Happy Reading
✨
21:00 WIB
Suara mobil mengintrupsi kegiatan Jian dan assistant rumah tangganya yang sedang menonton TV. Jian memang memperlakukan mereka seperti orang tua yang wajib dihormati, dan dijadikan teman juga.
"Tuan udah pulang Non," ucap wanita tua yang duduk disamping Jian.
Senyum manis terukir di bibir Jian, ia bergegas membukakan pintu untuk suami tercinta, sementara wanita tua itu membereskan bantal sofa yang berserakan dilantai dan kembali ke tempat mereka.
Ckkleekk
Jian mencondongkan kepalanya dan tersenyum manis pada Juna.
Benar-benar disiram ribuan energy positif, wajah lelah Juna berseri kembali melihat senyum manis yang sang istri hadiahkan untuknya.
Sontak Juna lansung memberikan pelukan hangat pada Jian.
"Mmmm... pak Dokter pasti capek," ucap Jian saat berada dalam dekapan Juna.
"Ga kok, abis liat kamu capeknya ilang," goda Juna mengecup kening istrinya. Jian pun melepas pelukannya dan menggandeng suami tercintanya masuk.
"Kamu udah makan?" tanya Jian.
"Udah."
"Mau dibikinin minum?" tanya Jian lagi.
"Ga usah sayang, aku mau mandi aja ya," jawab Juna seraya mengacak rambut Jian gemas.
Jian hanya memandang suaminya sinis, sementara Juna tertawa menang kearah kamar mandi. Membuat Jian kesal adalah kesenangan barunya.
Jian pun beralih membereskan pakaian kotor suaminya dan meletakan piama di tempat tidur, lalu ke dapur mengambil air mineral untuk keduanya.
Suaminya terlihat begitu Lelah, ia harus ditempa dengan banyak ilmu karna sebentar lagi akan menjadi salah satu petinggi rumah sakit, belum lagi untuk program spesialist-nya, Juna memang sempat menolak namun sang ayah tetap saja memaksa Juna melakukan itu.
Lagipula untuk menjadi dokter besar di rumah sakit, Juna harus memilki banyak ilmu dan pengalaman terlebih dahulu. Jian harap Juna bisa menerimanya seiring dengan berjalannya waktu.
Kini Jian telah kembali dari dapur, sementara Juna sudah siap dengan pajamanya, dokter itu sedang mencarger ponselnya sekarang.
Lalu memandang sang istri yang tengah meletakan minuman di nakas. Jian indah jika dilihat dari sudut manapun, Juna selalu merindukannya kapanpun itu.
Dengan Jahilnya tangan Juna lansung menarik pinggang Jian dan memeluknya erat. Tak lupa menjatuhkan Jian diranjang dan membungkus tubuh kecil itu dengan selimut.
"Juuuuun," protes Jian.
"Tidur, udah malam," titah Juna, memeluk erat tubuh Jian dan mulai memejamkan mata.
Sepertinya dokter itu benar-benar kelelahan. Baru tiga hari Juna kembali bekerja, namun karna pekerjaan mengharuskannya pulang lebih larut dari sebelumnya.
Jian yang masih belum tidur pun mulai memandang wajah lelah itu, memberi usapan lembut di wajah Juna, membuat empunya terusik.
"Kamu ga tidur?" lirih Juna.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA [AU]
RomanceWanita itu seperti bunga yang layu, tersentuh oleh angin sepoi-sepoi yang membuatnya jatuh. ia dibuang seperti sampah dan diabaikan, hingga tersesat dalam kehampaan. Namun, sang Arjuna datang di tengah kesendirian dan kehampaan itu, ia dipertemukan...
![ARJUNA [AU]](https://img.wattpad.com/cover/341581367-64-k798514.jpg)