✨ Part 26

4 0 0
                                        

Happy Reading




"Maksudnya?" tanya Jerry.

"Lo beneran mau nikah sama kak Jian bang?" tambah Cahyo.

Cahyo juga terkejut bukan main, sementara Juna sibuk mengode Haikal untuk membantunya memberi jawaban.

"Berarti bener ya kata peramal itu, lo harus makasih bang sama gue, berkat baju couple yang gue beliin kemarin kalian beneran jodoh," jelas Cahyo bersemangat.

Juna memegang kepalanya dan tersenyum datar, mereka seperti mengharapkan jawaban 'ya' darinya.

"Canda kali, Juna udah ditolak sama kak Jian," jelas Haikal.

"What?" keduanya lebih terkejut lagi.

Menolak seorang Arjuna? Bukankah itu hal paling bodoh yang dilakukan wanita karir yang siap menikah?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menolak seorang Arjuna? Bukankah itu hal paling bodoh yang dilakukan wanita karir yang siap menikah?

Jerry lansung menghampiri Juna dan menanyakan kebenarannya.

"Hmm, mungkin gue ga pantas buat dia."

Jerry menutup mulutnya saat Juna berucap, ia terbawa perasaaan, Jerry tidak percaya keduanya benar-benar sudah berhubungan sejauh ini.

Terlebih ocehan dokter Haikal yang memberitahu apa saja yang sudah terjadi pada keduanya selama Jerry kuliah di negri sebrang.

Jujur saja, Jerry berharap lebih untuk hubungan keduanya. Jerry menghargai niat tulus Juna namun dirinya juga tidak bisa memaksa Jian, kakaknya itu baru saja sembuh dari trauma masa lalunya.

Bagaimana cara Jerry membantu keduanya? Apa memberi informasi saja itu sudah cukup?

Dipandangnya Juna yang mulai sibuk berbincang dari sambungan telfonnya, Jerry merasa sangat bersalah, dari awal ia sudah melihat ketulusan itu saat Juna merawat Jian. Memang tanggung jawab Juna menjaga Jian sebagai pasien. Namun perhatian Juna berbeda, bukan hanya Jian yang ia jaga tapi Jerry juga. Arjuna, ia memang sangat cocok diberi nama itu.

"Gue duluan ya," pamit Juna setelah mengakhiri sambungan telfonnya.

"Dirumah ada tamu," sambung Juna.

"Ia bang hati-hati."

Mereka hanya memandang kepergian Juna dan lanjut menginterogasi Haikal. Yah, Haikal sepertinya tau banyak tentang keduanya.

Bukan hanya keduanya, Haikal tahu banyak tentang Juna, termasuk kemana Juna pergi setelah mematikan sambungan telfonnya.

Rumah utama keluarga Renjana. Dokter itu sedang berada di perjalanan pulang ke rumah keluarganya. Panggilan dari sang ibu membangkitkan emosi terdalam Juna.

ARJUNA  [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang