Happy Reading
✨
Yah, dia memang Jeffrey mantan kekasih Jian, karna itulah dia kaget melihat profil milik Jerry.
'Zhao Jerry adiknya Jian?'
Jeffrey membatin, ia lansung mengalihkan pandangan pada Juna yang sibuk mengaduk minumannya.
Sungguh dunia terasa kecil, Jeffrey tidak bisa focus lagi mendengar cerita Haikal, ia terfikir akan gadis yang pernah ia sakiti dan ia buat kecewa itu.
Rasa bersalah kembali datang, ingin sekali rasanya Jeffrey bertemu dengan Jian. Bagaimana keadaan gadis itu sekarang?
"Dia seminggu dirumah sakit, Sakit apa?" tanya Jeffrey penasaran dan memotong ocehan Haikal. Pertanyaan Jeffrey juga membuat Juna tertarik.
"Overdosis Caffeine," jawab Juna.
Seketika Jeffrey lansung mengepalkan tangannya, dia tau sekali bagaimana Jian kesulitan karna minuman itu, kenangan lama terus bermunculan, Jeffrey kembali teringat saat dirinya memaksa Jian meminum kopi hingga gadis itu harus istirahat tiga hari dirumah.
"Overdosis caffeine sampai segitunya?" tanya Jeffrey se normal mungkin.
"Ada penyakit lain juga yang ga bisa gue sebutin, dia juga ada penyakit asam lambung gitu," jelas Juna.
Jeffrey benar-benar mengumpat, mengapa Jian seceroboh itu, sekarang saat dirinya sudah tidak bersama Jian lagi Jeffrey semakin menyesal. Dulu saja ia selalu mengabaikan penyakit Jian, menyalahkan Jian atas penyakitnya dan mengatai Jian dengan kata 'malas berolah raga'.
Jeffrey tidak pernah memberi perhatian pada gadis itu, yang ada hanya menyalahkan Jian dengan alasan 'malas berolah raga'. Tidak peduli apapun masalahnya, Jeffrey akan menghujatnya dengan kata-kata itu, membuat Jian merasa dirinya benar-benar buruk.
Begitulah makan malam berakhir dengan kisah yang diperdendangkan Haikal, setelah acara peresmian dan penyambutan, dilanjutkan dengan saling menyapa, Jeffrey pulang dengan perasaan yang kacau.
Tak ubah dengan Juna yang terlihat sangat tidak bersemangat, kini ia berdiri di hadapan potret Senja di apartmetnnya. Potret yang ia ambil saat Jian kedinginan dan memegang mug berisi coklat panasnya.
Seminggu dirumah sakit, saat Jian menjadi pasiennya adalah saat-saat yang mendebarkan bagi Juna. Biasanya pasien-pasien juna adalah paruh baya atau anak-anak, jarang ia memiliki pasien usia 20 an.
Namun Jian datang dan membutuhkan pertolongan Juna, 3 hari pertama benar-benar terasa berat karna kondisi Jian yang benar-benar tidak stabil. Lalu hari ke-empat ia mulai membuka mata, namun ia terus saja ketakutan. Ia menggenggam tangan adiknya dan terus saja merintih.
"Aku takut, itu suara apa?"
Berulang kali ia berucap seperti itu, rambutnya selalu basah karna keringat, tangannya terus saja mencari pertolonga, jika tidak memegang sesuatu ditangannya ia akan terbangun dengan nafas tersenggal.
Hari berikutnya ia mulai membaik, ia mulai sering terbangun dan mulai meminta ini itu. Namun Juna tidak berani menemuinya, selain pemeriksaan rutin ia tidak berani bertemu Jian, ia memilih untuk mengintip dari pintu ruangan saja.
Kini tidak ada lagi kisah tentang mereka, Juna harap ini bukanlah akhir, namun jika takdir tidak berpihak kepada mereka apa yang bisa Juna perbuat, ia tidak mungkin memaksa Jian untuk bersamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA [AU]
RomantikWanita itu seperti bunga yang layu, tersentuh oleh angin sepoi-sepoi yang membuatnya jatuh. ia dibuang seperti sampah dan diabaikan, hingga tersesat dalam kehampaan. Namun, sang Arjuna datang di tengah kesendirian dan kehampaan itu, ia dipertemukan...