Tak akan ada ceritanya hati manusia menjadi lebih tegar jika tidak melewatkan banyak kejadian mengejutkan. Begitulah cara Tuhan mendidik hati hamba.
____________________
Segerombolan perempuan memakai pakaian syari keluar dari dalam mini bus menuju gerbang kecil. Ada satu orang laki-laki yang menjadi supir nampak mengedarkan pandangan ke segala arah. Seorang perempuan dengan tubuh langsing keluar dari dalam gerbang, memakai kerudung yang lebih mirip mukena dan memberikan segepok uang dalam amplop. Keduanya bersalaman. Tak lama si wanita masuk, mata pengemudi itu memincing. Dikeluarkannya benda tersembunyi dari balik kerah kemeja.
"Lintang 1, lintang 1."
"Lintang 1 masuk."
"Target sudah masuk perangkap."
"Bagus. Galintang, ikuti komando."
"Siap."
"Siap."
"Bergerak perlahan sesuai tugas masing-masing, tetap siaga kawasan."
"Laksanakan, Komandan!" jawab suara lainnya dalam HT diikuti ia.
Abun yang menyabotase mini bus pengangkut wanita yang katanya akan kajian itu men-dial nomor Ibu tadi.
"Ada apa ya Kang?" tanya Ibu itu yang kini tak memakai kerudung. Hanya kepala yang muncul dari balik gerbang.
"Ibu! Saya sudah hitung uang yang Ibu kasih, ini gak sesuai. Kumaha si Ibu teh! Nyupir ti Bandung lain deukeut, Bu!" protes Abun.
"Masa sih Kang? Udah saya hitung berkali-kali!" Akhirnya wanita itu keluar. Abun sedikit mengalihkan pandangan ketika melihat penampilan Ibu yang tak lagi muda namun memakai baju dengan paha terekspos. Pantas saja hanya memunculkan kepala.
Seorang pria dari belokan sempit di sebelah rumah itu memberikan isyarat pada Abun untuk mengalihkan perhatian. Dirinya memanjat pagar samping dengan leluasa.
"Lintang 3 sudah masuk area." Suara Setya ditangkap oleh pria lain yang berada di dalam rumah.
Di rumah yang ternyata dalamnya megah itu, si pria mengelabui dengan turut berpakaian wanita. Memakai kerudung, wajahnya tertutup kain.
"Buka kali, Prita ... udah di tempat nih," kata wanita berpostur semampai.
Azmi berlatih suara wanita dalam hati, begitu suaranya keluar ia mengatakan, "Emang kamu percaya sama Mami? Kita baru lho disini."
"Ah elah ... mau baru mau lama, testimoni disini udah jempolan, bayarannya juga bagus, lu kan butuh duit." Wanita itu benar-benar semangat.
"Yaudah kamu lanjutin lagi aja, Yas. Aku mau ganti baju dulu," ujar Azmi. Pria itu menggeram dalam hati lumayan geli dengan dirinya. Yas meninggalkannya dan lanjut bermain kartu lagi bersama wanita lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUADRANT : Menjadi Seperempat Bagian Takdirku
SpiritualBagaimana jika ternyata tukang kacang tiba-tiba mengungkap kasus muncikari? Hidup Agiska Humaira sudah penuh tekanan karena sosok Ibu yang tak bisa ia jadikan surga. Ditambah pula kejadian penangkapan yang sekaligus membuatnya mengetahui fakta bahwa...