Happy Reading......
✨
"Jun..." panggil Hana lagi.
"Kamu bilang apa ke Jian?" Juna berbalik dan lansung mendesak Hana dengan pertanyaannya.
"Kenapa? Dia marahin kamu?" tanya Hana balik.
"Jawab pertanyaan aku!" Juna berbicara penuh tekanan.
"Aku ga bilang apa-apa," jawab Hana berusaha tidak membuat kontak mata dengan Juna.
"Mau sampai kapan kamu kayak gini?"
"Jun, pernah ga sih kamu sekali aja mandang aku sebagai wanita?" bukannya menjawab, Hana malah balik bertanya.
"Dari dulu aku udah lakuin, aku juga menghormati kamu sebagai wanita, tapi kamu malah merendahkan harga diri kamu sendiri!" tegas Juna penuh penekanan.
Jawaban monohok itu pun berhasil membuat Hana berkaca-kaca pagi ini.
"Aku sayang kamu Jun....." lirihnya.
"Aku tahu, tapi kamu ga bisa maksa aku buat balas perasaan kamu."
Juna meninggalkan Hana disana, ia harus tega melakukan itu agar Hana sadar.
Pagi yang sangat kacau, Juna tidak semangat untuk bekerja, namun ia harus professional. Ia harus melakukan semua seperti seharusnya, seperti menyapa pasien dengan senyum terbaiknya, dan memberikan candaan agar rumah sakit tidak menjadi tempat paling menakutkan untuk mereka yang ingin sembuh.
Juna berhasil melakukan semua itu, walau tenaganya terkuras habis, terlebih melihat pesannya yang tidak satupun dibalas Jian.
Hari ini terasa begitu kelam, terlebih rintik hujan membuatnya lebih dramatis. Waktu berlalu begitu saja tanpa ada sesuatu yang bermakna.
"Bibi balek ya, makanan udah bibi panasin, tinggal di makan aja," pesan asisten rumah tangganya.
"Ya bi, hati-hati."
Juna menutup pintu apartmentnya dan masuk, memang sang ibu selalu menyuruh asisten rumah tangga mereka untuk datang seminggu sekali ke apartment Juna dan mengurus segala keperluan Juna, seperti mengurus stok makanan, merapikan pakaian dan beres-beres rumah.
Namun tanpa disuruh pun Juna sudah mengurus pekerjaan rumah dengan baik, mungkin hanya menyetrika pakaiannya saja yang tidak.
Juna duduk di meja makan sembari meminum air mineral yang ia ambil dari dalam kulkas.
Apa yang terjadi sebenarnya, apa yang sudah Hana katakan pada Jian hingga wanita itu berubah drastis setelah pengaduan Hana.
Pesannya tidak balas, panggilannya diabaikan begitu saja. Sungguh, apa Juna harus mengulangnya dari awal lagi? Juna tidak masalah asal Jian kembali seperti yang kemarin.
Juna membuang nafas kasar dan berlalu ke kamarnya, membersihkan diri dan mengganti pakaiannya dengan pajama.
Ia kembali memperhatikan ponsel miliknya, Juna akan mencobanya sekali lagi. Membuat panggilan untuk Jian dan menunggu Jian mengangkat telfon.
Namun semuanya Nihil, lagi Jian tidak mengangkat telfonnya, hingga kalimat terakhir yang tersisa hanya ucapan selamat malam.
💬Good Night.
"Good Night..." lirih Jian membaca pesan Juna.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA [AU]
RomanceWanita itu seperti bunga yang layu, tersentuh oleh angin sepoi-sepoi yang membuatnya jatuh. ia dibuang seperti sampah dan diabaikan, hingga tersesat dalam kehampaan. Namun, sang Arjuna datang di tengah kesendirian dan kehampaan itu, ia dipertemukan...