Happy Reading
✨
"Gue bisa bikin rumah tangga lo sama Juna hancur," lanjut Anna penuh ancaman.
"Segitu iri nya lo sama gue, setelah rebut Jeffrey sekarang mau hancurin rumah tangga gue? mending urus rumah tangga lo baik-baik."
Jian tidak mau kalah, ia balik mengancam wanita yang ada dihadapannya itu.
"Kenapa? Lo mau bikin Jeffrey jatuh hati lagi sama lo? Iya?!"
Anna yang berapi-api lansung berdiri dan mendekat kearah Jian. Jian yang diperlakukan seperti itu hanya membuang nafas kasar dan berdiri menantang Anna. Tak lupa memperhatikan Anna dari ujung kepala dan ujung kaki.
"Gue gatau alasan Jeffrey bisa jatuh hati sama lo, selain tinggi lo bukan apa-apa di banding gue."
🫲Plak...
Tidak perlu jeda yang cukup lama sampai tangan Anna tiba di wajah Jian, lihatlah dadanya yang naik turun buah dari emosi yang ia buat sendiri.
"Gue ingetin ya! jangan coba-coba rusak rumah tangga gue sama Jeffrey!"
Lagi ia menunjuk Jian tepat di wajahnya, andai Jian lebih tinggi dari Anna mungkin akan sangat mudah baginya untuk mendorong tubuh kecil itu.
"Gue ga tertarik hidup problematic kayak lo."
"Dasa-"
"Apa? Mau tampar gue lagi? Iya? beneran takut gue rebut Jeffrey?"
Jian memotong ucapan Anna dengan menarik tangannya kuat dan menyudutkan Anna hingga wanita itu berjalan mundur.
"Dengar ya ibu Anna yang terhormat, bahkan gue udah lupa keberadaan kalian, ga usah datang lagi ke dalam kehidupan gue dan nuduh gue yang enggak-enggak!" ingat Jian, menekan di setiap ucapannya.
"Gue gabakal datang kalo lo ga usik hidup gue! Gara-gara lo anak gue sakit! Gara-gara lo dia kehilangan kasih sayang bapaknya."
Lihatlah bagaimana pelaku berubah menjadi korban, darah psikopatnya masih menguatkan argument jika dirinya lah yang paling tersakiti.
"Bukannya kebalik ya? Ga sadar lo sekarang dimana?"
Jian merentangkan tangan, dan mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, memberi isyarat pada Anna jika dirinya lah yang datang ke istana mereka.
"Gue gabakal biarin lo hancurin hidup gue lagi, inget itu!"
Tatapan tajam Jian layangkan setelah merasa dirinya terbawa emosi dengan perlakuan Anna.
"Sekarang pulang! Jangan pernah datang lagi ke rumah ini!" ingat Jian.
Anna kalah telak, harga dirinya dicabik dan di hancurkan oleh wanita yang selama ini Anna anggap bodoh dan menyedihkan.
Anna lansung mengambil tasnya dan pergi, Ia merasa kacau, Jian pasti tertawa menang saat tau anaknya sakit dan kehilangan perhatian dari ayahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA [AU]
RomansaWanita itu seperti bunga yang layu, tersentuh oleh angin sepoi-sepoi yang membuatnya jatuh. ia dibuang seperti sampah dan diabaikan, hingga tersesat dalam kehampaan. Namun, sang Arjuna datang di tengah kesendirian dan kehampaan itu, ia dipertemukan...