Q9 : Mas Ali

5.6K 404 5
                                    

Tak bisa dipaksa timbulnya perasaan berubah cepat jadi cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak bisa dipaksa timbulnya perasaan berubah cepat jadi cinta. Entah kemana laju arahnya, siapa orangnya, kapan tepatnya. Hati manusia seringkali berubah tak selalu sama sesuai keinginan.

____________________

"Dia bangkrut ya jualan kacang?" tanya Giska menyadari keabsenan tukang kacang alien di depan sekolah anak usia dini.

Menurut Giska, pria itu benar-benar membingungkan. Terlepas dua hari sejak ajuan Ghazi memintanya menjadi istri, sosok itu menghilang bahkan sekadar bayang-bayang. Baguslah, sadar diri. Tapi mohon maaf hati saya bukan tempat parkir!

Satu mata Chelsea tertutup, bibirnya bergerak-gerak. Tatapannya menjengkelkan.

"Kenape muke lu?"

"Nggak ... lu nyariin Abang Ghazi ya, Neng?" Chelsea menjawil dagu Giska.

Wajah Giska kentara sangat enggan. "Ngapain gue cari? Gak ada kepentingan."

"Gak ada kepentingan tapi nyariin lu sampai minta tanda tangan?" Chelsea masih usil. "Jangan bohong, Mai ... ada cerita apa lu sama pria berseragam hitam dibalik 'Siap, Komandan!', sejauh apa lu sama Abang Ghazi?"

"Dia cuma sasaeng, paham?" Giska menggeram. "Lagian gue juga sering minta tanda tangan Pak Hilal, lu gak nanya gue ada apa sama dia? Hah?"

Bola mata Chelsea memutar. "Terus gue harus nyangka lu istri kedua Pak Hilal?"

"Gak semua orang minta tanda tangan itu artinya ada apa-apa."

"Gue cuma ada feeling aja lu sama Abang Ghazi itu—" Chelsea menepukkan tangannya sekali. Segara ia menghadapkan diri pada Giska. "Mai lu tau gak? Kayaknya gue punya kemampuan cenayang!"

"Hah?" Giska tak habis pikir.

Kepala Chelsea terangguk beberapa kali antusias. "Burung perkutut tetangga gue ilang, terus gue punya firasat dia bakal balik lagi tapi dalam keadaan bawa pasangan. Katanya kan kalau pelihara burung perkutut itu simbol keberuntungan. Nah gue juga sampai kebawa mimpi, yang punya itu ketiban rezeki. Dan lu tau gak?"

Giska jadi ikut terhanyut. Rasanya menanti kelanjutan cerita Chelsea jadi mengalihkan fokusnya menanti kedatangan metromini. Suara Chelsea yang serak-serak basah seakan ia sedang bercerita horror di tengah suasana malam sunyi.

"Pagi tadi, itu perkutut beneran balik. Bener bawa pasangan! Tapi ...."

"Tapi?"

"Yang punya bukan ketiban rezeki, tapi ketiban tragedi. Istrinya meninggal kecelakaan di Tol Jagorawi."

Tangan Giska sontak menutup mulut. "Innalillahi wa innailaihi roojiun ... terus?"

"Terus itu perkutut diterbangin lagi, katanya gak sopan. Burung datang bawa pasangan, sedangkan yang punya malah kehilangan pasangan."

QUADRANT : Menjadi Seperempat Bagian TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang