✨ Part 42

4 0 0
                                    

Happy Reading






"Loh dek? Kok pulang lagi?" tanya sang ibu heran melihat Jerry yang tadi pagi sibuk dengan kopernya kembali kerumah.

"Kan aku belum punya istri ma, jadi belum beli rumah," sewot Jerry, duduk disamping sang ayah yang sedang mononton TV.

Kini sang ayah hanya bisa mengode sang ibu jika anak bungsu mereka masih merajuk.

"Kamu ga lagi pengen papa beliin rumah kan dek?" goda sang ayah.

"Kan aku udah bilang, aku belum punya istri, nanti kalo udah nikah kayak bang Juna aku ga pulang kesini lagi," kesal Jerry lagi, membuat sang ibu tidak bisa menahan tawanya.

"Aduh dek, umur kamu berapa sih? Diluar sana seumuran kamu udah ada yang jadi bapak lo, kamu masih kayak anak TK," sang ibu tak henti tertawa.

"Setiap orang kan beda-beda," sungut Jerry.

Setelahnya ia mengabaikan sang ibu dan kembali memikirkan Hana yang tadi menolak ajakannya.

Apakah Hana akan baik-baik saja? Ia benar-benar terlihat kacau, ingin sekali Jerry memeluknya membiarkan Hana menangis di bahunya dan berkeluh kesah disana.

Namun yang dilakukan Hana malah sebaliknya, berpura-pura tegar dan bersikap dingin padanya.

Apa yang salah sebenarnya disini? Hana yang terlalu gengsi atau Jerry yang lancang? Sungguh berurusan dengan wanita membuat Jerry pusing sendiri.

"Jian udah kayak dulu lagi ya pa, mama seneng deh liat Jian Happy," ujar sang ibu.

"Iya ma, kita ga salah dapat mantu, Juna kyak udah kenal Jian lama,"jawab sang ayah.

"Iya dong, kan aku yang comblangin, mama papa ga tau sih gimana perjuangan aku buat mereka."

Jerry menggelengkan kepalanya sembari membanggakan diri. Memang dirinya tidak salah membawa Juna kedalam kehidupan Jian, sang kakak yang perhatian dan Juna yang bertanggung jawab dan bisa menuntun Jian lebih baik lagi.

Jika Jian sudah kembali seperti dulu itu artinya dia kekanakan, sama seperti Jerry. Hal itu membuat keduanya sangat cocok karna Juna yang dewasa.

Semoga keluarga mereka selalu diberikan kemudahan dan kebaikan, bumbu pernikahan memang ada, namun dengan niat tulus dan tujuan yang sama semoga keduanya bisa menjalani suka duka kehidupan setelah berumah tangga.







Juna mendorong koper berukuran sedang miliknya dan milik Jian, sang nenek juga ikut mengantar kepergian kedua cucunya itu untuk honeymoon.

"Bang, jangan lupa oleh-oleh," pinta Cahyo bersemangat.

"Apaan sih," sinis Jerry, kali ini karna dirinya tidak diajak Honeymoon. Semua menentang permintaan Jerry yang satu ini.

"Debay juga boleh," lanjut Cahyo menggoda.

"Iihh apaan sih ikan lele, gada debay, enak aja!" omel Jerry membuat nenek Juna yang ikut ke bandara memukul bahu Jerry.

"Omma juga mau cucu," omel wanita tua itu sembari merangkul lengan Jerry yang masih mempoutkan bibirnya.

ARJUNA  [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang