✨ Part 5

3 1 0
                                        

Happy Reading...




Suara pintu terdengar mengalihkan perhatian Jerry, wajah murungnya terlihat sedikit berubah melihat kehadiran Dokter Juna.

"Kenapa? Nangis lagi?"

"Gak kok dok."

Sang Dokter mendekat kearah Jian dan mengambil alih tangan Jian yang ada di genggaman Jerry, merasakan denyut nadi Jian yang terasa normal. Lalu meletakan tangan itu kembali.

"Tangan kak Jian kecil kan dok,"

Juna lagi-lagi tersenyum karna penuturan polos Jerry.

"Cewek emang kecil Jer."

"Kak Jian beda Dok, dia juga lemah, sekali colek aja lansung jatuh," lanjut Jerry, ia terus saja mengatakan Jian itu kecil dan lemah, mengatai Jian sering mengomel, tidak pernah makan banyak dan emosian.

"udah," tenang Juna, memukul pelan bahu Jerry yang sudah berkaca-kaca.

"Nanti kak Jian bangun."

"Dokter bohong, kemaren bilangnya hari ini bangun, nyatanya?" kesal Jerry.

"Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha Jer, sisanya Allah yang atur," tenang Juna.

"Korban FTV lo dok," guman Jerry.

Ia lansung berpaling dari Juna dan duduk di sofa, Dokter itu terlihat sedikit merasa bersalah setelah menjelaskan semuanya pada Jerry, bukan hanya Jerry yang terkejut, Juna juga dibuat shock dengan hasil test Jian.

Juna fikir Jian memang pendiam dan tidak peduli sekitarnya, ternyata wanita itu sedang berada di fase yang membutuhkan bantuan orang lain.

"Kan.. semuanya gara-gara dia," lagi Jerry berguman tentang 'Dia'.

Juna mendekat kearah bocah itu dan menghentikan Jerry memukul lengan sofa, Jerry masih terlalu emosi, ia bisa saja mencari 'dia' yang sering Jerry sebut-sebut saat berbicara dengan Lusi itu.

Juna tidak tau siapa 'dia' yang dimaksud, namun Jerry sering mengatakan jika Jian seperti ini gara-gara 'dia'. Kalimat itu semakin sering muncul setelah Jerry mengetahui jika sang kakak depresi.

"Jadi gimana bintangnya? Udah full,?" tanya Juna mengalihkan topic.

Jerry yang duduk di sofa, hanya melirik Juna tidak suka dan menggeser duduknya. Sepertinya Juna harus membujuk Jerry untuk mengembalikan moodnya lagi.

Susah memang, karena Juna tidak ahli dalam bidang bujuk membujuk, Juna harus mati-matian membujuk Jerry dengan segala ke kakuan yang ia miliki. Yah, Juna tidak tau apa yang Jerry suka selain game, hanya itulah yang bisa Juna jadikan topik untuk membuat Jerry menghilangkan sedikit emosi dan kecemasaannya.

namun perlahan Jerry bisa luluh juga, terlebih saat Juna memberinya password Wifi rumah sakit, Jerry lansung meminta Juna menjadi kakaknya, bahkan bocah itu tidak memanggil Juna pak Dokter lagi, melainkan 'Bang Juna'.

Juna fikir akan sulit, nyatanya tidak. Lihatlah senyum Jerry yang mulai terukir akibat usaha Juna, hingga Lusi yang datang membawa makanan pun tidak di hiraukan.

Lusi memang sengaja membawakan makanan untuk keduanya, hari ini hari terakhirnya ke rumah sakit, Lusi harus tetap tinggal dirumah sebelum pernikahannya.

Awalnya Lusi bingung mencari keberadaan Juna, namun dirinya benar-benar terkejut saat menjumpai Dokter itu diruang inap Jian. Padahal Lusi sudah mencarinya ke kantin untuk makan siang.

ARJUNA  [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang