✨ Part 25

3 0 0
                                        

Happy Reading







11:00 WIB

Jian sudah tiba di apartment, ia berlalu mengganti pakaian dan membersihkan wajahnya, dan kini wanita itu sedang berada di dapur mengambil air mineral.

Ia tidak ingin sesuatu yang hangat itu jatuh dari pelupuk matanya, karna itulah tangannya mengepal sejak tadi. Namun debaran didalam dadanya seakan tidak tertahan, ingin berteriak dan menghancurkan dunia fantasinya agar menjadi nyata.

Ciiiiiitttt

Suara itu mengejutkan Jian, satu inci pun tubuhnya tidak membuat pergerakan.

Apa orang lain di tempat ini selain dirinya? Atau Jian mulai berhalusinasi dan merasa sesuatu yang buruk akan menimpanya?

Sungguh, Jian tidak ingin jatuh ke lembah itu untuk kedua kalinya, stress atau apapun itu yang membuat imajinasinya tak terbendung.

Walau di dalam lubuk hatinya yang terdalam Jian sudah menyerah dalam hidupnya, namun Jian masih belum siap meninggalkan dunia detik ini juga.

Jantung Jian berdebar tak kalah hebatnya sekarang. Hingga ia melihat bayangan hitam dari belakang, tubuhnya menggigil, apa semuanya benar-benar akan berakhir sekarang?

Aaaaaaaaaaaa

Jian berteriak dengan sangat Lantang saat melihat tubuh besar dengan hoddie hitam itu.

"Lo kenapa kak? Ini gue!" 

Jerrry?

Yah, bocah itu kembali lagi tanpa memberitahu Jian, ia membuka maskernya dan memperlihatkan wajahnya pada sang kakak.

"Lo kenapa kak?"


Jian yang masih terkejut hanya memandang adiknya dengan mata berkaca-kaca, ternyata ini bukan akhir dari segalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jian yang masih terkejut hanya memandang adiknya dengan mata berkaca-kaca, ternyata ini bukan akhir dari segalanya.

Rasanya tidak karuan, ingin bercerita pada Jerry tentang rasa sakit ini, namun dirinya tidak mampu untuk berucap, Hingga wanita itu terisak dan menutupi wajahnya.

Sang adik yang tidak tau apa-apa lansung memeluk kakaknya itu.

"Yaelah Kak, gue pulang minggu tenang buat nenangin otak, lo malah nangis kek gini, hadeuh."

Jerry berucap, namun tangannya mengelus punggung sang kakak lembut, menenangkan kakak tercintanya agar tidak menangis lagi.

"Gue udah bilang kan buat Move On, tuh ada bang Juna lebih ganteng dari mantan lo, lo nya sih yang ga mau." Jerry berucap.

ARJUNA  [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang