ketinggian Apartment Jian terlihat jelas rintik hujan yang deras dan petir yang menggila.

Jerry keluar dari kamar sembari mengobrak-abrik isi ponselnya, mencari room chatnya dengan Haikal beberapa hari yang lalu yang menanyakan dimana alamat rumah Hana.

Entah perasaan apa ini, Jerry begitu terluka melihat wanita yang sedang rapuh itu berpura-pura tegar.

Entah apa yang akan terjadi disana, mungkin Hana akan menamparnya karna sudah lancang mencari informasi tentangnya.

Atau hal terburuk lainnya mereka tidak akan pernah bertemu atau berkomunikasi lagi.

Jerry melajukan mobilnya di jalanan ibu kota tak jauh dari tempat tinggalnya, jalanan yang licin membuat Jerry benar-benar tidak sabar menekan lebih dalam pedal gas mobilnya.

Hingga sampailah disini, salah satu Kawasan elit ibu kota yang terlihat masih ramai karna ada pusat perbelanjaan disana.

Jerry berlalu ke basement dan memarkir mobilnya, menekan tombol sesuai ketikan yang tertera di pesannya.

Setelah lift itu terbuka terlihat keraguan di wajah Jerry, terlebih saat dirinya ada di koridor yang sepi. Masa bodoh dengan apa yang akan terjadi, lagipula ia sudah sampai di tempat ini, tidak ada gunanya ia ragu.

ARJUNA  [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang