✨ Part 27

3 0 0
                                    

Happy Reading






"Paa papa!" teriak sang ibu yang dapat didengar oleh Juna dari halaman belakang.

Sang ayah yang baru saja datang terkejut melihat kamar Juna yang terang benderang tidak seperti biasanya.

"Kamar Juna kok kayak gini pa?"

Sang ayah hanya tersenyum dan masuk mencari Juna di kamarnya. Sang ayah terlihat tenang tidak seperti sang ibu yang berceloteh ini dan itu, sang ayah pun menangkap keberadaan Juna yang masih setia menunggu di perapian di halaman belakang.

"Itu Juna ma."

Sang ibu pun lansung bergerak menemui Juna yang sedang menyudahi aksinya.

"Kamu ngapain bau asap begini? -"

Sang ibu tidak melanjutkan ucapannya, sesuatu yang buruk terbesit dalam fikirannya lantas pergi melihat api yang hampir mati itu,

"Kamu bakar semuanya?"

Juna menganggukan kepalanya pasti.

"kamu tau ga barang-barang itu mahal dan limited edition?"

Sang ibu terlihat histeris melihat api yang sudah melalap semua kenangan terindah itu. sementara Juna hanya menganggukan kepalanya.

"Mama ga habis fikir ya sama kamu," sang ibu terlihat kecewa. Ia tidak bisa berkata-kata lagi saat Juna dengan berani membalas tatapannya.

"Kamar aku udah kayak pengantin baru ma, aku ini cowok," tegas Juna, menyudai kontak mata dan masuk kedalam rumahnya.

Sepertinya semua sudah selesai, hari ini ia harus bekerja, Juna mencari kunci mobilnya sembari mengganti kemejanya.

"Aku balik ya pa," pamit Juna.

"Kamu ga istirahat dulu? Ga sarapan dulu?," tanya sang ayah.

"Nanti aja pa di rumah sakit," jawab Juna.

Rasanya lega, mengapa tidak dari dulu saja Juna musnahkan semua barang itu, dia tidak akan tertekan lagi saat pulang.

Awalanya Juna tidak memperdulikan barang-barang Jessie, namun sang ibu sempat membawa teman-temannya masuk ke dalam kamar Juna dan bercerita tentang hubungannya dengan Jessie, bahkan sang ibu juga membawa Hana kesana.

Juna tidak tau apa niat ibunya melakukan itu, dan menurut Juna itu sangat memalukan, Juna masih belum terlalu dewasa saat menjalin hubungan dengan Jessie, wajar saja kamarnya seperti itu.





"kenapa harus gue?" rengek Jian.

"Bapaknya lagi Meeting ga bisa diganggu," jelas Yuki.

Jian memelas, ia fikir Yuki datang untuk mengajaknya shooping, tau-taunya calon mama muda itu mengajaknya cek kandungan.

Keduanya sudah terlanjur membuat janji, sementara Lukas harus ikut meeting mendadak di perusahan tempatnya bekerja.

Jian aman-aman saja saat Yuki memintanya, namun melihat tempat dimana Yuki melakukan Check up membuat Jian benar-benar geram.

"kenapa di Rumah sakit umum sih? Harusnya di lo cek di rumah sakit ibu dan anak!" omel Jian.

ARJUNA  [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang