✨ Part 21

3 0 0
                                        

Happy Reading









Takdir selalu mempertemukan mereka, saat Jian diteror oleh Hana untuk melupakan Juna, perasaan itu kian bergejolak dalam dirinya.

Kini mereka dipertemukan lagi atas permintaan pasangan baru itu, pekerjaan Lukas yang sibuk membuat mereka tidak bisa menikmati Honeymoon setelah menikah, hingga berakhir di pantai ini.

"Aakkkhh..."

Jian mengaduh saat seseorang menjipratkan air ke arahnya.

"Jangan bengong terus, nanti diculik ombak," goda Juna.

"Apaan sih."

Tingkah Jahil Juna muncul saat Jian melamunkan hal yang Juna sudah tau apa itu.

Dan lihatlah, ia tidak memperdulikan Juna yang sudah lama berdiri disana.

"Bagus ya Jun sunsetnya."

Jian berucap sambil memandang mentari terbenam.

Juna tidak menjawab, baginya Jian lebih indah dari gradiasi warna yang muncul dilangit sana. Wajah Jian juga lebih indah dari lukisan senja yang biasa ia lihat, Juna memandangnya dengan tatapan memuja.

"Aku jatuh cinta ... sejak pandangan pertama."

Juna berucap tanpa berkedip, ia memandang Jian penuh ketulusan, Juna tidak menunggu respon Jian. Ia hanya memandang dengan tatapan cinta yang meluluhkan.

Yah, Jian luluh. Hingga dirinya tidak mampu berucap, Jian juga jatuh cinta namun tidak mampu mengungkapkannya.

"Kakak boleh nolak aku... tapi jangan jauh dari aku."

Jian memaksakan senyuman. "Udah sore,, Ayo balik," ajak Jian mengalihkan topik.

"Jangan lupain aku kalau kita ga jodoh..."

Juna menggantung kata-katanya dan berdiri di hadapan Jian. Menghentikan langkah Jian yang berusaha untuk menghindar darinya.

"Aku bahagia kenal kakak," lanjut Juna. Ia memaksakan sebuah senyuman sebelum meninggalkan wanita itu.

Jian membatu ditempat, memandang Juna yang sudah jauh darinya. Dadanya terasa sesak, matanya juga berkaca-kaca, Jian lansung membalikan tubuhnya memandang hamparan Samudra.

Bodoh, apa yang sebenarnya Jian lakukan, harusnya Jian bisa mengabaikan Hana maupun usianya. Seperti yang dikatakan Juna sebelumnya, umur hanyalah angka, umur bukanlah sesuatu yang perlu di besar-besarkan dalam menjalin hubungan.

Lihatlah bagaimana Juna sekarang, ia tidak nyaman saat Jian selalu menghindar, Juna takut kehilangan Jian walau dirinya belum sempat memilki wanita itu.

Kini Juna telah berada di Apartmentnya, membiarkan tubuhnya diterpa angin malam yang dingin, ia berdiri di balkon kamarnya dengan tangan yang menumpu dagu, memperhatikan indahnya pemandangan malam hari di kota ini.

Semua berjalan lancar namun tidak dengan asmaranya. Perasaannya begitu menggebu pada Jian, Juna tidak tau jika ini nafsu belaka atau dirinya memang telah bertemu dengan tulang rusuknya.

ARJUNA  [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang