✨ Part 29

2 0 0
                                        

Happy Reading






12:30 WIB

Jian memandang Jam dinding yang sudah menunjukan pukul 12 lebih, netranya juga beralih pada arah pintu yang masih terlihat gelap.

Jian menyudahi tontonannya dan mengambil ponsel miliknya, mulai menghubungi sahabat Jerry satu persatu namun tidak satu pun yang mengangkat panggilannya.

Baiklah, Jian akan menunggu sebentar lagi, tangannya mulai aktif mengetikan pesan dan mengirimnya satu persatu.

Ia mulai mondar mandir di depan pintu dan berulang kali membuat panggilan untuk Jerry.


02:00 WIB

Jam dinding kembali bergema, Jian yang setengah tertidur kembali bangun dan mencari sang adik kekamar, ternyata Jerry masih belum pulang juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam dinding kembali bergema, Jian yang setengah tertidur kembali bangun dan mencari sang adik kekamar, ternyata Jerry masih belum pulang juga.

Kembali ia cek ponselnya dan mendapatkan balasan pesan dari sahabat Jerry satu persatu. Namun tidak ada yang tau dimana Jerry.

Kacau, kemana adiknya itu pergi, tidak mungkin ia menanyakan pada sang ibu kemana adiknya, mereka pasti akan mengkhawatirkan keberadaan Jerry.

Jian kembali duduk di ruang tengah menungu sang adik. Hingga pukul setengah 3 pintu masuk terbuka menampakan Jerry yang baru saja pulang.

"Dari mana?" tanya Jian menghampiri Jerry.

"Lo belum tidur?" tanya sang adik.

"Gimana mau tidur, kalo lo kenapa-kenapa gimana?" Jian mulai mengomel.

"Yaudah sekarang tidur, gue ngantuk."

"Lo dari mana!?" lagi Jian menghentikan Jerry.

"Temen-temen lo gada yang tau lo dimana, gue udah hubungin semuanya!" Jian marah, yah, kali ini Jerry sudah keterlaluan menurutnya. Ia selalu pulang sebelum jam 11 malam dan memberitahu Jian agar tidak khawatir. Lihatlah sekarang apa yang ia lakukan.

"Lo yakin udah hubungin semuanya? Bang Juna juga? kalo lo hubungin dia lo pasti tau gue dimana," cetus Jerry, memandang kelain arah.

"Jangan kayak anak kecil gini deh, gausah sok-sok ngambek karna hal begituan, lagian itu urusan pribadi gue," omel Jian.

"Lo itu yang kayak anak kecil!"

Jerry berbicara dengan nada tinggi, membuat Jian berusaha keras meredam emosinya.

ARJUNA  [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang