Happy Reading...
✨
Apa yang terjadi hingga keduanya begitu dekat? Dokter itu benar-benar sangat membantu Jian dimasa sulitnya, membuat Jian penasaran akan sosoknya.
Selama ini yang Jian tau hanya, laki-laki yang dipanggil adiknya bang Juna itu selalu membangunkannya dan memberi rasa sakit. Memberi suntikan, mencek tekanan darahnya, dan melakukan sesuatu sesukanya di tubuh Jian.
Tapi untungnya berkat Dokter itu Jian bisa sehat kembali seperti sekarang. Berkat Dokter itu juga adiknya tidak kesepian dirumah sakit.
Sulit ditebak, rasa Jenuh yang ada dalam diri Jian membuatnya tak tentu arah, kebahagiaannya seperti direnggut oleh sesuatu yang Jian tidak tau apa itu.
Kecewa, mungkin kata ini bisa dijadikan alasan mengapa dirinya kehilangan arah. Perasaan sangat dominan dalam dirinya, hatinya cukup rapuh untuk hal-hal yang menyakitkan.
Hingga lahirlah kata memukaan yang disebut Depresi, Jian benar-benar tidak menyangka akan sejauh ini, ia selalu mencoba memperbaiki diri menjadi lebih baik, nyatanya Jian malah semakin terpuruk.
"Bengong mulu lo kak, udah nyampe nih."
Jian menoleh ke sekelilingnya, ia sudah tiba di apartment mereka.
"Lo jalan sendiri ya, capek gue gendong lo,"
Jian memandang sinis sang adik dan keluar dari mobil, ia tidak ingin berucap, bahkan meninggalkan sang adik yang masih memandanginya dari belakang.
Jerry hanya bercanda, namun sang kakak terlihat serius menanggapinya. Kadang bocah itu sedih melihat perubahan sang kakak, kakaknya bukanlah tipe wanita yang banyak diam dan sensitive, namun itulah yang terjadi sekarang.
Kakaknya itu jarang tersenyum dan bergurau, bahkan ia takut untuk bahagia, alasannya karna ia takut sedih. Karna bahagia itu tidak selamanya, kesedihan akan datang walau sebentar.
"Akkhh...."
Jerry membuang nafas kasar dan berlari kearah sang kakak yang terjatuh dilantai.
"Makanya.... kalo ga kuat bilang! Lo tu ngeselin tau ga kak!"
Jerry mengoceh, namun kakinya lincah berjalan dengan kepala sang kakak yang tertidur dibahunya. Jian hanya tersenyum mendengar ocehan sang adik, ia begitu merindukan celotehan tidak jelas adiknya itu, ia juga ingin bercerita banyak, namun energinya menahan Jian untuk melakukan itu.
"Sekarang lo istirahat dulu kak, gue mau ambil barang. Nanti gue pesenin makanan sekalian."
"Hmmm," jawab Jian.
Giliran Jerry memandang sinis sang kakak dan meninggalkan kakaknya itu. Ia selalu berfikir bagaimana caranya mengembalikan sang kakak seperti dulu lagi, namun Jerry selalu hilang akal.
Hingga dirinya menemukan ide baru seiring dengan pesan masuk di ponselnya.
"Bang Juna?"
Ia membaca pesan Juna yang baru saja masuk, Dokter itu menanyakan keadaan Jian dan meminta maaf karna tidak bisa membantu Jerry saat kepulangan kakaknya.
Jerry menyunggingkan bibirnya dan berucap, "punya ipar jago nge game, enak juga kayaknya."
Jerry menyimpan ponselnya dan mengambil alih beberapa barang di bagasi mobil, bibirnya mulai bersiul setelah mendapatkan ide baru di kepalanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/341581367-288-k798514.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA [AU]
RomanceWanita itu seperti bunga yang layu, tersentuh oleh angin sepoi-sepoi yang membuatnya jatuh. ia dibuang seperti sampah dan diabaikan, hingga tersesat dalam kehampaan. Namun, sang Arjuna datang di tengah kesendirian dan kehampaan itu, ia dipertemukan...