✨ Part 30

3 0 0
                                        

Happy Reading






"Maksudnya?" tanya Jian.

Yuki memelas sebelum bercerita tentang pertemuan dramatis mereka semalam, sesaat sebelum Jerry ke Apartment Juna ia bertemu dengan Lukas dan Yuki, juga Jeffrey yang sedang bersama keluarga kecilnya.

Mereka sempat berbincang, namun saat Anna mengambil pesanan, Jerry hampir saja memukul wajah Jeffrey.

"Trus? Jerry beneran pukul?" tanya Jian penasaran.

"Ga jadi sih ditahan Lukas, dia emosi banget pas Jeffrey nanyain keadaan lo ... apalagi pas minta ketemuan sama lo," jelas Yuki.

Jian mengusap kepalanya, pantas saja Jerry begitu emosi semalam, ternyata dia bertemu Jeffrey juga.

"Kayaknya gue harus pulang deh ki, semalam Jerry marah banget ke gue ga tau kenapa, taunya gara-gara ini," jelas Jian.

"Mereka lagi ditempat Juna, Lukas juga mau jenguk makanya belum balik," tenang Yuki.

Mengapa semuanya menjadi rumit, mengapa mereka datang di waktu yang sama.

Jeffrey kembali, Adiknya pulang, Juna sakit, Jian benar-benar tidak bisa membagi fikiran sekarang.




21:00 WIB

Jian kembali mondar mandir di depan pintu apartmentnya, Jerry tidak pamit saat pergi dan sampai sekarang adiknya itu tidak ada kabar, apa sebaiknya Jian menyusul ke Apartment Juna?

Jian mendudukan dirinya, ia tidak mungkin datang memberi harapan pada Juna. Lalu apa yang harus Jian lakukan.





Brraaakkhhh


Suara pintu dibuka dengan sangat kasar, mengagetkan Jian yang sedang berfikir Panjang.

"JERRY...!!!" pekik Jian.

Ia lansung mendekat kearah adiknya itu dengan tampang cemas.

"Dia kelahi kak," jawab Cahyo.

"Mending dibawa ke kamar dulu," nasihat Lukas.

"Ga, bawa dia kerumah sakit!" tolak Jian.

"Gue mau bang Juna aja," tolak Jerry disela rintihannya.

Mereka pun berlalu ke kamar Jerry dan membaringkan bocah itu pelan, sementara Jian mengambil baskom berisikan air hangat dan handuk.

"Bang Juna bentar lagi datang, kita urus motornya dulu ya kak," pamit Cahyo dan Lukas.

Tinggalah Jian di kamar bersama rintihan adiknya, banyak sekali pertanyaan yang menyumbat otak Jian namun ia tahan untuk bertanya, mengingat kondisi adiknya yang terlihat seperti terkena ledakan Bom.

"Kamu mau ujian lo dek," sesal Jian, mulai membersihkan luka Jerry.



ARJUNA  [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang