Happy Reading
✨
"Aku mau serius, aku mau nikah sama kamu, bukan pacaran."
Tangan Jian melemah mendengar kalimat itu, ia benar-benar bahagia mendengar ucapan Juna. Namun ia cukup tau diri, Juna bisa mendapatkan yang lebih baik darinya.
"Ngga Jun. kamu berhak dapetin yang lebih baik dari aku," Jian melepas tangan Juna dari bahunya.
"Aku maunya kamu," Juna masih bersikeras.
"Maaf..."
Jian pergi meninggalkan Juna, namun Juna kembali mengejarnya dan meraih lengan Jian.
"Aku mau pulang Jun, lepasin!"
"Aku bakal ngantar kamu."
Hening, tidak ada yang bersuara dalam mobil itu. Juna membawa mobilnya dengan sangat laju. Jian yakin laki-laki itu sedang marah. Akhirnya Jian melihat sisi lain dari Juna, wajar saja Juna marah, Jian terlalu bodoh mengambil keputusan.
Andai Jian menerima Juna dan melupakan Hana dengan segala kalimat umpatannya. Mereka pasti akan bahagia bersama, Hana juga akan mundur dengan sendirinya.
Sayangnya rasa percaya diri dan semangat Jian telah hancur lebur. Jangan tanya bagaimana si posesif membuat seorang insecure terluka dan menjadi penghalang bagi korbannya.
"Makasih," ucap Jian saat keduanya tiba di Apartment Jian, namun Juna menahan wanita itu agar tidak keluar dari mobil.
"Aku akan tetap nunggu kamu, aku mau kamu dampingin aku di pelaminan. Dan aku ga bakal nyerah sampai aku liat kamu nikah sama orang lain."
Juna berbicara penuh emosi, matanya memerah dan lansung melepas tangan Jian dari genggamannya.
Yah, Juna menyerah. Ia tidak ingin Jian merasa tertekan dengan semua keinginannya. Jika keduanya memang berjodoh, mereka pasti akan dipertemukan kembali dengan cara apapun itu.
Jian tidak menjawab ucapan Juna, menoleh pun tidak, ia pergi meninggalkan Juna disana. Berlari ke apartment dengan memukul dadanya kuat, menahan isakan-isakan yang sepertinya akan keluar.
Tepat setelah pintu apartmennya tertutup Jian lansung menyandarkan tubuhnya di pintu, lututnya bergetar hebat hingga Jian tak sanggup lagi berdiri, ia berjongkok memeluk lututnya, menangisi keadaan yang kejam ini.
Ia menyukai Juna, ia suka segalanya tentang Juna, ia juga ingin dipersunting laki-laki itu. Tapi mengapa ada orang ketiga diantara mereka, mengapa ada perbedaan usia yang menonjol diantara mereka.
"Kenapa den?"
Juna yang baru tiba di apartment lansung di beri pertanyaan.
"Bibi belum pulang ya..." lirih Juna.
"Belum. Katanya mau kenalin calonnya, ya bibi tunggu lah,"
Juna mengulum senyum.
"Diminum dulu,"
Juna memandang teh yang dibuat asisten rumah tangganya itu lekat, ia terfikirkan Jian. Bagaimana Jika wanita itu benar-benar menjauh darinya, Juna tidak ingin mencari tambatan yang baru.
"Lagi bertengkar ya sama calonnya?"
Juna membuang nafas kasar dan memandang asisten rumah tangganya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA [AU]
RomanceWanita itu seperti bunga yang layu, tersentuh oleh angin sepoi-sepoi yang membuatnya jatuh. ia dibuang seperti sampah dan diabaikan, hingga tersesat dalam kehampaan. Namun, sang Arjuna datang di tengah kesendirian dan kehampaan itu, ia dipertemukan...