✨ Part 35

5 0 0
                                        

Happy Reading







"Aku lagi ngambek, jangan diganggu," cetus Jian.

Benar-benar lucu dimata Juna, wanita itu benar-benar terlihat seperti adiknya, membuat Juna lebih bersemangat menggodanya.

"Aku mau pulang!" rengek Jian.

"Iya, ini kan jalan pulang," jawab Juna menyamakan langkahnya dengan Jian dan memandang wanita itu.

Jian hanya diam diperjalanan pulangnya, ia merajuk seraya berfikir. Mungkin yang dikatakan Juna benar, namun Jian masih sayang pekerjaannya, banyak keringat dan usaha yang ia lakukan untuk sampai ke posisinya sekarang.

Tanpa sengaja, buah dari patah hati terdalamnya menjadikan Jian gila kerja dan haus akan problema yang berbau pekerjaan. Bisakah Jian satu minggu saja tidak berdebat? Harusnya bisa. Dulu debat adalah salah satu pelampiasan emosi terbaiknya saat terluka, seperti Jian tidak membutuhkan hal itu lagi sekarang.

"Udah, jangan ngambek lagi, sekarang istirahat ya, jangan sampai sakit. lusa kita lamaran kan," tutur Juna, lagi-lagi menggoda Jian.

"Hmmmm, aku masuk dulu."

Yah, Jian masih merajuk, terlihat sangat lucu di mata Juna. Biasanya Jian akan memberi tawaran masuk pada dokter itu, berbeda sekarang dirinya menyelonong masuk ke apartmentnya.

Seperti yang sudah Juna katakan sebelumnya, wanita itu memiliki dari rendah, daya tahan tubuhnya juga lemah, Juna sering khawatir jika wanita itu kelelahan, Wanita itu sangat mudah terserang penyakit.

Arjunanya itu sudah berjanji akan merawat Jian, ia juga tahu riwayat penyakit calon istrinya itu, Juna tidak akan diam saja jika bahaya mengintai Jian.

Dan benar saja, ketakutan Juna terbukti dengan hari ini Jian tidak masuk kerja, tubuhnya panas, wanita itu kelelahan setelah bermain-main dengan angin malam.

Jian tidak bisa berucap lagi saat Juna memberi ceramah panjang lebar dari sambungan telfonnya. Sepertinya Jian benar-benar akan berhenti bekerja dalam waktu dekat.

"Kayaknya gue mau resign deh qi."

Yah, Yuki sedang berada di apartment atas permintaan Juna. wanita itu juga meminta Juna untuk merahasiakan keadaannya dari keluarga Jian, karna besok adalah hari lamaran mereka.

"Yaa menurut gue sih gapapa."

Yuki memperbaiki duduknya dan memulai curhat singkatnya. Ia cukup kewalahan setelah berumah tangga, bahkan Yuki sudah hidup mandiri sejak SMP, namun mengurus rumah dengan dua orang sekaligus membuatnya kewalahan. Lagi pula suaminya lebih suka Yuki dirumah.

Beruntunglah memiliki suami yang tau dengan kewajibannya, yang mampu menanggung dan menafkahi keluarga.

"Sekarang lo istirahat, ntar malam keluarga lo jemput kan. Awas aja panas lo belum turun," celoteh Yuki memperbaiki selimut Jian dan memaksa wanita itu tidur.







ARJUNA  [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang